Minggu, 29 Oktober 2023

TOT KAP 24-27 Okt 2023 di Hotel Santika BSD






 





 


Konsep "qawlun" (قولٌ) dalam Al-Qur'an mengacu pada perkataan, ucapan, atau kata-kata yang digunakan dalam komunikasi. Al-Qur'an berisi berbagai ayat yang menyoroti pentingnya perkataan dan bagaimana manusia harus menggunakan kata-kata mereka. Beberapa konsep utama tentang "qawlun" dalam Al-Qur'an meliputi:

  1. Kebijaksanaan dalam Berbicara: Al-Qur'an menekankan pentingnya berbicara dengan hikmah (kebijaksanaan) saat berinteraksi dengan orang lain. Ayat-ayat seperti surat Al-Baqarah (2:269) dan Al-Ahzab (33:70) menggarisbawahi bahwa kata-kata yang bijak dapat memiliki dampak positif dalam berkomunikasi.

  2. Kejujuran: Kebenaran dan kejujuran dalam perkataan sangat ditekankan dalam Al-Qur'an. Umat Muslim diberi tahu untuk berbicara dengan kejujuran dan menghindari berbohong. Ayat-ayat seperti surat Al-Hajj (22:30) mengingatkan tentang betapa pentingnya berbicara dengan jujur.

  3. Lisan yang Baik (Lisan as-Suwad): Al-Qur'an menggarisbawahi pentingnya menjaga lidah atau lisan agar tidak merugikan orang lain. Ayat-ayat seperti surat Al-Qalam (68:10) menekankan bahwa setiap orang harus menjaga lisan mereka dari kata-kata yang merugikan.

  4. Berbicara dengan Adil (Qawlun Sawa): Al-Qur'an mendorong umat Muslim untuk berbicara dengan adil dan tidak bersikap berat sebelah dalam perkataan mereka, terutama dalam konteks penyebaran keadilan.

  5. Menghindari Ghibah dan Namimah: Al-Qur'an melarang keras ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba) dalam perkataan. Ghibah dianggap sebagai dosa besar, dan ayat-ayat seperti surat Al-Hujurat (49:12) memberikan peringatan tentang hal ini.

  6. Berkata yang Baik atau Diam: Dalam banyak situasi, terutama jika seseorang tidak memiliki perkataan yang baik untuk dikatakan, Al-Qur'an menyarankan untuk diam. Ayat-ayat seperti surat Al-Mu'minun (23:96) menekankan bahwa umat Muslim harus berkata yang baik atau diam.

  7. Penggunaan Kata-Kata yang Baik: Al-Qur'an mengajarkan bahwa perkataan yang baik dan sopan adalah lebih baik daripada perkataan yang kasar atau kasar. Kata-kata yang kasar atau merugikan orang lain sebaiknya dihindari.

Konsep "qawlun" dalam Al-Qur'an mencerminkan etika komunikasi dalam Islam. Umat Muslim diajarkan untuk menggunakan kata-kata mereka dengan bijak, jujur, dan adil, serta untuk menghindari perkataan yang merugikan atau merugikan orang lain. Dengan mengikuti pedoman ini, umat Muslim diharapkan dapat menciptakan lingkungan komunikasi yang lebih baik dan menjaga nilai-nilai moral dan etika dalam perkataan mereka.

Rabu, 25 Oktober 2023

Di bandara belajar ke dokter spesialis kandungan


Di sela-sela pengambilan boarding pass & menunggu kawan yang akan berangkat ke Jakarta, karunia Allah bertemu dengan seorang bapak hebat, ternyata seorang dokter spesialis kandungan. Beliau bernama dokter Fajril anak dari Buya Izrail Rasul salah satu pendiri IAIN Imam Bonjol.

Istrinya ternyata gutu besar bidang produksi pada fakultas peternakan Unand.

Awalnya dia lihat ada tulisan FKUB di jasket yang saya kenakan, langsung saja ia sebut "fakultas kedokteran". Saya tanggapi: ini Forum Kerukunan Umat Beragama pak, sambil kasih isyarat telunjuk ke tulisan FKUB.

Selanjutnya basa basi tanya mau kemana sampai dulu kuliah dimana? Di situlah ia menceritakan bahwa ayahnya izrail termasuk berperan dalam pendirian IAIN Imam Bonjol Padang.

Ia cerita asal mula kondom pada masa fir'aun dan spiral pada masa nabi yang terbuat dari kayu yang diletakkan pada organ unta. 


Kementerian Agama Prov Sumbar punya Kepala baru


2 Tahun 12 hari menjabat Kakanwil Kementerian Agama Prov Sumbar, Dr. H. Helmi, M.Ag digantikan oleh Dr. H. Mahyudin, MA, selanjutnya menjabat Kabiro di UIN Jambi. 

Terima kasih & sukses selalu 🙏🤲🤲💪💪💪




Jumat, 20 Oktober 2023

Khutbah Jum'at: Makna & Cara Memperoleh Keberkahan



Khutbah Jum'at: 

Makna & Cara Memperoleh Keberkahan

Muqaddimah

Wasiat Taqwa 

Ma'asysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Hal yang sering diabaikan, dilupakan, dianggap remeh & rendah kebanyakan orang saat ini adalah persoalan keberkahan. Padahal persoalan berkah adalah persoalan yang sangat penting dalam hidup kita sebagai seorang mukmin.

Dalam ucapan salam (السلام عليكم  و و) kita kepada saudara muslim kita mengandung makna salam, rahmat & berkah, begitu juga pada saat kita mengucapkan shalawat atas nabi juga memohon keberkahan ( ....اللهم بارك علي ), Di saat kita membacakan doa kepada calon pengantin juga memohon keberkahan kepada kedua mempelai, saat kelahiran anak juga mohon keberkahan, saat hari milad/kelahiran juga kita mohon keberkahan kepada Allah SWT.

Barakah berarti tetapnya kebaikan atas sesuatu (ثبوت الخيرعلي الشيئ), Keberkahan itu adalah bertambahnya kebaikan/kethaatan, tidak bertambah banyaknya sesuatu  (البراكة زيادة الخير لا زيادة الكثير).

Namun kebanyakan orang memandang berkah itu bertambahnya umur, bertambahnya harta, bertambahnya pangkat, keturunan dan lain sebagainya. Padahal betapa banyak orang terjerumus kedalam dosa dan kemaksiatan karena faktor memperoleh banyak sesuatu. Diberi tambahan umur tapi  tidak diisi untuk thaat kepada Allah justru bergelimang dengan dosa, maka umurnya, hidupnya tidaklah berkah, begitu juga dengan banyaknya harta membuat ia lupa diri, sombong, kikir maka hartanya itu tidaklah berkah, diberi istri tapi durhaka, itu juga tidak berkah, diberi anak tapi tidak bisa dididik, nakal, itu juga tidak berkah, pangkatpun apabila digunakan untuk korupsi, kezholiman, maka pangkat jabatannya itu juga tidak berkah justru membuat ia semakin mendapatkan kemarahan dan murkanya Allah SWT.

Lalu bagaimana caranya kita memperoleh keberkahan dalam hidup ini???

Ma'asysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Jawabannya  terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-A‘rāf ayat 96

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.

Dalam ayat ini diterangkan bahwa cara memperoleh keberkahan hidup:

Pertama, Iman dan Taqwa; 

Seandainya penduduk kota Mekah dan negeri-negeri yang berada di sekitarnya serta umat manusia seluruhnya, beriman kepada agama yang dibawa oleh nabi dan rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw dan seandainya mereka bertakwa kepada Allah sehingga mereka menjauhkan diri dari segala yang dilarangnya, seperti kemusyrikan dan berbuat kerusakan di bumi, niscaya Allah akan melimpahkan kepada mereka kebaikan yang banyak, baik dari langit maupun dari bumi. Nikmat yang datang dari langit, misalnya hujan yang menyirami dan menyuburkan bumi, sehingga tumbuhlah tanam-tanaman dan berkembang-biaklah hewan ternak yang kesemuanya sangat diperlukan oleh manusia. Di samping itu, mereka akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak, serta kemampuan untuk memahami Sunnatullah yang berlaku di alam ini, sehingga mereka mampu menghubungkan antara sebab dan akibat. Dengan demikian mereka akan dapat membina kehidupan yang baik, serta menghindarkan malapetaka yang biasa menimpa umat yang ingkar kepada Alllah dan tidak mensyukuri nikmat dan karunia-Nya.

Apabila penduduk Mekah dan sekitarnya tidak beriman, mendustakan Rasul dan menolak agama yang dibawanya, kemusyrikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan, maka Allah menimpakan siksa kepada mereka, walaupun siksa itu tidak sama dengan siksa yang telah ditimpakan kepada umat yang dahulu yang bersifat memusnahkan. Kepastian azab tersebut adalah sesuai dengan Sunnatullah yang telah ditetapkannya dan tak dapat diubah oleh siapa pun juga, selain Allah.

Ma'asysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Kedua, Baca, pahami dan amalkan Al-Qur'an; karena Al-Qur'an adalah perkataan Allah yang diberkahi, beribadah membacanya, diberi ketenangan hidup, rahmat, dikelilingi malaikat dan dibangga-banggakan Allah SWT dihadapan para malaikat-malaikat-Nya.

Al-Qur'an surah Al-An‘ām ayat 155

وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ

(Al-Qur’an) ini adalah Kitab yang Kami turunkan lagi diberkahi. Maka, ikutilah dan bertakwalah agar kamu dirahmati.

Ayat ini kembali menerangkan sifat-sifat dan kedudukan Al-Qur’an yang mencakup segala macam petunjuk dan hukum syariat yang dibutuhkan oleh umat manusia seluruhnya dan jin, untuk mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa penuh berisi ajaran-ajaran syariat dan petunjuk-petunjuk yang hanya dibutuhkan oleh Bani Israil untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sedangkan Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, berisi lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkauannya dari Kitab Taurat. Oleh karena itu, ikutilah petunjuknya dan laksanakan semua perintah dan larangan yang ada di dalamnya, agar kamu diberi rahmat, dan kamu diberi hidayah di dunia ini.

Ketiga, Cintai & Ikuti Sunnah Rasulullah SAW; 

Al-Qur'an surah Āli ‘Imrān ayat 31

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحيْمٌ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi untuk mengatakan kepada orang Yahudi, jika mereka benar menaati Allah maka hendaklah mereka mengakui kerasulan Nabi Muhammad, yaitu dengan melaksanakan segala yang terkandung dalam wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. Jika mereka telah berbuat demikian niscaya Allah meridai mereka dan memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan serta mengampuni dosa-dosa mereka. Mengikuti Rasul dengan sungguh-sungguh baik dalam itikad maupun amal saleh akan menghilangkan dampak maksiat dan kekejian jiwa mereka serta menghapuskan kezaliman yang mereka lakukan sebelumnya. Dengan cara mengikuti Sunnah Beliau baik Sirah, Shurah & Sarirah.

Ma'asysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Ayat ini memberikan keterangan yang kuat untuk mematahkan pengakuan orang-orang yang mengaku mencintai Allah pada setiap saat, sedang amal perbuatannya berlawanan dengan ucapan-ucapan itu. Bagaimana mungkin dapat berkumpul pada diri seseorang cinta kepada Allah dan pada saat yang sama membelakangi perintah-Nya. Siapa yang mencintai Allah, tapi tidak mengikuti jalan dan petunjuk Rasulullah, maka pengakuan cinta itu adalah palsu dan dusta. Rasulullah bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ اَمْرُنَـا فَهُوَ رُدَّ (رواه البخاري)

“Siapa melakukan perbuatan tidak berdasarkan perintah kami maka perbuatan itu ditolak”. (Riwayat al-Bukhārī).

Barang siapa mencintai Allah dengan penuh ketaatan, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengikuti perintah Nabi-Nya, serta membersihkan dirinya dengan amal saleh, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.

Dengan mempraktekkan 3 hal tersebut di atas, yaitu tingkatkan iman taqwa, baca, pahami & amalkan Al-Qur'an serta cinta dan ikuti sunnah Rasulullah SAW, maka hidup kita dipenuhi keberkahan baik yang turun dari langit, datang dari bumi, baik keselamatan di dunia maupun keselamatan di Akhirat.

 ..............فاعتبروا يا اولي الابصار لعلكم ترحمون 



Minggu, 15 Oktober 2023

CAHAYA IMAN


 


CAHAYA IMAN
Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 257
اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ࣖ
Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sedangkan orang-orang yang kufur, pelindung-pelindung mereka adalah tagut. Mereka (tagut) mengeluarkan mereka (orang-orang kafir itu) dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
TAFSIR TAHLILI
Allah adalah Pelindung orang-orang yang beriman. Dialah yang mengeluarkan mereka dari kekafiran kepada cahaya iman dan petunjuk. Sedang orang-orang kafir itu, pelindung-pelindungnya adalah setan yang mengeluarkan mereka dari cahaya iman kepada kegelapan kekafiran. Mereka adalah penghuni-penghuni neraka pada hari kemudian, dan mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Apabila orang kafir itu pada suatu ketika mendapatkan sedikit cahaya petunjuk dan iman, maka setan segera berusaha untuk melenyapkannya, sehingga iman yang mulai bersemi itu menjadi sirna, dan mereka kembali kepada kegelapan.
Oleh sebab itu, iman yang telah tertanam dalam hati harus selalu dipelihara, dirawat dan dipupuk dengan baik sehingga ia terus berkembang dan bertambah kuat, dan setan-setan tidak akan dapat merusaknya lagi. Pupuk keimanan adalah: ibadah, amal saleh dan memperdalam ilmu pengetahuan dan ajaran-ajaran agama Islam.

Sabtu, 14 Oktober 2023

Khutbah Jum'at: Do'a Untuk Palestina

Khutbah Jum'at di Masjid Nurul Islam Ekor Lubuk
Jum'at, 13 Oktober 2023


Assalamu'alaikum Wr. Wb.,

Muqaddimah

Kaum Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Saat ini kita dikejutkan oleh perlakuan tidak manusiawi dari penjajah zionis israil kepada rakyat palestina dengan serangan besar-besaran tanpa mempedulikan korban anak-anak, wanita dan orang tua. Hampir seluruh infrastruktur lumpuh, pasokan listrik, air bersih, logistik makanan diblokade dari berbagai penjuru. Seolah-olah saat ini ghaza menjadi kota mati.

Kita selaku umat Islam Indonesia merasa renyuh, sedih bercampur marah, saudara kita sesama muslim dibantai, tanahnya dirampas, rumah-rumahnya dihancurkan, tapi dunia seperti diam tanpa bisa melakukan apa-apa, kitapun merasa tak punya kekuatan apa-apa untuk membantu mereka.

Alllah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat (49) ayat 10:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.

Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin semuanya bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara nasab, karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal dalam surga. Dalam sebuah hadis sahih diriwayatkan:

اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه البخاري عن عبد الله بن عمر)  

Muslim itu adalah saudara muslim yang lain, jangan berbuat aniaya dan jangan membiarkannya melakukan aniaya. Orang yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah membantu kebutuhannya. Orang yang melonggarkan satu kesulitan dari seorang muslim, maka Allah melonggarkan satu kesulitan di antara kesulitan-kesuliannya pada hari Kiamat. Orang yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutupi kekurangannya pada hari Kiamat. (Riwayat al-Bukhārī dari ‘Abdullāh bin ‘Umar) 

Pada hadis sahih yang lain dinyatakan:

اِذاَ دَعَا الْمُسْلِمُ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ قَالَ الْمَلَكُ: اٰمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلِهِ. (رواه مسلم عن أبي الدرداء)

Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya yang gaib, maka malaikat berkata, “Amin, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu.” (Riwayat Muslim dari Abū ad-Dardā')

Karena persaudaraan itu mendorong ke arah perdamaian, maka Allah menganjurkan agar terus diusahakan di antara saudara seagama seperti perdamaian di antara saudara seketurunan, supaya mereka tetap memelihara ketakwaan kepada Allah. Mudah-mudahan mereka memperoleh rahmat dan ampunan Allah sebagai balasan terhadap usaha-usaha perdamaian dan ketakwaan mereka. Dari ayat tersebut dapat dipahami perlu adanya kekuatan sebagai penengah untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai. Sehingga penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, perdamaian dunia harus dapat diwujudkan.

Ma'asysyiral muslimin jamaah jum'at rahimakumullah

Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 120

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Sungguh, jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari (azab) Allah.

Ayat ini menyatakan keinginan Ahli Kitab yang sebenarnya sehingga mereka melakukan tindakan-tindakan terhadap orang-orang yang beribadah di masjid Allah, merobohkan masjid, menyekutukan Allah, dan mengingkari seruan Nabi Muhammad saw, Nabi terakhir. Mereka tidak akan berhenti melakukan tindakan itu sebelum Nabi Muhammad saw dan pengikutnya menganut agama yang mereka anut, yaitu agama yang berasal dari agama-agama yang dibawa para nabi yang terdahulu, tetapi ajaran-ajarannya sudah banyak diubah-ubah oleh mereka. Karena itu hendaklah kaum Muslimin waspada terhadap sikap Ahli Kitab, janganlah ragu-ragu mengikuti petunjuk Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya, bukan petunjuk yang berasal dari keinginan dan hawa nafsu manusia, terutama keinginan dan hawa nafsu orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Orang Yahudi dan Nasrani melakukan tindakan-tindakan itu setelah pengetahuan datang pada mereka tentang agama yang diridai Allah dan ajaran-ajaran agama Islam. Secara lahiriah, ayat ini langsung ditujukan kepada Nabi Muhammad saw, berupa peringatan yang keras seandainya Nabi saw, mengikuti kemauan mereka padahal Nabi telah dijamin terpelihara dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat yang seperti itu yang lahirnya ditujukan kepada Nabi, tetapi yang dimaksud ialah umat Muhammad saw. Allah memperingatkan dengan ayat ini agar kaum Muslimin berhati-hati terhadap sikap Ahli Kitab kepada Agama Islam dan kaum Muslimin.

Oleh karena itu, kita tidak boleh tinggal diam, apa yang bisa kita bantu, kita bantu rakyat palestina karena mereka telah mewakili kita dalam menjaga kehormatan masjidil aqsha, masjid suci ketiga umat Islam, tempat nabi Muhammad SAW transit melakukan mi'raj.

Pertama yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak do'a agar Allah SWT melindungi dan membantu rakyat palestina menjaga hak-haknya dan kehormatan masjidil aqsha. Majelis Ulama sudah memberikah maklumat dan taushiyyah agar dilaksanakan qunut nazilah pada sholat jum'at, shalat fardhu atau shalat sunnah. Kita do'akan di waktu-waktu mustajab, saat berbuka, dalam tahajjud, di antara azan dan iqamah dan di setiap do'a-do'a yang kita munajatkan kepada Allah SWT.

Kedua, kita bantu dengan harta yang kita miliki, saat ini sudah ada lembaga-lembaga kemanusiaan yang sudah teruji melakukan aksi-aksui kemanusiaan seperti e-merc, kasih palestina, KNRP, Dompet Dhu'afa dsb; Hal ini dilakukan agar bantuan-bantuan kemanusiaan segera dapat diberikan, terutama makanan, alat-alat kesehatan dan obat-obatan, tenaga medis dan bantuan lain untuk mengembalikan kehidupan masyarakat palestina. Kita siapkan dana kita, transferlah melalui mobile bangking kita masing-masing ke rekening lembaga-lembaga tersebut, insya Allah akan menjadi bukti dan saksi keberpihakan kita kepada kebenaran dan rakyat palestina.

Semoga kita termasuk orang yang dipilih oleh Allah SWT memiliki kesadaran iman sehingga kita mampu memberikan pertolongan, bantuan untuk saudara-saudara kita di Palestina dan belahan dunia manapun berada. 

Fa'tabiruu ya ulil albab la'allakum turhamuun....


 

Jumat, 06 Oktober 2023