KHUTBAH JUM'AT
ISLAM KAFFAH
DI MASJID HIDAYATUSSALAM KOTO PANJANG
19 JANUARI 2024
Makna Islam
Muqaddimah
Ma'sysyiral Muslimin Jamaah Jum'at Rahimakumullah
Puji Syukur & Shalawat
Pada kesempatan
yang berbahagia ini, khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri dan kepada
jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita
kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala agar kita semua mampu mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan menjadi Muslim Sejatilah kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia terlebih lagi untuk kebahagiaan di akhirat kelak.
Khutbah kali ini mengambil sebuah tema “MAKNA ISLAM”
Islam secara bahasa berasal dari kata SALIMA, YASLIMU, SILMU, yang artinya berserah diri, tunduk, patuh, selamat dan damai. Kemudian diberi tambahan TSULASTI MAZID SATU HURUF; ASLAMA-YUSLIMU-ISLAAMAN, yang berarti Menyerahkan diri, mematuhi, menyelamatkan dan mendamaikan.
Secara istilah: Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang berisi pedoman-pedoman, aturan-aturan, nilai-nilai pada seluruh aspek kehidupan yang membawa kepada keselamatan hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat.
As-Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahhab dalam kitab “Ushul Tsalatsah”, berkata:
اْلإِسْلاَمُ هُوَ اْلاِسْتِسْلاَمُ لِلَّهِ
بِالَّتْوِحْيِد وَاْلاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ وَاْلاِبْتِعَادُ عَنِ
الشِّرْكِ.
Artinya: “Islam
itu ialah berserah diri kepada Allah dengan meMaha EsakanNya dalam beribadah dan
tunduk dengan melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari syirik.”
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat
208:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keselurahan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syethan, sesungguhnya syethan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
Adapun sendi-sendi
Islam itu ada lima sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan
Muslim.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ
الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ.
Artinya: “Dari Abdillah bin Umar Radhiallaahu anhu Berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Islam itu didirikan atas lima perkara:
1. Bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
2. Mendirikan shalat
3. Mengeluarkan
zakat.
4. Menunaikan ibadah
haji
5. Berpuasa di bulan
Ramadlan.”
Inilah sendi-sendi
Islam, yang menyebabkan seseorang keluar dari lingkaran kekafiran dan yang
menyebabkan seseorang masuk Surga dan jauh dari siksa Neraka.
Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah
Lima sendi
tersebut di atas merupakan rukun Islam. Barangsiapa menjalankannya dengan
sempurna, maka ia
termasuk muslim yang sempurna imannya, dan barangsiapa yang meninggalkan seluruhnya, maka
ia adalah kafir yang nyata. Dan barangsiapa mengingkari salah satu dari padanya,
maka para ulama’ bersepakat bahwa ia bukan muslim. Dan barangsiapa yang meyakini
seluruhnya dan ia menelantarkan salah satu darinya selain syahadat maka ia
adalah fasiq dan barangsiapa yang beramal hanya sebatas lisannya saja tanpa
dibarengi dengan I’tigad, maka ia adalah munafiq.
Allah Ta’ala
berfiman dalam surat Ali Imran ayat 19.
Artinya:
“Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah hanyalah Islam”.
Maksud dari ayat
di atas, bahwa sesungguhnya tidak ada agama yang diterima di sisiNya dari
seseorang selain Islam.
Maka barang siapa
menganut suatu agama selain syari’at nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam
setelah diutusnya beliau, maka agama itu tidak di terima di sisi Allah
Subhannahu wa Ta'ala .
Allah berfirman dalam surat
Ali Imran ayat 85.
Artinya: “Dan
barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan
diterima daripadanya, sedang ia di akhirat kelak termasuk golongan orang yang
merugi.”
Yakni barangsiapa
menjalankan agama selain apa yang disyari’atkan oleh Allah kepada RasulNya, maka
tak akan diterima daripadanya di sisi Allah dan ia kelak di akhirat termasuk di
antara orang-orang yang merugi.
Sebagaimana sabda
nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam dalam hadist yang shahih:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ
أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
Artinya:
“Barangsiapa melakukan suatu amal, yang tidak didasari keterangan kami, maka ia
adalah tertolak”.
Berdasarkan hadist di atas telah jelas sekali bagi
para hamba yang beriman kepada Allah dan hari akhir, bahwa apa saja yang
berhubungan dengan syariat, baik dari segi aqidah maupun ibadah, baru akan
diterima di sisi Allah apabila hal itu sesuai dengan apa-apa yang telah
diajarkan oleh Allah kepada RasulNya. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh
Allah dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 31.
Artinya:
“katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha Pengampun lagi Maha
penyayang.”
Dan Allah Ta’ala
telah berfirman pula, dalam surat Al-Hasyr ayat 7.
Artinya: “Apa yang
diberikan oleh rasul maka terimalah ia. Dan apa yang di larangnya bagimu maka
tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras
hukumanNya.”
Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah
Bila dipandang
dari sejak syari’at di turunkan sampai hari akhir nanti, maka Islam itu dapat
dibagi dua, yaitu:
1. Islam dipandang dari segi
umum
2. Islam dipandang dari segi
khusus
Islam dipandang
dari segi umum, bahwa sejak rasul yang pertama sampai hari akhir nanti, syari’at
mereka adalah Islam yang berarti, tunduk beribadah hanya kepada Allah semata,
karena itu mereka disebut Al-Muslimun.
Islam dipandang
dari segi khusus, bahwa sejak diutusnya Rasul yang terakhir, yang mana ia adalah
penyempurna bagi syari’at sebelumnya, serta menjadi penutup bagi segenap rasul,
maka barangsiapa dari ummat manusia, yang tidak beriman kepada Nabi Muhammadsaw
, maka ia kafir.
Sebagaimana yang
tersebut di dalam hadist yang shahih bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: وَالَّذِيْ
نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ
يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنُ بِالَّذِيْ
أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارَ. (رواه
مسلم)
Artinya: Dari Abu
Hurairah Radhiallaahu anhu , dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam,
beliau bersabda: “Demi dzat yang diri Muhammad berada di tanganNya, tidaklah
seseorang mendengar tentang aku dari umat ini, baik itu kaum Yahudi atau kaum
Nasrani, kemudian meninggal sementara ia belum mau beriman kepada apa yang aku
bawa, melainkan ia akan menjadi penghuni Neraka.” (hadits Muslim)
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ،
وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛ مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ
اللهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَحْيِنَا عَلَى اْلإِسْلاَمِ وَأَمِتْنَا عَلَى اْلإِيْمَانِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ
وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar