Jumat, 29 September 2023

Nasib miris pejabat fungsional tertua kementerian agama

 

Nasib miris pejabat fungsional tertua kementerian agama, mungkin itulah ungkapan dari sebagian besar kawan-kawan penyuluh seantero nusantara. Penyuluh yang digadang-gadang sebagai garda terdepan kementerian agama bersentuhan langsung dengan masyarakat memberikan bimbingan penyuluhan dan pembangunan kepada masyarakat dengan bahasa agama.

Awalnya penyuluh agama adalah satu-satunya jabatan fungsional binaan langsung kementerian agama, setelahnya baru jabatan fungsional penghulu, namun yang lahir kemudian "sibungsu" justru mendapatkan perlakuan lebih oleh negara dari "sisulung". Kenapa tidak, sibungsu disamping jabatan fungsionalnya bisa mendapatkan/mengisi jabatan tambahan sebagai kepala KUA, sementara sisulung tidak. Sibungsu setiap melangsungkan pernikahan di luar KUA memperoleh tambahan tunjangan profesi dan transportasi, sementara sisulung walaupun jauh ke pelosok negeri harus mengeruk kocek sendiri bahkan untuk perjalanan dinas luar kota saat rapat dinas di kanwilpun banyak yang tak terakomodir, SPDnya tak dapat dicairkan.  Serasa menumpang di rumah sendiri.

Begitulah sekelumit cerita kawan-kawan penyuluh, bahkan ada penyuluh yang diminta membuat laporan BOP (Biaya Operasional) KUA, namun tak bisa diakomodir SPDnya dengan alasan untuk SPD Kepala KUA saja tidak mencukupi. Belum lagi cerita, kesempatan penyuluh untuk diklat fungsional sangat tak memadai, jadilah ia pionir tanpa bisa mempersenjatai diri dengan skill dan kompetensi tapi diharapkan bakti dan keberhasilan tugas-tugasnya.

Akhirnya, penyuluh mencari hikmah "lelahnya menjadi LILLAH". 

Selamat kawan-kawan penyuluh agama yang dilantik menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kab/Kota, semoga tetap "lelahnya menjadi LILLAH". Semangat Pagi...!!! Pagi...Pagi...Pagi...!!!

Tidak ada komentar: