Dasar: Al-Baqarah: 1-5, 183, 197 dst, HR Abu Daud
Hakikat Taqwa adalah menjaga diri untuk selalu berada pada suatu kondisi mentaati seluruh perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-larangan-Nya dalam berbagai situasi, kapan dan dimanapun berada; baik di masjid, kantor, pasar, di rumah, dalam keadaan sendiri atau rama-ramai, saat bahagia atau sedih, beruntung atau rugi, sehat atau sakit dsb.
Menjadi Pribadi Taqwa (Muttaqin) merupakan kemestian bagi setiap orang beriman agar bisa mencapai puncak tertinggi penghambaan diri kepada Allah SWT; Ia seharusnya bersunggguh-sungguh, berhati-hati dan tetap waspada setiap saat jangan sampai duri penghalang, bajuk rayu kehidupan & tiupan setan menghambatnya menuju ridha & cinta Ilahi.
Dalam Al-Qur'an kata taqwa disebut sebanyak 258 kali dengan rincian 86 kali dalam bentuk fi'il amar, 27 fi'il madhi, 54 fi'il mudhari', isim fa'il 50 kali dan 19 kali dalam bentuk isim mashdar.
Di samping itu wasiat taqwa merupakan rukun dalam khutbah jum'at. Dua Hal ini menunjukkan betapa penting kedudukan taqwa bagi setiap muslim.
Pengertian Bahasa: takut, memelihara/menjaga/melindungi & waspada, hati-hati, sungguuh-sungguh.
Secara Istilah ialah sikap mendengar, menta'ati apasaja yang diperintahkan Allah SWT dan meninggalkan seluruh-larangan-larangan-NYa.
Dengan demikian taqwa mengandung makna dinamis, produktif dan kompetitif.
Dikatakan dinamis karena perubahan situasi kondisi sangat fluktuatif yang menuntut untuk selalu kokoh menjaga ketaqwaan, baik dalam suka maupun duka, susah senang, berkecukupan atau kekurangan, di pasar atau di kantor, masjid atau di rumah dst.
Disebut produktif dalam kondisi apapun harus tetap mampu menjaga keimanan, menjaga kethaatan, memberikan mamfaat kepada orang lain.
Dikatakan kompetitif karena kita diperintah untuk berlomba dalam kebaikan dan menjadi imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
Wallahu A'lam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar