KHUTBAH JUM'AT
"Mewaspadai Kemunduran Iman dan Taqwa Pasca Ramadhan"
MUQADDIMAH
PUJI SYUKUR
SHALAWAT
WASIAT TAQWA
Kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, terutama nikmat iman, Islam, dan kesempatan menjalani bulan suci Ramadhan hingga kini kita memasuki hari-hari Syawal.
Kita bershalawat dan mengucapkan salam kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh umatnya yang istiqamah hingga hari kiamat.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah...
Hari ini adalah hari Jumat Kedua setelah kita meninggalkan bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, ampunan, dan limpahan pahala dari Allah Ta’ala. Bulan yang menyuburkan iman dan menguatkan takwa kita. Namun, kini Ramadhan telah berlalu. Pertanyaannya adalah: apakah semangat ibadah, kekhusyukan, dan keteguhan iman kita tetap terjaga? Ataukah mulai melemah seiring kepergian Ramadhan?
Bahaya Kemunduran Iman Setelah Ramadhan
Salah satu hal yang harus kita waspadai bersama adalah fenomena "kemunduran iman dan takwa" setelah Ramadhan. Banyak dari kita yang semangat membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan, tapi mushaf kembali tertutup di bulan Syawal. Masjid-masjid yang ramai di 10 malam terakhir Ramadhan, kembali sepi setelah Idul Fitri. Amal ibadah yang rutin dilakukan selama sebulan, mulai ditinggalkan tanpa sebab yang jelas.
Padahal, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak hanya disembah di bulan Ramadhan. Allah adalah Rabb sepanjang masa. Dia adalah Tuhan kita di bulan Ramadhan, Syawal, dan seluruh bulan dalam setahun.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kematian."
(QS. Al-Hijr: 99)
Ayat ini menegaskan bahwa ibadah dan ketaatan kepada Allah tidak dibatasi oleh waktu atau musim tertentu. Kewajiban untuk taat adalah seumur hidup.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah...
Ketahuilah bahwa kemunduran iman itu bertahap, sedikit demi sedikit. Dimulai dari meninggalkan kebiasaan baik yang telah dibangun di bulan Ramadhan. Misalnya, meninggalkan shalat berjamaah, meninggalkan tilawah, atau kembali ke dosa-dosa lama.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
"Di antara tanda diterimanya amal shalih adalah adanya kebaikan setelahnya. Dan di antara tanda ditolaknya amal adalah kembalinya seseorang kepada maksiat setelah beramal."
Oleh karena itu, mari kita jadikan Ramadhan sebagai titik balik, bukan hanya momen sesaat. Jangan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
"Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain lapar dan haus." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah...
Mari kita pertahankan semangat Ramadhan sepanjang tahun:
-
Jaga shalat berjamaah – jangan hanya rajin ke masjid di bulan puasa.
-
Lanjutkan tilawah Al-Qur’an – minimal satu lembar setiap hari.
-
Bangun malam secara rutin – walau hanya dua rakaat sebelum Subuh.
-
Perbanyak puasa sunnah – seperti puasa enam hari di bulan Syawal.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)
Inilah cara kita menunjukkan kepada Allah bahwa kita bukan hanya hamba musiman. Bahwa kita tetap istiqamah dalam iman dan takwa, di dalam maupun di luar bulan Ramadhan.
Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah Ta’ala:
اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِينَ، وَتَقَبَّلْ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعْمَالِنَا فِي شَهْرِ رَمَضَان.
Ya Allah, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu. Jadikan kami hamba-hamba yang bertakwa, dan terimalah puasa, qiyam, dan seluruh amal ibadah kami di bulan Ramadhan.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات، برحمتك يا أرحم الراحمين.
عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar