Budayakan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama Integritas Profesionalitas Inovasi Tanggung Jawab dan Keteladanan
Rabu, 22 November 2023
Senin, 20 November 2023
Sabtu, 18 November 2023
Jumat, 17 November 2023
Khutbah Jum'at: Zikir Produktif Bersyukur & Bersabar dalam Hidup
Zikir Produktif (Bersyukur & Bersabar dalam
Hidup)
Oleh:
Wahyu Salim
Masjid
Muhajirin Terminal Bukit Surungan
17 November 2023
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ
هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ
ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ.
Ma’asysyiral
Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumulllah
Tema Khutbah kita kali
ini adalah
Memperbanyak Zikir akan Membuat kita Bersyukur & Bersabar dalam Hidup
Kita dasari pada firman
Allah SWTQS. Ali Imran ayat 191 dan QS. Al-Ahzab
ayat 41:
Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman:
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا
وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah
kami dari azab neraka. Āli ‘Imrān [3]:191
Orang-orang berakal
yaitu orang-orang yang senantiasa memikirkan ciptaan Allah, merenungkan
keindahan ciptaan-Nya, kemudian dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat kauniyah
yang terbentang di jagat raya ini, seraya berzikir kepada Allah dengan hati,
lisan, dan anggota tubuh. Mereka mengingat Allah sambil berdiri dan berjalan
dengan melakukan aktivitas kehidupan. Mereka berzikir kepada-Nya seraya duduk
di majelis-majelis zikir atau masjid, atau berzikir kepada-Nya dalam keadaan
berbaring menjelang tidur dan saat istirahat setelah beraktivitas, dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sebagai bukti kekuasaan Allah
yang Mahaagung seraya berkata, “Ya Tuhan kami! Kami bersaksi bahwa tidaklah
Engkau menciptakan semua ini sia-sia melainkan mempunyai hikmah dan tujuan di
balik ciptaan itu semua. Mahasuci Engkau, kami bersaksi tiada sekutu bagi-Mu.
Kami mohon kiranya Engkau melimpahkan taufik agar kami mampu beramal saleh
dalam rangka menjalankan perintah-Mu, dan lindungilah kami dari murka-Mu sehingga
kami selamat dari azab neraka.
Ma’asysyiral
Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumulllah
Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا
كَثِيْرًاۙ
Wahai orang-orang yang
beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya Al-Aḥzāb [33]:41
Pada ayat ini, Allah
menganjurkan kepada semua orang beriman kepada Allah dan rasul-Nya supaya
banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan
hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan
segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka
diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan
menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya. Berzikir dan
bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab
ketika itu seakan-akan seseorang hidup kembali setelah mati, untuk menghadapi
hidup yang baru. Diperintahkan juga bertasbih pada sore hari karena pada saat
itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang
hari. Zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan
taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik,
dan dapat memperoleh rezeki untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi
keluarganya. Dengan banyak zikir, ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan
untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu, ia dapat pula meneliti perbuatan
yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.
Bila kita sering
berzikir kita diuji Allah SWT dengan kesulitan dan masalah dalam kehidupan ini,
maka zikir kita itu akan membentuk diri kita menjadi orang yang bersabar.
Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman:
وَاسْتَعِيْنُوْا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, Al-Baqarah [2]:45
Ma’asysyiral
Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumulllah
Yang dimaksud dengan
“sabar” di sini ialah sikap dan perilaku sebagai berikut:
1. Tabah menghadapi
kenyataan yang terjadi, tidak panik, tetapi tetap mampu mengendalikan emosi.
2. Dengan tenang
menerima kenyataan dan memikirkan mengapa hal itu terjadi, apa sebabnya dan
bagaimana cara mengatasinya dengan sebaik-baiknya.
3. Dengan tenang dan
penuh perhitungan serta tawakal melakukan perbaikan dengan menghindari
sebab-sebab kegagalan dan melakukan antisipasi secara lebih tepat berdasar
pengalaman.
Bersikap sabar berarti
mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhkan diri dari
larangan-larangan-Nya, dengan cara mengekang syahwat dan hawa nafsu dari semua
perbuatan yang terlarang. Melakukan salat dapat mencegah kita dari
perbuatan-perbuatan yang tidak baik, dan dengan salat itu pula kita selalu
ingat kepada Allah, sehingga hal itu akan menghalangi kita dari
perbuatan-perbuatan yang jelek, baik diketahui orang lain, maupun tidak. Salat
adalah ibadah yang sangat utama di mana kita dapat bermunajat kepada Allah lima
kali setiap hari. كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى
(رواه أحمد) “
Rasulullah saw, apabila
menghadapi masalah berat, beliau salat”. (Riwayat Aḥmad).
Melakukan salat dirasakan berat dan sukar, kecuali oleh orang-orang yang
khusyuk, yaitu orang yang benar-benar beriman dan taat kepada Allah, dan
melakukan perintah-perintah-Nya dengan ikhlas karena mengharapkan rida-Nya
semata, serta memelihara diri dari azab-Nya. Bagi orang yang khusyuk,
melaksanakan salat tidaklah dirasakan berat, sebab pada saat-saat tersebut
mereka tekun dan tenggelam dalam bermunajat kepada Allah sehingga mereka tidak
lagi merasakan dan mengingat sesuatu yang lain, baik berupa kesukaran maupun
penderitaan yang mereka alami sebelumnya. Mengenai hal ini, Rasulullah saw
bersabda:
وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِيْ فِى الصَّلاَةِ (رواه أحمد و
النسائي)
“Dan dijadikan
ketenangan hatiku di dalam salat” (Riwayat Aḥmad dan an-Nasā’ī).
Ini disebabkan karena
ketekunannya dalam melakukan salat merupakan sesuatu yang amat menyenangkan
baginya, sedang urusan-urusan duniawi dianggap melelahkan. Di samping itu
mereka penuh pengharapan menanti-nanti pahala dari Allah atas ibadah tersebut
sehingga berbagai kesukaran dalam melaksanakannya dapat diatasi dengan mudah.
Hal ini tidak mengherankan, sebab orang yang mengetahui hakikat dari apa yang
dicarinya niscaya ringan baginya untuk mengorbankan apa saja untuk
memperolehnya. Orang yang yakin bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih
besar dari apa yang telah diberikannya niscaya ia merasa ringan untuk
memberikan kepada orang lain apa saja yang dimilikinya.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.