Jumat, 20 Oktober 2023

Khutbah Jum'at: Makna & Cara Memperoleh Keberkahan



Khutbah Jum'at: 

Makna & Cara Memperoleh Keberkahan

Muqaddimah

Wasiat Taqwa 

Ma'asysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Hal yang sering diabaikan, dilupakan, dianggap remeh & rendah kebanyakan orang saat ini adalah persoalan keberkahan. Padahal persoalan berkah adalah persoalan yang sangat penting dalam hidup kita sebagai seorang mukmin.

Dalam ucapan salam (السلام عليكم  و و) kita kepada saudara muslim kita mengandung makna salam, rahmat & berkah, begitu juga pada saat kita mengucapkan shalawat atas nabi juga memohon keberkahan ( ....اللهم بارك علي ), Di saat kita membacakan doa kepada calon pengantin juga memohon keberkahan kepada kedua mempelai, saat kelahiran anak juga mohon keberkahan, saat hari milad/kelahiran juga kita mohon keberkahan kepada Allah SWT.

Barakah berarti tetapnya kebaikan atas sesuatu (ثبوت الخيرعلي الشيئ), Keberkahan itu adalah bertambahnya kebaikan/kethaatan, tidak bertambah banyaknya sesuatu  (البراكة زيادة الخير لا زيادة الكثير).

Namun kebanyakan orang memandang berkah itu bertambahnya umur, bertambahnya harta, bertambahnya pangkat, keturunan dan lain sebagainya. Padahal betapa banyak orang terjerumus kedalam dosa dan kemaksiatan karena faktor memperoleh banyak sesuatu. Diberi tambahan umur tapi  tidak diisi untuk thaat kepada Allah justru bergelimang dengan dosa, maka umurnya, hidupnya tidaklah berkah, begitu juga dengan banyaknya harta membuat ia lupa diri, sombong, kikir maka hartanya itu tidaklah berkah, diberi istri tapi durhaka, itu juga tidak berkah, diberi anak tapi tidak bisa dididik, nakal, itu juga tidak berkah, pangkatpun apabila digunakan untuk korupsi, kezholiman, maka pangkat jabatannya itu juga tidak berkah justru membuat ia semakin mendapatkan kemarahan dan murkanya Allah SWT.

Lalu bagaimana caranya kita memperoleh keberkahan dalam hidup ini???

Ma'asysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Jawabannya  terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-A‘rāf ayat 96

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.

Dalam ayat ini diterangkan bahwa cara memperoleh keberkahan hidup:

Pertama, Iman dan Taqwa; 

Seandainya penduduk kota Mekah dan negeri-negeri yang berada di sekitarnya serta umat manusia seluruhnya, beriman kepada agama yang dibawa oleh nabi dan rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw dan seandainya mereka bertakwa kepada Allah sehingga mereka menjauhkan diri dari segala yang dilarangnya, seperti kemusyrikan dan berbuat kerusakan di bumi, niscaya Allah akan melimpahkan kepada mereka kebaikan yang banyak, baik dari langit maupun dari bumi. Nikmat yang datang dari langit, misalnya hujan yang menyirami dan menyuburkan bumi, sehingga tumbuhlah tanam-tanaman dan berkembang-biaklah hewan ternak yang kesemuanya sangat diperlukan oleh manusia. Di samping itu, mereka akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak, serta kemampuan untuk memahami Sunnatullah yang berlaku di alam ini, sehingga mereka mampu menghubungkan antara sebab dan akibat. Dengan demikian mereka akan dapat membina kehidupan yang baik, serta menghindarkan malapetaka yang biasa menimpa umat yang ingkar kepada Alllah dan tidak mensyukuri nikmat dan karunia-Nya.

Apabila penduduk Mekah dan sekitarnya tidak beriman, mendustakan Rasul dan menolak agama yang dibawanya, kemusyrikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan, maka Allah menimpakan siksa kepada mereka, walaupun siksa itu tidak sama dengan siksa yang telah ditimpakan kepada umat yang dahulu yang bersifat memusnahkan. Kepastian azab tersebut adalah sesuai dengan Sunnatullah yang telah ditetapkannya dan tak dapat diubah oleh siapa pun juga, selain Allah.

Ma'asysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Kedua, Baca, pahami dan amalkan Al-Qur'an; karena Al-Qur'an adalah perkataan Allah yang diberkahi, beribadah membacanya, diberi ketenangan hidup, rahmat, dikelilingi malaikat dan dibangga-banggakan Allah SWT dihadapan para malaikat-malaikat-Nya.

Al-Qur'an surah Al-An‘ām ayat 155

وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ

(Al-Qur’an) ini adalah Kitab yang Kami turunkan lagi diberkahi. Maka, ikutilah dan bertakwalah agar kamu dirahmati.

Ayat ini kembali menerangkan sifat-sifat dan kedudukan Al-Qur’an yang mencakup segala macam petunjuk dan hukum syariat yang dibutuhkan oleh umat manusia seluruhnya dan jin, untuk mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa penuh berisi ajaran-ajaran syariat dan petunjuk-petunjuk yang hanya dibutuhkan oleh Bani Israil untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sedangkan Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, berisi lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkauannya dari Kitab Taurat. Oleh karena itu, ikutilah petunjuknya dan laksanakan semua perintah dan larangan yang ada di dalamnya, agar kamu diberi rahmat, dan kamu diberi hidayah di dunia ini.

Ketiga, Cintai & Ikuti Sunnah Rasulullah SAW; 

Al-Qur'an surah Āli ‘Imrān ayat 31

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحيْمٌ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi untuk mengatakan kepada orang Yahudi, jika mereka benar menaati Allah maka hendaklah mereka mengakui kerasulan Nabi Muhammad, yaitu dengan melaksanakan segala yang terkandung dalam wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. Jika mereka telah berbuat demikian niscaya Allah meridai mereka dan memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan serta mengampuni dosa-dosa mereka. Mengikuti Rasul dengan sungguh-sungguh baik dalam itikad maupun amal saleh akan menghilangkan dampak maksiat dan kekejian jiwa mereka serta menghapuskan kezaliman yang mereka lakukan sebelumnya. Dengan cara mengikuti Sunnah Beliau baik Sirah, Shurah & Sarirah.

Ma'asysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Ayat ini memberikan keterangan yang kuat untuk mematahkan pengakuan orang-orang yang mengaku mencintai Allah pada setiap saat, sedang amal perbuatannya berlawanan dengan ucapan-ucapan itu. Bagaimana mungkin dapat berkumpul pada diri seseorang cinta kepada Allah dan pada saat yang sama membelakangi perintah-Nya. Siapa yang mencintai Allah, tapi tidak mengikuti jalan dan petunjuk Rasulullah, maka pengakuan cinta itu adalah palsu dan dusta. Rasulullah bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ اَمْرُنَـا فَهُوَ رُدَّ (رواه البخاري)

“Siapa melakukan perbuatan tidak berdasarkan perintah kami maka perbuatan itu ditolak”. (Riwayat al-Bukhārī).

Barang siapa mencintai Allah dengan penuh ketaatan, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengikuti perintah Nabi-Nya, serta membersihkan dirinya dengan amal saleh, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.

Dengan mempraktekkan 3 hal tersebut di atas, yaitu tingkatkan iman taqwa, baca, pahami & amalkan Al-Qur'an serta cinta dan ikuti sunnah Rasulullah SAW, maka hidup kita dipenuhi keberkahan baik yang turun dari langit, datang dari bumi, baik keselamatan di dunia maupun keselamatan di Akhirat.

 ..............فاعتبروا يا اولي الابصار لعلكم ترحمون 



Tidak ada komentar: