Jumat, 26 Juli 2024

KHUTBAH JUM'AT: BANGGA MENJADI MUSLIM


KHUTBAH PERTAMA:
BANGGA MENJADI MUSLIM

MUQADDIMAH

PUJI SYUKUR

SHALAWAT

TAUSHIYYAH TAQWA

DASAR: AL-BAQARAH AYAT 208; ALI IMRAN AYAT19, 85, 102 & AL-MAIDAH AYAT 3

Ma'asysyriral Muslimin Jamaah jum'ar Rahimakumullah,

Kalau kita perhatikan kondisi umat Islam akhir-akhir ini, kita dapat menemukan sebagian atau sebagian besar umat Islam telah terjangkiti suatu penyakit yang disebut ISLAMOPHOBIA, yaitu ketakutan; kebencian; prasangka terhadap ajaran Islam dan orang Islam dalam berbagai aspek kehidupan, yang dianggap anti kemajuan, suka kekerasan, terorisme; identik dengan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Sebenarnya penyakit islamophobia ini terjangkit pada kalangan non muslim, namun parahnya justru dialami di kalangan umat Islam. Kita kehilangan kebanggaaan dan kemuliaan sebagai orang Islam padahal Islam TINGGI TIDAK ADA YANG LEBIH TINGGI DARI ISLAM (HR. BUKHARI MUSLIM). Akhirnya jatuhlah umat Islam itu kepada paham sekularisme, westernisasi, hedonisme. 

Kenapa itu terjadi karena kita TIDAK PAHAM DENGAN AGAMA KITA SENDIRI. Maka penting bagi kita untuk FAHMUL ISLAM; memahami ISLAM dengan sebenarnya.

Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah,

Islam secara bahasa berasal dari kata ASLAMA, YUSLIMU, ISLAAMAN, yang artinya tunduk, patuh, berserah diri, selamat, damai & bahagia. Maka apabila ada orang Islam belum tunduk, belum patuh, belum berserah diri, belum selamat, belum damai dan belum bahagia berarti ia belum mencapai dan belum merasakan hakikat Islam yang sebenarnya. Orangnya disebut MUSLIM; Khitab bil-ismi yadullu 'alatstsubuti wal-istimrar > Walaa tamutunna illaa wantum muslimuun. Setiap waktu harus melaksanakan ajaran Islam; baik pagi hari sore hari malam hari; mau di masjid, pasar ataupun di kantor atau dimana saja berada. >>>>>ittaqillah haistuma kunta......

Islam secara istilah sebagaimana yang disebutkan Muhammad ibn Abd al-Wahhab dalam kita Ushul al-Stalastah yaitu: 

"ISLAM HUWA AL-ISTISLAAMU LILLAHI BITTAUHIIDI LAHU WAL-INQIYAADU BITHTHA'AH WAL-IBTI'ADU 'ANISYSYIRKI"

Artinya: Berserah diri kepada Allah dengan cara men-tauhidkan-Nya, dan menundukkan diri dengan cara mentaati-Nya dan menjauhkan diri dari perbuatan syirik.

Dengan demikian ciri atau karakter Islam:

1. Berserah diri, yaitu berserah diri hanya kepada Allah, tidak kepada seseorang, benda ataupun makhluq.

2. Mentauhidkan Allah SWT dengan meyakini seyakin-yakinnya TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH yang wajib beribadah hanya kepada-NYA yang Maha Pencipta & berwenang menetapkan hukum atau ajaran.

3. Tunduk hanya kepada Allah dengan cara mentaati perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya tanpa terkecuali; baik ajaran bersifat keimanan, ibadah spt dalam rukun Islam sholat, zakat, puasa maupun haji yang mengatur kewajiban personal maupun ajaran yang terkait hubungan bermasyarakat.

Tiga karakter Islam ini sudah ada semenjak manusia pertama Nabi Adam, terus nabi dan rasul sesudahnya sampai Nabi Muhammad SAW. 

Dengan ditunjuknya Nabi MUhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir maka Islam didefinisikan sebagai Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan al-Qur'an & Sunnah berisikan petunjuk atau pedoman hidup di seluruh aspek kehidupan yang membawa kepada kebahagiaan, keselamatan hidup dunia dan akhirat.

Maka oleh karena itu wahai kaum muslimin jamaah jum'at rahimakumullah, mari kita kembalikan kebanggaan dan kemuliaan kita sebagai seorang muslim dengan memahami dan mengamalkan ajaran agama kita dengan sempurna, totalitas dan maksimal;

Ingatlah firman Allah SWT: 

AL-BAQARAH AYAT 208; >>>>>>masuk Islam secara total

ALI IMRAN AYAT19 >>>>>>> Islam agama yang diredhoi, 85 >>>>>>>>Jangan cari agama selain Islam, 102 >>>>>>>taqwa dengan sebenar-benarnya & 

AL-MAIDAH AYAT 3 >>>>>>>>>agama yang sempurna

________________________________________________

KHUTBAH KEDUA:




 

Kamis, 18 Juli 2024

GIAT PENYULUH: RAWAT BUMI TEBAR MODERASI DI SMAN 1 SUMATERA BARAT



RAWAT BUMI TEBAR MODERASI

di SMAN 1 SUMATERA BARAT
KERJA SAMA IPARI KOTA PADANG PANJANG, PENYULUH KEHUTANAN & SMAN 1 SUMATERA BARAT
Upaya rawat bumi dan tebar moderasi beragama memang bisa menjadi upaya yang signifikan dalam melestarikan lingkungan. Rawat bumi mencakup berbagai praktik konservasi seperti pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, penanaman pohon, perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Sedangkan tebar moderasi beragama mengacu pada pendekatan untuk mendorong perilaku yang lebih ramah lingkungan melalui pendidikan dan pengarahan agama atau kepercayaan kepada masyarakat.
Beberapa cara untuk mengintegrasikan kedua upaya ini meliputi:
  1. Pendidikan dan Kesadaran: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui perspektif agama atau spiritual.
  2. Praktik Konservasi: Mendorong praktik-praktik seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang bijaksana, dan pelestarian hutan.
  3. Kemitraan Antaragama: Membangun kemitraan antaragama untuk melakukan aksi konkret dalam menjaga lingkungan.
Kombinasi dari rawat bumi dan tebar moderasi beragama dapat memberikan landasan moral dan praktis yang kuat untuk mendukung keberlanjutan lingkungan hidup bagi generasi mendatang.
Dalam mewujudkan hal tersebut, penyuluh agama Islam Kota Padang Panjang bersama dengan Penyuluh Kehutanan & Sekolah berkolaborasi dalam berbagai program kegiatan.

Jumat, 12 Juli 2024

Bergerak Tiada Henti




 

SAPA UMAT & VISITASI LAPANGAN ADVOKASI



 




Visitasi Lapangan Advokasi Pendirian Rumah Ibadah ke Masjid Baitul Haq Gumala (12/7)
SAPA UMAT pemetaan kemampuan ibadah & tilawah umat sekaligus penyerahan bantuan Al-Qur'an "One Muslim One Qur'an" (Jum'at, 12/7)


Jumat, 05 Juli 2024

BERATNYA MERUBAH DIRI


Belum pernah dalam sejarah baru kali ini di sini, 26 hari menjelang pensiun seorang kakak melantik adiknya dalam jabatan administrasi pengawas sebagai Kasi Bimas Islam pada Kantor Kementerian Agama Kota Padang Panjang; Ini bukan KKN tapi hanya sebuah realita dalam pembangunan zona integritas dan wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani. Komitmen hanya bisa di atas kertas atau di banner yang terpajang atau pada retorika belaka, masih sulit diwujudkan dalam kehidupan nyata. Kenapa tidak menunggu kepala baru atau lantik saja yang lain secara daftar urut kepangkatan (DUK) lebih layak untuk dipertimbangkan. Jawabannya mungkin soal momentum saja, kapan lagi? Yach demikianlah realita dunia birokrasi kita....sulit untuk berubah. Mulailah dari diri sendiri, mulai saat ini dan mulai dari hal sederhana. #agenperubahan