Selasa, 12 Agustus 2025

Implementasi Teknis Early Warning System pada Kementerian Agama

 


Implementasi Teknis Early Warning System pada Kementerian Agama

1. Pendahuluan

Early Warning System (EWS) adalah sistem deteksi dini yang dirancang untuk mengidentifikasi, memantau, dan memberikan peringatan awal terhadap potensi risiko, konflik, atau permasalahan yang dapat memengaruhi stabilitas dan kinerja suatu lembaga.
Pada Kementerian Agama (Kemenag), EWS berperan penting dalam memantau isu-isu strategis di bidang keagamaan, pendidikan keagamaan, dan kerukunan umat beragama, sehingga dapat dilakukan langkah preventif sebelum masalah berkembang menjadi krisis.

2. Tujuan Penerapan EWS di Kementerian Agama

Penerapan EWS di Kemenag memiliki beberapa tujuan strategis:

  1. Mendeteksi dini potensi gangguan dalam kehidupan beragama, pendidikan keagamaan, dan pelayanan keagamaan.

  2. Menyediakan informasi cepat, tepat, dan akurat untuk pengambilan keputusan.

  3. Mengoptimalkan koordinasi lintas unit di internal Kemenag maupun dengan instansi terkait.

  4. Mengurangi risiko konflik sosial-keagamaan melalui pencegahan sejak tahap awal.

3. Komponen Utama EWS

EWS di Kementerian Agama dibangun dengan beberapa komponen inti:

  1. Sumber Data

    • Laporan lapangan dari penyuluh agama, pengawas madrasah, dan penghulu KUA.

    • Media monitoring (berita online, media sosial, radio, televisi).

    • Informasi dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan tokoh masyarakat.

  2. Instrumen Deteksi

    • Indikator risiko yang telah ditetapkan, seperti peningkatan ujaran kebencian, ketegangan antar umat, atau penurunan kepatuhan terhadap regulasi keagamaan.

    • Formulir pelaporan berbasis aplikasi atau website internal.

  3. Pusat Pengolahan Data

    • Sistem berbasis teknologi informasi yang mengolah data menjadi laporan analisis risiko.

    • Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk deteksi pola dan tren.

  4. Saluran Komunikasi

    • Dashboard internal Kemenag.

    • Notifikasi peringatan kepada pejabat terkait di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

4. Langkah Implementasi Teknis

  1. Persiapan dan Perencanaan

    • Menentukan tim pelaksana EWS di pusat dan daerah.

    • Menyusun SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas.

    • Menetapkan indikator risiko yang relevan dengan tugas Kemenag.

  2. Pengembangan Sistem

    • Membangun aplikasi EWS yang terintegrasi dengan SIMKAH, EMIS, dan sistem lain di Kemenag.

    • Menyediakan fitur input cepat untuk petugas lapangan.

  3. Pelatihan SDM

    • Melatih penyuluh, pengawas, dan pegawai Kemenag dalam penggunaan sistem.

    • Memberikan simulasi penanganan kasus berbasis data EWS.

  4. Operasional dan Monitoring

    • Memastikan laporan lapangan masuk secara real-time.

    • Melakukan analisis data secara berkala untuk memetakan potensi masalah.

    • Mengirimkan rekomendasi penanganan ke pimpinan atau unit terkait.

  5. Evaluasi dan Pengembangan Lanjutan

    • Menilai efektivitas EWS setiap periode tertentu.

    • Memperbarui indikator risiko sesuai perkembangan sosial-keagamaan.

    • Menambah integrasi dengan data eksternal seperti BMKG, Polri, dan BPS jika diperlukan.

5. Contoh Implementasi Lapangan

Misalnya, di sebuah daerah terdeteksi peningkatan ujaran kebencian di media sosial terkait perbedaan penentuan awal Ramadan. EWS yang dimiliki Kemenag akan:

  1. Mengidentifikasi kata kunci dan narasi sensitif dari media monitoring.

  2. Mengonfirmasi informasi melalui penyuluh dan tokoh agama setempat.

  3. Memberikan peringatan ke Kanwil Kemenag untuk melakukan klarifikasi dan mediasi.

  4. Menyusun laporan ke pusat sebagai bahan pengambilan kebijakan.

6. Tantangan dan Solusi

  • Tantangan:

    • Keterbatasan SDM yang melek teknologi di lapangan.

    • Kualitas data yang belum seragam.

    • Koordinasi lintas instansi yang belum optimal.

  • Solusi:

    • Mengadakan pelatihan rutin.

    • Standarisasi format laporan.

    • Membangun MoU dan protokol koordinasi dengan pihak eksternal.

7. Penutup

Implementasi teknis Early Warning System pada Kementerian Agama bukan sekadar pengadaan teknologi, tetapi sebuah sistem manajemen risiko yang berbasis data dan kolaborasi. Dengan EWS yang efektif, Kemenag dapat bergerak lebih cepat, tepat, dan terukur dalam mencegah potensi konflik dan menjaga harmoni kehidupan beragama di Indonesia.


Kamis, 12 Juni 2025

KEMAMPUAN IBADAH CALON PENGANTIN


Padang Panjang, Bimbingan Perkawinan Pra Nikah dilakukan agar setiap calon pengantin mampu mempersiakan diri dengan sebaik mungkin, tidak hanya secara materi, fisik, ilmu, lebih-lebih lagi secara spritual, yaitu kesadaran sebagai hamba Allah yang butuh tunduk, patuh kepada Zat Yang Menciptakan, Yang Memberi Nafkah, Yang Menetapkan pasangan hidup kita. Itulah sesungguhnya Pondasi Keluarga Sakinah.

Selasa, 10 Juni 2025

KARTUN BIMBINGAN PERKAWINAN


Dialog saya dengan calon pengantin di KUA Kec. Padang Panjang Timur saat memberikan bimbingan perkawinan; 

Saya tanya kamu menikah tujuannya apa? 

Calon pengantin pria jawab: Supaya cepat dapat anak; 

Calon pengantin wanita jawab: Mengikuti sunnah Rasul jadi ibadah Pak, sambil mencubit calon suaminya

KARTUN DIALOG TENTANG TUHAN


 

DATA QURBAN PADANG PANJANG TIMUR 1446 H/2025 M


 

KHUTBAH IDUL ADHA 1446 H



KHUTBAH IDUL ADHA 1446 H

 

DENGAN IDUL ADHA 1446 H, KITA TINGKATKAN KETAQWAAN DAN KEPEDULIAN SOSIAL KEPADA SESAMA UMAT MANUSIA”

 

 

DISAMPAIKAN OLEH:

WAHYU SALIM, S.Ag

 

 

 

DI MUSHALLA DIINUL HAQ

GONJONG INDAH KOTO TUO PANYALAIAN

KEC. X KOTO KAB. TANAH DATAR

HARI JUM'AT, 6 JUNI 2025 M/10 ZULHIJJAH 1446 H

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.

Allahu Akbar 3x walillahilhamd

Ma’asyiralmuslimin Sidang Jama’ah Idul Adha rahimakumullah………

          Syukur al-Hamdulillah marilah kita hadapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari raya idul adha tahun ini, kita dapat bersama-sama melaksanakan shalat hari raya di Mesjid yang berbahagia ini dengan meninggalkan segala kesibukan dunia, memfokuskan jiwa dan raga untuk beribadah hanya kepada Allah SWT. Kita juga bersyukur kepada Allah SWT karena ada di antara kita yang diizinkan Allah, apakah orang tua kita, saudara kita, anak kita atau kemenakan kita, melaksanakan ibadah haji menyempurnakan rukun Islam yang kelima ke Makkah Mukarramah. Kita juga besyukur memuji Allah SWT karena ada di antara kita yang ikut berkurban menyembelih sapi atau kambing kemudian membagikannya kepada kaum muslimin terutama kepada fakir dan miskin. Mudah-mudahan dengan selalu mensyukuri segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah SWT, kita  selalu mendapatkan curahan rahmat dan karunia-Nya dan dibebaskan dari segala bentuk bala dan musibah. Amin Ya Rabbal “Alamin…….

          Allah berfirman:


          Artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika  kamu bersyukur atas nikmat yang Aku berikan kepadamu pasti Aku akan tambah, tapi apabila kamu ingkari sungguh azab-Ku sangatlah pedih. (Surah Ibrahim ayat 7)

          Shalawat dan salam, marilah kita do’akan kepada Allah SWT semoga disampaikan kepada junjungan umat Nabi Besar Muhammad SAW. Atas segala perjuangan dan pengorbanan beliau, baik harta, pemikiran, perasaan dan waktu, beliau telah berhasil dalam tempo yang sangat singkat merubah peradaban dunia, dari peradaban penyembah patung dan berhala kepada peradaban penyembah Allah SWT yang Maha Tunggal dan Kuasa, dari peradaban penyiksa wanita dan makhluk lemah kepada peradaban yang menghargai wanita dan mengasihi yang faqir, dari peradaban jahiliyyah kepada peradaban yang penuh dengan kebijaksanaan, kedermawanan dan ilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan saat ini. Mudah-mudahan dengan berpegang teguh kepada warisan yang beliau tinggalkan untuk kita, kita tidak akan pernah sesat selama-lamanya, baik di dunia maupun di akhirat.

          Nabi bersabda:

 

          Artinya: “Aku telah tinggalkan untukmu dua perkara, selagi kamu berpegang teguh kepada keduanya, kamu tidak akan pernah sesat selama-lamanya, yaitu al-Qur’an dan Sunnah Rasul”. (al-Hadis)

          Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd……..

          Kaum Muslimin Rahimakumullah…………

          Mengawali khutbah idul adha kali ini, khatib mengajak kita semua, termasuk diri khatib sendiri untuk selalu meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, yaitu melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya setiap saat, kapan saja dan di mana saja kita berada.

Sidang Jama’ah Idul Adha yang rahimakumullah,

          Tema khutbah kita kali ini ialah “DENGAN HARI RAYA IDUL ADHA 1446 H, KITA TINGKATKAN KETAQWAAN DAN KEPEDULIAN KEPADA SESAMA UMAT MANUSIA”.

Ma’asysyiral Muslimin Rahimakumullah,

          Allah berfirman: 

 


“Dan serulah olehmu manusia agar ia melaksanakan haji niscaya ia akan datang dengan berjalan kaki dan memakai kendaraan, dan mereka akan datang dari segenap penjuru dunia agar mereka menyaksikan beberapa manfaat, dan menyebut nama Allah pada beberapa hari tertentu ( hari raya idul adha dan hari-hari tasyri’) dan Allah telah memberi rezki kepadamu dengan binatang ternak untuk korban dan makanlah sebahagiannya dan sedeqahkanlah bagi orang yang fakir dan melarat”. (Surah al-Hajj ayat 27-28)

          Dalam ayat lain, Allah juga berfirman:


Artinya: ”Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim[215]; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah[216]. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (Surah Ali Imran ayat 97)

          Berdasarkan firman Allah di atas, kita menyadari bahwa ibadah haji merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan, bahkan merupakan kesempurnaan pengamalan ajaran agama dan menjadi rukun Islam yang kelima, yaitu kewajiban bagi orang-orang yang memenuhi wajib haji, yaitu mempunyai kesanggupan ekonomi untuk biaya keberangkatan, sehat jasmani dan rohani, mempunyai ilmu tentang tata cara haji dan adanya jaminan keamanan menuju Makkah Mukarramah dan Madinatul Munawwarah.

          Itulah mereka yang sekarang lagi berkumpul berjuta-juta orang dari segenap penjuru dunia di tanah haram, melaksanakan rangkaian ibadah haji mulai dari Ihram, Thawaf, Sa’i, melontar Jumrah dan ibadah lainnya, yang masing-masingnya mempunyai hikmah luar biasa yang patut kita pedomani.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd……..

          Pertama, Mengenakan pakaian ihram putih-putih dan menanggalkan pakaian biasa sehari-hari berarti menanggalkan segala macam perbedaan dan menghapus segala keangkuhan yang ditimbulkan oleh status sosial. Raja, Jendral, Presiden, Rakyat Kecil, petani, pedagang, sopir, semuanya mengenakan pakaian Ihram yang sama. Hal ini melambangkan persamaan derajat kemanusiaan dan ukhuwwah Islamiyyah serta menimbulkan pengaruh psikologis/kejiwaan bahwa  dalam keadaan demikianlah seseorang menghadap Allah SWT pada saat kematiannya. Bukankah ibadah haji adalah memenuhi panggilan Allah ? Dan kematian itu juga adalah memenuhi panggilan Allah ? Apakah setelah melaksanakan haji atau kita setelah shalat idul adha dan melaksanakan qurban, masih adakah keangkuhan di dalam jiwa kita ? Masih terasakah adanya perbedaan derajat kemanusiaan ? Masihkah ingin menang sendiri dan menindas orang lain ? Kalau masih ada berarti kita belum menghayati hikmah dari pakaian ihram tersebut. Dalam kehidupan masyarakat, kebersamaan dan kesamaan visi dan misi yang diajarkan dari pakaian Ihram menjadi syarat mutlak keberhasilan kita dalam membangun, terutama membangun kehidupan beragama di daerah kita sehingga tidak ada ruang dan waktu untuk kemaksiatan, tidak ada lagi perjudian di daerah kita, tidak ada lagi orang yang mabuk di daerah kita, tidak ada lagi orang yang berzina dan pergaulan bebas di daerah kita, tidak ada lagi sabung ayam dan tidak ada lagi kemungkaran-kemungkaran lainnya di daerah yang kita cintai ini. Ini juga yang diajarkan oleh Ibadah Qurban, yaitu berkorban untuk kemajuan agama. Kita harus meletakkan agama sebagai posisi prioritas utama. Hal ini sesuai dengan kaidah ushul fiqh yang menyebutkan apabila bertentangan kepentingan agama dengan jiwa, maka jiwa harus dikorbankan, inilah Jihad, maka orang yang gugur dalam perjuangan agama, maka ia gugur sebagai syuhada dan tidak ada balasan lain kecuali surga. Apabila bertentangan antara kepentingan agama dengan harta, maka harta harus dikorbankan, maka inilah yang menjadi syariat zakat, waqaf, infaq dan sedeqah. Dengan demikian, tidak ada mesjid yang terbengkalai, tidak ada faqir-miskin yang tidak disantuni, tidak ada anak yatim yang terlantar. Semuanya berjalan dengan damai, aman dan tentram. Dan apabila bertentangan kepentingan agama dengan kepentingan pribadi, maka agama harus didahulukan, kepentingan pribadi harus dikorbankan, direlakan dan diikhlaskan. Inilah prinsip yang harus selalu kita pegang sehingga kita bisa sehilir semudik dalam memajukan agama di daerah kita ini dalam kerangka ukhuwwah Islamiyyah yang kuat dan erat.

Wuquf di ‘Arafah berarti berhenti di Padang ‘Arafah. ‘Arafah berarti mengenal. Mengajarkan kepada kita untuk mengenal jati diri, menyadari kesalahan, bertekad untuk tidak mengulanginya, bertaubat serta menyadari kebesaran dan keagungan Penciptanya, yaitu Allah SWT, yang suatu saat kita akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan selama kita hidup di dunia dihadapan Mahkamah Allah SWT. Kita hidup di dunia hanya sebentar, kehidupan yang abadi itu ada di akhirat. Oleh karena itu, mari kita persiapkan diri dan keluarga  kita untuk menghadapi kehidupan yang abadi itu dengan memperbanyak bekal, yaitu bekal keimanan, ketaqwaan dan amal sholeh.

Berikutnya melempar jumrah, yaitu jumratul ula, jumratul wustha dan jumratul aqabah. Mengingatkan kita kepada peristiwa Nabi Ibrahim dengan istrinya Siti Hajar dan anaknya Ismail, ketika Ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih anaknya Ismail. Pada saat itu iblis datang menggoda Nabi Ibrahim supaya Nabi Ibrahim meninggalkan perintah Allah.Ternyata Nabi Ibrahim tidak bisa digoda karena keyakinan Nabi Ibrahim bahwa mimpinya untuk menyembelih anaknya itu benar-benar perintah dari Allah SWT. Selanjutnya iblis mengalihkan bujuk rayunya kepada Siti Hajar, Siti Hajar juga tidak tergoda, bahkan ia menguatkan hati suaminya untuk melaksanakan perintah Allah. Akhirnya iblis membujuk Ismail kecil, dan Ismail kecil tetap mendukung ayahnya untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Kemudian ketika Nabi Ibrahim meyembelih Ismail, seketika itu Ismail berubah atas izin Allah menjadi seekor domba.

          Peristiwa ini dijelaskan secara gamblang dalam al-Qur’an surah al-Shaffat ayat 102.


          Artinya: .....“Wahai ayah kerjakanlah apa yang telah Allah perintahkan, inya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar.”

          Melempar jumrah dan ibadah qurban mengajarkan kepada kita bahwa setiap anggota keluarga itu, baik suami atau istri, ayah, ibu dan anak-anak sepantasnya bekerjasama dalam mentaati Allah dan dalam menjadikan syetan sebagai musuh.


          Artinya: Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia sebenar-benar musuh, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (surah Fathir ayat 6)

          Sehingga tidak ada peluang bagi iblis dan syetan menjerumuskan anggota keluarga kita. Setiap anggota keluarga harus bahu membahu, saling bantu membantu dalam kebaikan dan taqwa, tidak dalam dosa dan permusuhan. Digantinya Ismail dengan seekor domba sekaligus menggugurkan, membatalkan segala bentuk tumbal, sesajian dan kebiasaan mengorbankan  manusia. Oleh Nabi kita Muhammad SAW, ibadah Qurban dijadikan ibadah yang dilaksanakan setiap tahun pada hari raya idul adha dan hari-hari tasyri’, tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijjah.

Thawaf atau mengelilingi ka’bah. Ka’bah, tempat kiblat kita merupakan lambang dari wujud dan Keesaan Allah, maka ber-thawaf melambangkan aktifitas manusia yang tidak pernah terlepas dari Allah SWT. Ka’bah bagaikan matahari yang menjadi pusat tata surya dan dikelilingi oleh planet-planet. Oleh karena itu, segala aktifitas kita harus terikat dengan daya tarik pusat wujud ini, yaitu Allah SWT. Kita pergi ke ladang karena Allah, kita sekolahkan anak kita karena Allah, kita berdagang karena Allah, kita membangun dan beramal juga karena Allah. Tidak ada orang yang berbuat maksiat karena Allah, karena Allah pasti tidak menyukainya, karena kebaikan itu tidak boleh bersatu dengan keburukan, karena yang haq tidak boleh bercampur dengan kebathilan, apapun alasan-alasannya, termasuk demi kemashlahatan. Memang ada orang yang membangun dengan harta haram dengan alasan kemashlahatan tapi yakinlah bahwa itu tidak diredhoi Allah, sesuatu yang tidak diredhoi-Nya tidak ada yang bertahan lama dan akan hancur dengan cara Allah, apakah melalui tsunami, gempa atau gunung meletus dll.

          Berikutnya, Ibadah Sa’i atau berlari-lari kecil dari Shafa ke Marwa merupakan lambang dari usaha mencari karunia Allah. Bukankah Hajar, Ibu Ismail AS, mondar-mandir dari Shafa ke Marwa  mencari air untuk putranya sampai tujuh kali menunjukkan semangat, kerja keras untuk kelangsungan hidup keluarganya dan tidak berpangku tangan menunggu hujan emas dari langit. Shafa berarti start dengan niat yang suci dan tegar. Marwa berarti finish dengan penghargaan, mulia dan menjadi manusia idola dan ideal. Ini mengajarkan kepada kita bahwa memulai pekerjaan mencari kebutuhan hidup keluarga dengan ikhlas, kerja keras dan penuh ketabahan dan ketegaran akan berakhir dengan sukses, manis, indah, nikmat dan mulia.

          Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd……..

Hadirin Sidang Idul Adha yang dirahmati Allah……

          Allah SWT berfirman dalam surah al-Nahl ayat 112:

 

 

          Artinya:”Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezki negeri itu datang melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi karena penduduknya mengingkarinikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan dosa yang selalu mereka perbuat “.

          Ayat ini mengingatkan kita semua bahwa musibah didatangkan oleh Allah SWT karena mungkin saja manusia sendiri yang mengundangnya datang. Ia diundang dengan cara tidak mensyukuri nikmat-nikmat yang telah Allah berikan, tidak ia gunakan menurut cara yang semestinya. Allah berikan keturunan, harta, perdagangan, sawah ladang yang luas tapi keturunan, harta, perdagangan, sawah ladang itu tidak digunakan untuk mencari redha Allah SWT. Justru membuat lupa dan lalai dari tujuan hidup manusia di dunia ini, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka oleh karena itu, agaknya Allah memandang perlu mengingatkan dan men-tarbiyah manusia melalu musibah yang Ia timpakan, agar manusia insyaf, sadar dan kembali kepada jalan yang benar. Allah tarbiyah kita dengan rasa bahagia, sakit, senang, sedih dan duka, namun ini semua tidak cukup membuat kita insyaf. Kemudian Allah tingkatkan tarbiyah dengan melemparkan berbagai jenis penyakit pada tanaman kita yang biasanya penyakit itu tidak pernah ada, seperti penyakit layu pada pisang, atau brakele pada lada dsb. Jadi pada dasarnya apapun bentuk mushibahnya, pada dasarnya sama yaitu dalam rangka menyadarkan manusia. Inilah hikmah kenapa kata “mushibah” yang artinya bencana, akar katanya sama dengan “shawab” yang berarti benar, karena orang baru mau melakukan hal yang benar setelah mendapatkan bencana dan ujian dari Allah. Inilah hikmah dari kata “azab” yang artinya siksa, akar katanya sama dengan “azbun” yang artinya tawar atau segar, karena setelah mendapat siksa hati menjadi sadar, tawar dan segar. Inilah hikmah kenapa kata “bala’” yang berarti musibah, sama akar katanya dengan “bala”, yang berarti benar atau sahih, karena memang orang cenderung setelah melakukan hal-hal yang benar setelah mendapatkan musibah dari Allah SWT. Oleh karena itu, kita bisa mengindari musibah dari kampung kita, apabila di kampung kita kehidupan masyarakatnya telah sesuai dengan kehendak Allah SWT atau menjadi insan yang bertaqwa.

          Demikianlah, khutbah kita kali ini, mudah-mudahan dapat menggugah hati nurani kita, untuk lebih bersungguh-sungguh menegakkan ajaran agama, baik pada pribadi kita, keluarga kita maupun pada masyarakat kita. Semoga Allah SWT meredhoi setiap langkah dan upaya kita dalam memajukan agama-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

 

 

 

 

Khutbah Kedua

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.


قَالَ الله تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكريم:

 




 

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak”

“Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah”

“Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus dari rahmat Allah”

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

 اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya .. Allah Ya… Tuhan kami….

Sungguh telah banyak dosa dan kesalahan yang telah kami perbuat. Tak cukup kata-kata untuk mengungkapkannya. Kami mohon kepada-Mu Zat yang maha Pengampun. Ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa umat Islam seluruh dunia, baik yang telah Engkau panggil kepangkuan-Mu, maupun kami yang masih hidup.

 

Ya.. Allah… Ya Gaffur………

Jangan Engkau timpakan kepada kami mushibah yang tidak sanggup kami memikulnya. Janganpula Ya… Allah, Engkau siksa kami karena kami terlupa dan tersalah. Janganpula Ya… Allah , Engkau timpakan kepada kami bencana sebagaimana yang telah Engkau timpakan kepada umat-umat terdahulu yang Engkar kepada-Mu. Ya Allah ampuni kami, maafkan kami, sayangi kami. Engkaulah Pelindung kami dan bantulah kami menghadapi orang-orang kafir, bantulah kami menghilangkan kemungkaran-kemungkaran dari dalam diri kami, istri kami,anak-anak kami, keluarga kami, masyarakat kami, bangsa dan negara kami. Hingga kami sempurna menjadi hamba-Mu. Ya Allah Ya Tuhan Kami bantu kami menjadi hamba-Mu yang pandai bersyukur, yang dapat berusaha dan berkarya memajukan agama, bangsa dan negara kami dalam redha dan ma’unah-Mu. Amin… Ya.. Rabbal’alamin

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


 

Jumat, 16 Mei 2025

Ketentuan Pembagian Harta Warisan dalam Al-Qur'an dan Sunnah

 

Padang Panjang, Pembagian harta warisan dalam Islam diatur secara rinci dalam Al-Qur'an, khususnya dalam Surah An-Nisa' ayat 11, 12, dan 176. Ketentuan ini juga diperjelas oleh Sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan para ulama melalui ijma' (konsensus) dan qiyas (analogi hukum).

1️⃣ Ahli Waris dalam Islam

Ahli waris dalam Islam terbagi menjadi tiga kelompok utama:

  1. Dzawil Furudh (Ashabul Furudh): Ahli waris yang memiliki bagian tetap (seperti setengah, sepertiga, seperempat, dll.), misalnya:

    • Suami, Istri, Ibu, Ayah, Anak perempuan, dan Saudara perempuan.

  2. Ashabah: Ahli waris yang menerima sisa setelah bagian Ashabul Furudh dibagikan, seperti:

    • Anak laki-laki, Saudara laki-laki, dan Kakek (jika ayah sudah tiada).

  3. Dzawil Arham (Kerabat jauh): Ahli waris yang baru mendapatkan warisan jika tidak ada Ashabul Furudh dan Ashabah, seperti:

    • Cucu dari anak perempuan, keponakan dari saudara perempuan, dll.

2️⃣ Bagian Masing-masing Ahli Waris

Berikut adalah bagian masing-masing ahli waris menurut Al-Qur'an dan Sunnah:

  • Suami: 1/2 jika tidak ada anak, 1/4 jika ada anak.

  • Istri: 1/4 jika tidak ada anak, 1/8 jika ada anak.

  • Anak laki-laki dan perempuan: Anak laki-laki mendapat 2 kali bagian anak perempuan.

  • Ayah: 1/6 jika ada anak, sisa jika tidak ada anak.

  • Ibu: 1/6 jika ada anak atau dua saudara, 1/3 jika tidak ada anak atau saudara.

3️⃣ Cara Membagi Harta Warisan

Langkah-langkah praktis dalam pembagian warisan:

  1. Pelunasan Hutang dan Wasiat:

    • Sebelum warisan dibagi, seluruh hutang pewaris harus dilunasi. Wasiat maksimal 1/3 dari total harta.

  2. Menentukan Ahli Waris yang Berhak:

    • Identifikasi ahli waris yang masih hidup pada saat pewaris wafat.

  3. Pembagian Berdasarkan Nisbah:

    • Gunakan perhitungan sesuai dengan bagian yang telah ditetapkan.

  4. Penyelesaian Sisa (Jika Ada):

    • Jika ada sisa setelah dibagikan kepada Ashabul Furudh, sisa itu diberikan kepada Ashabah.

  5. Penyelesaian Konflik (Jika Terjadi):

    • Jika terdapat perselisihan, penyelesaian dapat dilakukan melalui musyawarah keluarga atau pengadilan syariah.

Contoh Kasus Pembagian Warisan:

Seorang pria meninggal dunia, meninggalkan:

  • Istri

  • 1 anak laki-laki

  • 1 anak perempuan

  • Ibu

Langkah pembagian:

  1. Istri mendapatkan 1/8 karena ada anak.

  2. Ibu mendapatkan 1/6.

  3. Sisa dibagi dengan perbandingan 2:1 antara anak laki-laki dan perempuan.

UWaS

Jumat, 09 Mei 2025

TUNTUNAN BAGAIMANA BERJUM'AT YANG BAIK & SEMPURNA

KHUTBAH JUM'AT
MASJID NURUL FURQAN TPL

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْدُ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِينَ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

أَمَّا بَعْدُ، فَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْدُ

فَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّ تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى زِيَادَةٌ فِي كُلِّ خَيْرٍ وَتَحْصِيلٌ لِكُلِّ نَعِيمٍ، أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أَوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الَّتِي تُدْخِلُكُمْ الْجَنَّةَ وَتُنَجِّيكُمْ مِنَ النَّارِ، فَأَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِينَ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّ تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى زِيَادَةٌ فِي كُلِّ خَيْرٍ وَتَحْصِيلٌ لِكُلِّ نَعِيمٍ، أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أَوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الَّتِي تُدْخِلُكُمْ الْجَنَّةَ وَتُنَجِّيكُمْ مِنَ النَّارِ، فَأَسْتَحْيِي إِنْ تَقُولُوا إِنِّي خَائِفٌ لَكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ، أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، فَأَسْأَلُكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ أَنْ تُسَمِّعُونِي وَتُسَمِّعُونَ مَا أَقُولُ، وَأَنْ تُطِيعُونَ وَأَنْ تُصَلُّوا بِمَا تُؤْمَرُونَ

أَمَّا بَعْدُ، فَأَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِن 

Khutbah Pertama

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…

Segala puji hanya milik Allah ﷻ, Tuhan semesta alam, yang telah memuliakan umat Islam dengan hadirnya hari Jumat sebagai penghulu segala hari. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, suri teladan dalam setiap aspek kehidupan, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang setia mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah…

Hari ini kita berada pada hari yang penuh berkah, hari yang agung di sisi Allah, yaitu hari Jumat. Allah ﷻ berfirman dalam Surat al-Jumu'ah ayat 9, yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. al-Jumu'ah: 9)

Dari ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk segera memenuhi panggilan shalat Jumat, meninggalkan segala bentuk kesibukan dunia, baik itu perdagangan, pekerjaan, maupun aktivitas lainnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Jumat di sisi Allah ﷻ.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

“Barang siapa yang mandi pada hari Jumat, bersuci semampunya, memakai pakaian terbaiknya, dan mendatangi masjid tanpa melangkahi orang, lalu shalat sesuai tuntunannya, dan mendengarkan khutbah dengan penuh perhatian, maka diampuni dosa-dosanya antara Jumat itu dan Jumat sebelumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jamaah yang dirahmati Allah…

Di antara adab-adab yang perlu kita perhatikan dalam melaksanakan Jumat adalah:

  1. Segera Berangkat ke Masjid

    • Bersegera menuju masjid untuk mendapatkan keutamaan, karena malaikat mencatat orang-orang yang lebih dahulu hadir di masjid.

  2. Mandi pada Hari Jumat

    • Rasulullah ﷺ bersabda: “Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  3. Memakai Pakaian Terbaik dan Wangi-Wangian

    • Rasulullah ﷺ menyukai umatnya tampil rapi dan wangi pada hari Jumat.

  4. Memotong Kuku dan Membersihkan Diri

    • Sunnah untuk menjaga kebersihan sebelum menunaikan shalat Jumat.

  5. Memperbanyak Shalawat kepada Nabi ﷺ

    • “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jumat, karena shalawat kalian disampaikan kepadaku.” (HR. Abu Dawud)

Semoga kita termasuk golongan yang memperhatikan dan mengamalkan sunnah-sunnah tersebut.

Khutbah Kedua

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…

Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah memberikan kita kesempatan untuk melaksanakan shalat Jumat pada hari ini. Marilah kita bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan tidak mati kecuali dalam keadaan Islam.

Jamaah yang dirahmati Allah…

Pada kesempatan ini, marilah kita berintrospeksi diri, apakah selama ini kita telah memenuhi panggilan Jumat dengan sungguh-sungguh? Apakah kita masih lalai, berbicara, atau bahkan sibuk dengan telepon genggam saat khutbah berlangsung? Ketahuilah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang berbicara pada saat imam sedang berkhutbah, maka sia-sialah pahalanya.” (HR. Muslim)

Termasuk dalam hal ini adalah bermain HP, mengobrol, dan melakukan hal-hal yang mengganggu kekhusyukan. Marilah kita menjaga adab-adab tersebut agar Jumat kita sempurna di sisi Allah ﷻ.

Ya Allah, jadikan kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa memuliakan hari Jumat, menjaga adab-adabnya, dan meraih keberkahan darinya. Ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dan dosa kaum Muslimin. Aamiin ya Rabbal 'Alamiin.

Akhirul Kalam, Aqimush Shalah…

Kamis, 01 Mei 2025

Hakikat Cinta dalam Islam

Hakikat Cinta dalam Islam

Dalam Islam, cinta bukan sekadar perasaan sesaat atau emosi romantis. Sejatinya Cinta adalah energi ruhani yang menggerakkan manusia untuk taat, berbuat baik, dan mendekat kepada Allah, menjauhkan diri dari segala yang membuat hati semakin jauh dari Allah seperti maksiat & dosa. Melakukan sesuatu yang disenangi oleh yang dicintainya dan tidak melakukan sesuatu yang dibenci atau tidak disukainya.

Prinsip dasarnya:

  1. Cinta bermula dari Allah – Allah adalah sumber cinta (Al-Wadud, Maha Mencintai).

  2. Cinta harus membawa kepada kebaikan, bukan sekadar nafsu.

  3. Cinta itu amanah dan ibadah, bukan sekadar hiburan hati.

Beberapa Hakikat Cinta dalam Islam:

  • Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya adalah cinta tertinggi.
    Rasulullah SAW bersabda:

    "Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga aku lebih ia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia."
    (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Cinta yang murni itu menghidupkan jiwa, bukan menghancurkan akhlak.
    Cinta yang benar akan membuat seseorang lebih taat, lebih rendah hati, dan lebih bersyukur.

  • Cinta sejati bukan sekadar 'aku suka kamu', tapi 'aku ingin bersamamu menuju surga'.
    Sehingga dalam hubungan manusia (seperti pernikahan), cinta dibingkai dengan iman dan tanggung jawab.

  • Cinta kepada sesama muslim adalah bukti keimanan.
    Nabi SAW bersabda:

    "Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai."
    (HR. Muslim)

  • Cinta dalam Islam itu bersih dari kekerasan, maksiat, dan pengkhianatan.
    Karena cinta sejati itu menjaga, bukan merusak. UWaS

BIMLUH DI RUTAN DITUTUP DENGAN DO'A BERSAMA

 



DOA TAUBAT MASSAL PENGHUNI PENJARA

(Versi Emosional dan Menyentuh Hati)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ya Allah, ya Tuhan kami...
Kami datang kepada-Mu hari ini, dengan hati yang compang-camping,
Dengan jiwa yang penuh luka,
Dengan dosa-dosa yang tak mampu kami hitung...

Ya Allah,
Seberapa banyak malam yang telah kami sia-siakan?
Seberapa banyak nikmat-Mu yang kami dustakan?
Seberapa sering Engkau memanggil kami,
Tetapi kami berpaling,
Kami abaikan, kami tinggalkan...

Ya Allah,
Hari ini kami malu...
Malu atas hidup yang kami kotori dengan maksiat,
Malu atas janji-janji yang dulu pernah kami ucapkan, tapi kami khianati sendiri...
Kami terpenjara, ya Allah,
Bukan hanya oleh tembok,
Tapi oleh dosa,
Oleh kelalaian,
Oleh kebodohan kami sendiri.

Ya Allah,
Jika bukan karena kasih sayang-Mu, apa lagi yang bisa menyelamatkan kami?
Jika bukan karena pintu taubat-Mu,
Kami hanyalah orang-orang yang binasa...

Maka pada hari ini, ya Allah,
Di tempat yang penuh pengharapan ini,
Kami sujud kepada-Mu,
Kami menangis kepada-Mu,
Kami mohon... ampunilah kami.

Ampuni setiap air mata yang pernah jatuh dalam kehinaan,
Ampuni setiap langkah yang membawa kami menjauh dari-Mu,
Ampuni setiap luka yang kami tinggalkan di hati orang-orang yang kami cintai...

Ya Allah,
Engkau tahu, hati ini ingin berubah.
Hati ini ingin kembali.
Hati ini ingin Kau bersihkan dengan rahmat-Mu...

Ya Allah,
Jangan biarkan kami keluar dari tempat ini kecuali Engkau telah mengampuni kami,
Kecuali Engkau telah memperbarui hidup kami,
Menjadikan kami hamba-hamba-Mu yang taat,
Yang rendah hati,
Yang istiqamah di jalan-Mu.

Ya Allah,
Pegang tangan kami...
Jangan lepaskan kami dalam gelap...
Tuntun kami menuju cahaya-Mu...
Hingga akhir hayat kami, dalam keadaan husnul khatimah.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

Ya Allah,
Terimalah taubat kami,
Tetapkan kami dalam keimanan,
Lindungi kami dari kembali jatuh dalam maksiat,
Sampai saat Kau panggil kami, dalam keadaan Engkau ridha kepada kami...

آمِين، يَا رَبَّ العَالَمِينَ.


Kamis, 24 April 2025

Peran Konten Media Publikasi dalam Menyebarkan Manfaat bagi Umat di Media Sosial

 

Peran Konten Media Publikasi dalam Menyebarkan Manfaat bagi Umat di Media Sosial

Oleh: Wahyu Salim, Penyuluh Agama Islam

Pendahuluan

Di tengah arus digitalisasi yang semakin deras, media sosial telah menjadi panggung utama bagi pertukaran informasi dan komunikasi umat manusia. Dari anak muda hingga orang tua, dari kalangan terpelajar hingga masyarakat umum, hampir semua lapisan masyarakat kini terkoneksi dalam satu ruang maya yang sama. Dalam konteks ini, penyebaran informasi yang bersifat edukatif, inspiratif, dan spiritual menjadi suatu kebutuhan penting, terutama bagi umat Islam yang mendambakan konten-konten bermakna di tengah hiruk-pikuk dunia maya.

Sebagai seorang penyuluh agama, saya meyakini bahwa media sosial bukan hanya alat hiburan, tetapi juga sarana dakwah yang sangat strategis. Maka dari itu, sangat penting bagi para pendakwah, aktivis dakwah, dan penggiat media Islam untuk memproduksi dan menyebarkan konten yang benar-benar membawa manfaat bagi umat – tanpa membedakan kelas sosial, tingkat pendidikan, atau latar belakang ekonomi mereka.

Konten Media Publikasi yang Bermanfaat: Ciri dan Karakteristik

Konten yang bermanfaat bukan sekadar yang “viral” atau banyak disukai, tetapi lebih dari itu, konten tersebut harus:

1. Memberikan pencerahan spiritual dan moral
Konten seperti kutipan ayat Al-Qur’an, hadits Nabi SAW, kisah-kisah inspiratif para sahabat, atau pesan-pesan hikmah sangat efektif menenangkan hati dan menumbuhkan keimanan.

2. Sederhana tapi mendalam
Sampaikan pesan secara ringkas dengan bahasa sederhana namun tetap kaya makna.

3. Tidak memecah-belah umat
Konten yang bermanfaat harus merangkul, menyatukan, dan membawa semangat ukhuwah Islamiyah.

4. Terbuka untuk semua kalangan
Konten dakwah harus bersifat inklusif dan mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.

Strategi Menyampaikan Konten yang Efektif di Media Sosial

Untuk memastikan bahwa konten yang kita buat tidak hanya dilihat, tetapi juga dirasakan manfaatnya, beberapa strategi berikut dapat dilakukan:

1. Gunakan Visual yang Menarik dan Profesional
Desain poster atau infografik yang rapi dan enak dilihat akan lebih mudah menarik perhatian.

2. Pahami Algoritma Media Sosial
Waktu unggah yang tepat dan pemilihan tagar (#) akan membuat konten lebih menjangkau khalayak luas.

3. Buat Konten Berseri
Seri dakwah harian atau tanya jawab agama dalam bentuk live streaming dapat membangun kedekatan.

4. Interaksi dengan Audiens
Balas komentar, buka ruang diskusi, dan jadikan konten sebagai jembatan silaturahmi.

Penutup

Menyebarkan kebaikan di media sosial bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban moral kita sebagai bagian dari umat yang ingin melihat Islam menjadi rahmat bagi semesta. Dalam peran saya sebagai Penyuluh Agama Islam, saya meyakini bahwa setiap postingan, setiap video, dan setiap caption yang mengandung nilai kebaikan adalah bagian dari amal jariyah. Dan ketika konten itu tidak membedakan siapa yang melihat – kaya atau miskin, pejabat atau rakyat – maka di sanalah terwujud misi dakwah sejati: menyapa hati setiap insan tanpa batasan.

Mari kita isi media sosial dengan cahaya, dengan kebaikan, dan dengan ilmu yang menentramkan. Karena dakwah tak lagi terbatas pada mimbar dan masjid, tapi kini ada di setiap layar ponsel yang menggenggam hati umat. UWaS

Selasa, 22 April 2025

LATIHAN KERJA: KARYA TULIS ILMIAH BAGI PENYULUH AGAMA "BAHAYA INTERNET BAGI REMAJA"

 


ARTIKEL

"BAHAYA INTERNET BAGI REMAJA"

Kelompok 6

(Abdul Gapur, Zulfakhri, Delvinita, Marhamah, Wahyu Salim)

 

ABSTRAK

Kemajuan teknologi digital dan semakin luasnya akses terhadap internet telah membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat, khususnya pada kelompok usia remaja. Di satu sisi, internet menawarkan berbagai manfaat seperti kemudahan informasi, hiburan, dan konektivitas sosial. Namun di sisi lain, penggunaan internet yang tidak terkontrol dan kurangnya pendampingan dapat menimbulkan berbagai bahaya serius bagi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk bahaya internet terhadap remaja, faktor-faktor penyebabnya, serta implikasinya terhadap aspek psikologis, sosial, dan akademik.

Melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka dan analisis data sekunder dari berbagai sumber terpercaya, ditemukan bahwa remaja sangat rentan terhadap ancaman seperti cyberbullying, kecanduan media sosial dan game online, eksploitasi seksual digital, serta paparan konten negatif seperti kekerasan, pornografi, dan ujaran kebencian. Rendahnya literasi digital, lemahnya pengawasan dari orang tua dan sekolah, serta tekanan sosial di dunia maya menjadi faktor utama yang memperparah kondisi ini. Implikasi dari masalah ini mencakup meningkatnya gangguan kesehatan mental seperti stres, depresi, isolasi sosial, hingga penurunan prestasi belajar.

Penelitian ini merekomendasikan beberapa langkah preventif dan kuratif, seperti peningkatan literasi digital sejak usia dini, penguatan peran orang tua dan sekolah dalam pengawasan digital, penyediaan layanan konseling, serta perlunya kebijakan pemerintah yang mendukung perlindungan anak di ranah digital. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan menyeluruh, diharapkan remaja dapat menjadi pengguna internet yang cerdas, kritis, dan bijak dalam memanfaatkan teknologi secara positif.

Kata Kunci: internet, remaja, literasi digital, cyberbullying, kecanduan digital, perlindungan anak

 

 PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan, sosial, dan budaya. Internet, sebagai salah satu produk utama dari perkembangan teknologi tersebut, kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Remaja sebagai generasi digital native merupakan kelompok usia yang paling aktif dalam mengakses dan memanfaatkan internet, baik untuk keperluan belajar, hiburan, maupun interaksi sosial. Fenomena ini menunjukkan bahwa internet memiliki peran penting dalam proses pembentukan karakter, cara berpikir, dan pola perilaku remaja masa kini.

Namun, di balik berbagai manfaat yang ditawarkan, penggunaan internet yang tidak bijak dan tanpa kontrol yang memadai dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Remaja menjadi kelompok yang rentan terhadap berbagai ancaman digital, seperti cyberbullying, kecanduan media sosial, akses terhadap konten pornografi dan kekerasan, serta eksploitasi seksual daring. Selain itu, penggunaan internet yang berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, penurunan konsentrasi belajar, serta menurunnya interaksi sosial di dunia nyata. Hal ini menandakan adanya kebutuhan mendesak untuk memahami lebih dalam tentang bahaya internet bagi remaja dan bagaimana upaya pencegahan serta penanganannya dapat dilakukan secara efektif.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terhadap meningkatnya kasus-kasus negatif yang melibatkan remaja di dunia maya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bentuk-bentuk bahaya internet yang umum dialami oleh remaja, menganalisis faktor-faktor penyebabnya, serta merumuskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalisasi dampak buruk tersebut. Dengan memahami masalah ini secara komprehensif, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam membangun kesadaran, baik bagi remaja itu sendiri, orang tua, sekolah, maupun pemerintah, untuk menciptakan lingkungan digital yang aman, sehat, dan mendidik bagi generasi muda.

 

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa saja bentuk-bentuk bahaya penggunaan internet yang sering dialami oleh remaja?
  2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan remaja rentan terhadap dampak negatif dari penggunaan internet?
  3. Apa implikasi atau dampak yang ditimbulkan dari penggunaan internet secara berlebihan terhadap kehidupan remaja, baik dari segi psikologis, sosial, maupun akademik?
  4. Langkah-langkah atau upaya apa yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak (remaja, orang tua, sekolah, dan pemerintah) untuk mencegah dan mengatasi bahaya internet bagi remaja?

 

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

  1. Untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai bentuk bahaya internet yang umum dialami oleh remaja.
  2. Untuk menganalisis faktor-faktor penyebab yang membuat remaja rentan terhadap dampak negatif penggunaan internet.
  3. Untuk menggambarkan dampak atau implikasi dari penggunaan internet yang tidak terkontrol terhadap kesehatan mental, sosial, dan akademik remaja.
  4. Untuk merumuskan solusi dan strategi yang dapat dilakukan oleh remaja, orang tua, sekolah, serta pemerintah dalam mencegah dan menangani bahaya internet secara efektif.

 

MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur dan kajian akademik di bidang pendidikan, psikologi remaja, dan literasi digital, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan internet secara bijak pada kalangan remaja.

b. Manfaat Praktis

  1. Bagi Remaja: Memberikan pemahaman tentang bahaya internet serta mendorong mereka menjadi pengguna teknologi yang lebih cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.
  2. Bagi Orang Tua dan Guru: Memberikan wawasan tentang pentingnya pengawasan, pendampingan, dan pendidikan digital bagi anak-anak dan siswa.
  3. Bagi Sekolah dan Lembaga Pendidikan: Menjadi dasar pengembangan kebijakan dan program literasi digital yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
  4. Bagi Pemerintah dan Pembuat Kebijakan: Menjadi referensi dalam merumuskan regulasi dan kebijakan perlindungan anak di dunia digital.

 

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian mengenai dampak penggunaan internet pada remaja telah banyak dilakukan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti psikologi, pendidikan, dan ilmu komunikasi. Tinjauan pustaka ini akan menguraikan beberapa teori dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan sebagai dasar dalam memahami bahaya internet bagi remaja.

1. Remaja dan Perkembangan Psikososial

Menurut Erik Erikson (1968), masa remaja merupakan tahap perkembangan psikososial yang ditandai dengan pencarian identitas (identity vs. role confusion). Pada tahap ini, remaja sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan sedang dalam proses membentuk jati diri. Internet, khususnya media sosial, dapat memengaruhi proses ini secara positif maupun negatif. Ketergantungan terhadap validasi dari media sosial sering kali membuat remaja mengalami tekanan psikologis, kecemasan, dan rendah diri (Santrock, 2017).

2. Bahaya Cyberbullying dan Kekerasan Digital

Penelitian yang dilakukan oleh Hinduja dan Patchin (2015) menunjukkan bahwa cyberbullying adalah salah satu bentuk kekerasan yang paling sering dialami remaja di internet. Dampaknya bisa sangat serius, termasuk trauma emosional, penurunan prestasi akademik, hingga risiko bunuh diri. Di Indonesia, data UNICEF (2021) mencatat bahwa sekitar 45% remaja pernah mengalami perundungan di dunia maya.

3. Kecanduan Internet dan Media Sosial

Young (1998) memperkenalkan istilah Internet Addiction Disorder (IAD) untuk menggambarkan kondisi kecanduan internet yang ditandai dengan hilangnya kontrol penggunaan dan munculnya dampak negatif dalam kehidupan sosial, akademik, dan emosional. Di era sekarang, kecanduan tidak hanya terkait browsing atau game, tetapi juga media sosial. Menurut survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2023), remaja menghabiskan rata-rata lebih dari 6 jam per hari di dunia maya.

4. Eksploitasi Seksual Online dan Perlindungan Anak

Penelitian oleh ECPAT dan Kominfo (2023) menyoroti maraknya kasus eksploitasi seksual terhadap anak dan remaja secara daring. Korban sering kali dijebak melalui media sosial oleh pelaku yang menyamar sebagai teman sebaya (online grooming). Rendahnya kesadaran remaja tentang keamanan digital menjadi salah satu penyebab utama tingginya kasus ini.

5. Peran Literasi Digital

Literasi digital menjadi salah satu kunci dalam menghadapi bahaya internet. Menurut Buckingham (2007), literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan teknis menggunakan perangkat digital, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, etika berinternet, dan memahami risiko di dunia maya. Pendidikan literasi digital sejak usia dini terbukti mampu mengurangi risiko paparan konten negatif dan perilaku menyimpang secara daring (Nasrullah, 2016).

 

Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Dari berbagai studi di atas, dapat disimpulkan bahwa internet membawa pengaruh besar terhadap remaja, baik secara positif maupun negatif. Bahaya internet seperti cyberbullying, kecanduan digital, dan eksploitasi seksual daring merupakan tantangan nyata yang perlu ditangani melalui pendekatan edukatif, preventif, dan kolaboratif. Penelitian ini akan melanjutkan kajian tersebut dengan menyoroti konteks sosial dan budaya remaja Indonesia secara lebih spesifik.

 

METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam mengenai bentuk-bentuk bahaya internet yang dialami oleh remaja, faktor penyebabnya, serta dampaknya terhadap kehidupan mereka. Pendekatan kualitatif dipilih karena fokus penelitian ini terletak pada pemahaman konteks sosial dan perilaku, bukan pada pengukuran angka semata.

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka (library research). Sumber data meliputi:

  • Jurnal ilmiah nasional dan internasional yang relevan
  • Buku-buku akademik tentang remaja, internet, dan literasi digital
  • Laporan dari lembaga resmi seperti Kominfo, UNICEF, ECPAT, dan APJII
  • Artikel berita terpercaya dan laporan survei nasional

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

  • Menelusuri dokumen, artikel, dan hasil penelitian yang sudah dipublikasikan secara daring maupun luring
  • Mengklasifikasikan data berdasarkan tema: jenis bahaya internet, dampak terhadap remaja, faktor penyebab, dan solusi
  • Menggunakan kata kunci pencarian seperti “bahaya internet bagi remaja,” “cyberbullying,” “kecanduan media sosial,” dan “perlindungan anak online”

4. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Prosesnya meliputi:

  • Reduksi data: memilih informasi yang relevan dengan fokus penelitian
  • Penyajian data: mengelompokkan data dalam bentuk deskripsi tematik
  • Penarikan kesimpulan: menyusun simpulan berdasarkan pola-pola temuan yang muncul

5. Validitas Data

Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan teknik triangulasi sumber, yaitu membandingkan data dari berbagai sumber (jurnal, laporan, dan artikel berita) untuk memastikan konsistensi dan kebenaran informasi. Selain itu, dilakukan pengecekan silang dengan data terbaru dan sumber yang kredibel.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Bentuk-Bentuk Bahaya Internet yang Dialami Remaja

Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat beberapa bentuk ancaman utama yang dihadapi remaja dalam penggunaan internet, yaitu:

  • Cyberbullying: Merupakan bentuk perundungan yang terjadi secara daring, baik melalui media sosial, aplikasi pesan, atau platform game online. Menurut UNICEF (2021), sekitar 45% remaja di Indonesia mengaku pernah mengalami cyberbullying.
  • Kecanduan Media Sosial dan Game Online: APJII (2023) melaporkan bahwa rata-rata remaja Indonesia menghabiskan waktu lebih dari 6 jam per hari di internet, terutama untuk mengakses media sosial dan bermain game. Hal ini menyebabkan penurunan waktu belajar, gangguan tidur, dan kurangnya interaksi sosial nyata.
  • Paparan Konten Negatif: Remaja sering kali terpapar konten pornografi, kekerasan, dan ujaran kebencian tanpa filter yang memadai. Paparan jangka panjang dapat memengaruhi cara berpikir dan perilaku mereka.
  • Eksploitasi Seksual Daring: Kasus online grooming dan sextortion makin meningkat. ECPAT dan Kominfo (2023) mencatat meningkatnya jumlah laporan kasus eksploitasi seksual anak di ruang digital.

2. Faktor-Faktor Penyebab Remaja Rentan terhadap Bahaya Internet

Beberapa faktor utama yang ditemukan sebagai penyebab kerentanan remaja terhadap bahaya internet antara lain:

  • Rendahnya Literasi Digital: Banyak remaja tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang privasi digital, etika berinternet, serta cara membedakan informasi palsu dan benar.
  • Kurangnya Pengawasan dari Orang Tua dan Sekolah: Banyak remaja mengakses internet tanpa pengawasan yang ketat. Orang tua sering tidak memahami aktivitas digital anak-anak mereka.
  • Tekanan Sosial dan Kebutuhan Eksistensi di Media Sosial: Remaja cenderung membandingkan diri dengan orang lain di media sosial, yang dapat memicu rasa rendah diri, iri hati, bahkan depresi.

3. Dampak Negatif Penggunaan Internet Berlebihan

Bahaya internet tidak hanya bersifat sementara, tetapi dapat berdampak jangka panjang terhadap aspek-aspek berikut:

  • Psikologis: Kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kecanduan digital.
  • Sosial: Menurunnya interaksi sosial langsung, kurangnya empati, dan kesulitan komunikasi nyata.
  • Akademik: Gangguan fokus belajar, penurunan prestasi, dan kemalasan karena terlalu banyak waktu digunakan untuk aktivitas non-produktif di internet.

4. Upaya Penanggulangan Bahaya Internet bagi Remaja

Beberapa solusi yang dapat diterapkan berdasarkan hasil kajian antara lain:

  • Edukasi Literasi Digital Sejak Dini: Sekolah dan orang tua perlu bekerja sama memberikan edukasi tentang etika dan keamanan dalam berinternet.
  • Penguatan Peran Orang Tua dan Guru: Meningkatkan pendampingan digital, menerapkan jam penggunaan gadget, serta membangun komunikasi yang terbuka dengan remaja.
  • Kebijakan Pemerintah: Pemerintah perlu memperkuat regulasi perlindungan anak di dunia maya serta menggencarkan kampanye kesadaran publik mengenai bahaya internet.
  • Alternatif Kegiatan Positif: Remaja didorong untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sosial, olahraga, atau seni yang mengurangi ketergantungan pada dunia maya.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penggunaan internet yang semakin meluas di kalangan remaja membawa dampak ganda—baik positif maupun negatif. Penelitian ini secara khusus menyoroti berbagai bahaya internet yang mengancam remaja, seperti cyberbullying, kecanduan digital, paparan konten negatif, dan eksploitasi seksual daring. Faktor-faktor penyebab utama dari kondisi ini antara lain rendahnya literasi digital, kurangnya pengawasan dari orang tua dan sekolah, serta tekanan sosial dari lingkungan maya.

Dampak dari bahaya internet terhadap remaja sangat kompleks, meliputi gangguan psikologis seperti stres dan depresi, penurunan kualitas hubungan sosial, hingga penurunan prestasi akademik. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini tidak bisa dianggap sepele dan perlu penanganan lintas sektor secara serius dan berkelanjutan.

Saran

Berdasarkan hasil kajian dan analisis, beberapa saran yang dapat diberikan antara lain:

  1. Pendidikan Literasi Digital: Sekolah dan keluarga perlu mengintegrasikan pendidikan literasi digital secara sistematis untuk membekali remaja dengan keterampilan kritis, etis, dan aman dalam menggunakan internet.
  2. Pengawasan dan Pendampingan Orang Tua: Orang tua perlu meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas digital anak-anak mereka, termasuk dengan membangun komunikasi terbuka dan menerapkan batasan waktu penggunaan perangkat.
  3. Peran Sekolah: Sekolah sebaiknya aktif menyelenggarakan program pembinaan, seminar, atau konseling terkait penggunaan internet yang sehat dan bijak.
  4. Peran Pemerintah dan Lembaga Terkait: Pemerintah perlu memperkuat kebijakan perlindungan anak di dunia digital, serta meningkatkan kampanye publik tentang bahaya dan etika penggunaan internet.
  5. Kegiatan Alternatif Positif: Remaja perlu diarahkan untuk menyalurkan energi dan minat mereka ke dalam kegiatan yang membangun, seperti seni, olahraga, organisasi, dan kegiatan sosial di dunia nyata.

Dengan langkah kolaboratif antara semua pihak—remaja, keluarga, sekolah, dan pemerintah—diharapkan penggunaan internet di kalangan remaja dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengembangan diri yang aman dan produktif, bukan sebaliknya menjadi sumber ancaman yang merusak masa depan mereka.

 

DAFTAR PUSTAKA

APJII. (2023). Laporan Survei Internet APJII Tahun 2023. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Diakses dari: https://apjii.or.id

Buckingham, D. (2007). Digital Media Literacies: Rethinking Media Education in the Age of the Internet. Research in Comparative and International Education, 2(1), 43–55.

ECPAT Indonesia & Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2023). Laporan Tahunan Perlindungan Anak di Dunia Digital. Jakarta: ECPAT Indonesia.

Erikson, E. H. (1968). Identity: Youth and Crisis. New York: W. W. Norton & Company.

Hinduja, S., & Patchin, J. W. (2015). Bullying Beyond the Schoolyard: Preventing and Responding to Cyberbullying (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Nasrullah, R. (2016). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Santrock, J. W. (2017). Adolescence (16th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

UNICEF Indonesia. (2021). Studi Kekerasan Terhadap Anak dan Remaja di Dunia Maya. Jakarta: UNICEF.

Young, K. S. (1998). Internet Addiction: The Emergence of a New Clinical Disorder. CyberPsychology & Behavior, 1(3), 237–244.