Refleksi Jelang 20 Tahun Pengabdian Tak Bertepi sebagai PNS di Hari KORPRI 2024
Oleh: Wahyu Salim
Dua puluh tahun. Waktu yang tidak singkat, tetapi juga terasa berlalu begitu cepat ketika diisi dengan pengabdian yang penuh makna. Hari KORPRI 2024 ini menjadi momen yang sangat istimewa bagi saya, karena hampir dua dekade sudah saya menjalani perjalanan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Refleksi ini saya tuliskan bukan sekadar untuk mengenang, tetapi juga sebagai pengingat betapa berharganya setiap langkah dalam melayani umat & negeri. Kesempatan ini membuat rasa syukur melimpah buncah. Alhamdulillah Ya.. Allah...
Perjalanan yang Penuh Pelajaran
Lewati 6 kali tes, pernah gagal di wawancara akhirnya diterima juga menjadi PNS, dua puluh tahun yang lalu, saya melangkahkan kaki pertama kali ke dunia birokrasi dengan semangat tak kenal lelah dan putus asa, melanjutkan sanad kiprah orang tua di Departemen Agama. Sekian kali gagal sempat membuat rasa pesimis, saat itu "mande" mengingatkan zaman pasti berubah, cobalah...Insya Allah akan tiba masanya. Menghormati mande, akhirnya ikut juga mendaftar sampai akhirnya diterima sebagai CPNS. Gelombang Gelondongan masa SBY.
Mengawali hanyalah seorang pemula yang penuh harapan namun minim pengalaman. Tantangan demi tantangan datang silih berganti, dari menyesuaikan diri dengan ritme kerja birokrasi, rekan kerja dengan berbagai tipe hingga memahami keragaman kebutuhan masyarakat yang begitu kompleks.
Setiap tahun berlalu memberikan pelajaran baru. Ada rasa bangga ketika kebijakan atau program yang saya jalankan berhasil membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Namun, ada pula momen-momen sulit yang menguji kesabaran, integritas, dan semangat saya sebagai abdi negara. Semua itu menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan ini.
Berbagai pengalaman dan jabatan telah dilewati dari fungsional penghulu, Kepala KUA, Penyelenggara Syariah, Kasubbag TU, Kasi Pendidikan Madrasah sampai sekarang dengan ijtihad birokrasiyyah memilih inpassing ke jabatan fungsional penyuluh agama sejak April 2021, menjadi momentum yang tepat mengalihkan estafet kepemimpinan pada yang lebih berhak & kompeten.
Pengabdian Tak Bertepi
Bagi saya, menjadi seorang PNS bukan sekadar menjalankan tugas administratif atau mengikuti prosedur. Pengabdian ini adalah panggilan jiwa, sebuah tanggung jawab moral untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa. Terkadang, pengabdian ini menuntut pengorbanan—waktu bersama keluarga, kenyamanan pribadi, bahkan tenaga dan pikiran yang tak jarang terkuras habis, harmonikan cinta dan cita hakiki.
Namun, di balik semua itu, ada kebahagiaan yang sulit dijelaskan ketika melihat senyum masyarakat, mendengar ucapan terima kasih dari mereka yang terbantu, atau menyaksikan dampak positif dari pekerjaan yang telah dilakukan. Semua itu menjadi penguat bahwa pengabdian ini bukanlah beban, melainkan kehormatan. Bersama sopir, tukang ojek, pelaku usaha, pegiat ekonomi syariah, majelis taklim, kaum dhu'afa, anak-anak muda, tokoh lintas agama, birokrat bahkan bersama warga binaan penjara memberi kebahagiaan tersendiri.
Transformasi dalam Diri
Dua dekade menjadi PNS telah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan tangguh. Saya belajar untuk tidak hanya bekerja keras tetapi juga bekerja cerdas, untuk tetap rendah hati meski berpengalaman di berbagai posisi yang dihormati, dan untuk selalu mendengarkan mereka yang membutuhkan. Walau peran jauh berbeda, pandangan orang juga tak sama, untungnya menjadi penyuluh agama adalah akar rumput dan garda terdepan kementerian agama, penjaga marwah dan citra lembaga di masyarakat yang mesti dijaga sepanjang pengabdian untuk negeri.
Era digital dan globalisasi juga mengajarkan saya untuk terus beradaptasi. Tidak ada ruang untuk berhenti belajar, karena kebutuhan masyarakat terus berubah. Saya percaya bahwa seorang abdi negara yang baik adalah mereka yang mampu tumbuh seiring waktu, tanpa kehilangan esensi pengabdian. Berbagai kesempatan untuk terus belajar secara daring dari berbagai lembaga pelatihan, di samping terus belajar mandiri mengasah kemampuan terasa belum apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Harapan dan Doa untuk Masa Depan
Menjadi diri sendiri tak pengaruh godaan & syahwat jabatan mesti dijunjung tinggi. Di usia jelang pengabdian yang ke-20 ini, saya menyadari bahwa perjalanan ini masih panjang. Masih banyak yang harus saya lakukan, masih banyak tantangan yang menanti untuk diatasi. Saya ingin terus berkontribusi, memberikan energi terbaik saya untuk membangun bangsa, dan menjadi inspirasi bagi generasi muda dan rekan-rekan kerja untuk melanjutkan estafet pengabdian lebih baik lagi.
Semoga Hari KORPRI 2024 ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pengabdian sebagai ASN adalah bagian dari cinta kita pada Indonesia. Dan semoga pula, KORPRI terus menjadi wadah yang memperkuat solidaritas dan profesionalisme seluruh anggota dalam menjalankan tugas mulia ini.
Penutup
Dua puluh tahun ini adalah perjalanan yang penuh makna. Tidak ada kata menyesal, karena setiap langkah yang saya ambil adalah untuk negeri ini. Dengan penuh syukur, saya dedikasikan refleksi ini untuk rekan-rekan PNS di seluruh Indonesia, yang terus melangkah dengan semangat dan integritas.
Selamat Hari KORPRI 2024!
“Bakti Tak Bertepi untuk Negeri, Melayani dengan Hati.”