Jumat, 12 Januari 2024

Khutbah Jum'at: Menjadikan Allah Pemimpin Utama



 "MENJADIKAN ALLAH PEMIMPIN UTAMA"

di Masjid Nurul Hidayah Silaing Bawah

12 Januari 2024

Muqaddimah

Puji Syukur & Shalawat

Wasiat Taqwa

Ma'sysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Tema Khutbah kita kali ini adalah "Menjadikan Allah Pemimpin Utama"

Kita dasari pada firman Allah SWT QS. Al-Baqarah ayat 257 korelasi ayat/munasabatul ayah dg QS. An-Nisa' ayat 59.

Allah SWT berfirman:

ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ

أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

1. ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟

Allah memperkenalkan dirinya kepada kita dengan lafadz waliyy bagi orang-orang yang beriman. Kata pemimpin di dalam ayat memakai lafadz "wali", isim mufrad; jamaknya auliya' yang berarti pemimpin, pelindung, pengayom. seorang pasti punya wilayah (kata wilayah pecahan kata dari  wali) yang berarti kekuasaan yang mencakup daerah dan wewenang untuk mengatur, mengelola atau  memimpin.

Ma'sysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Dalam konteks hubungan kita dengan Allah; Pemimpin orang-orang yang beriman itu adalah Allah SWT yang selalu melindungi, mengayomi, memimpin dengan adil, maha pengasih, maha penyayang. Oleh karena itu kita thaat, patuh, ikut kepada Allah SWT dalam berbagai aturan baik terkait dengan akidah, ibadah, mu'amalat & aturan lainnya yang kemudian kita sebut ajaran Islam yang bertujuan menyelamatkan kehidupan manusia baik dunia maupun akhirat.

2. يُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۖ 

Ciri kepemimpinan Allah mengeluarkan orang yang beriman sebagai yang dipimpin dari kegelapan-kegelapan kepada satu cahaya; dari kekafiran kepada keimanan, dari kesesatan kepada petunjuk; dari kesengsaraan kepada kebahagiaan; dari diskriminasi kepada keadilan; dari kemiskinan kepada kemajuan; dari tertindas kepada keselamatan/keamanan; dari jahiliyyah kepada peradaban islamiyyah.

Oleh karena itu, sangatlah mustahil dan tidak rasional jika Allah SWT berkhianat atau zholim kepada makhluknya.

Dalam konteks hubungan dengan sesama manusia ciptaan Allah; kata wali ini sering dipakai istilah wali murid, wali nikah, wali nagari, walikota, gubernur, raja ataupun wakil rakyat.

Wali nikah adalah seorang laki-laki yang berwenang menikahkan seorang perempuan dengan laki-laki yang baik dan pastas untuk menjadi suami dari perempuan itu, maka wali harus bersifat adil yaitu thaat dan konsisten dalam beragama. Adapun wali yang tidak adil, tidak thaat, suka meninggalkan sholat, berjudi, merampok, narkoba ia dipandang sebagai wali fasiq; haknya sebagai wali nikah dapat dicabut dan berpindah kepada wali berikutnya.

Adapun pemimpin seperti walinagari, walikota, gubernur, presiden, raja, ataupun wakil rakyat harus bisa berperan sebagaimana perannya Allah SWT dalam mengatur alam semesta yang penuh dengan keteraturan, keamanan, dan harmoni.

3. وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِ ۗ 

Adapun orang yang kafir, ingkar kepada Allah; pemimpinnya adalah thaghut. Dalam tafsir disebutkan thaghut itu adalah sosok yang dijadikan pemimpin dari kalangan iblis, setan, jin, kafir, fasiq, penyihir, hakim yang dzolim ataupun penguasa tirani. Dimana ciri kepemimpinannya adalah mengeluarkan orang dari cahaya kepada  kegelapan. Rakyat yang sudah makmur akhirnya menjadi sengsara, rakyat yang sudah thaat akhirnya berubah menjadi rakyat yang durhaka dan zholim.

Ma'sysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah

Maka oleh karena itu kita berharap pemimpin-pemimpin kita adalah pemimpin-pemimpin yang mempunyai visi perbaikan perubahan dari kegelapan menuju cahaya; bukan pemimpin yang berorientasi kepada kezholiman, kemungkaran dan kemaksiatan.

Barakallahu liy.......

Khutbah Kedua



Tidak ada komentar: