Jumat, 04 Oktober 2024

SEMANGAT UKHUWWAH

 


SEMANGAT UKHUWWAH 

Wahyu Salim ( Ketua PCM X Koto/Penyuluh Agama )

Padang Panjang, Semangat ukhuwah di kalangan warga Persyarikatan Muhammadiyah merupakan landasan penting dalam membangun solidaritas dan persatuan di antara anggotanya. Ukhuwah, yang berarti persaudaraan, memiliki makna yang mendalam dalam konteks Islam dan menjadi pilar utama dalam menjalankan misi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah.

Konsep Ukhuwah dalam Islam

Dalam Al-Quran, Allah menegaskan pentingnya ukhuwah dengan menyatakan bahwa orang-orang beriman adalah bersaudara (QS Al-Hujurat: 10). Ayat ini menekankan bahwa meskipun terdapat perbedaan pandangan dan latar belakang, persaudaraan di antara umat Islam harus tetap terjaga. Dalam konteks Muhammadiyah, semangat ukhuwah ini diharapkan dapat mengatasi perbedaan dan memperkuat ikatan antar anggota.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam tulisannya “Menguatkan Ukhuwah Muhammadiyah” pernah menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagi gerakan dan organisasi Islam juga akan kokoh jika dibangun atas dasar ukhuwah. Bagi warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah di seluruh struktur dan lingkungan hendaknya praktikkan ajaran ukhuwah itu dalam kehidupan organisasi, selain di rumah, masyarakat, serta dalam kehidupan umat dan bangsa sebagaimana terkandung dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).

Kembangkan sikap ta’aruf, ta’awun, tasamuh, tarahum, dan segala nilai kebajikan yang membangun ukhuwah di tubuh Persyarikatan sehingga satu sama lain merasa bersaudara seiman, seorganisasi,  dan seperjuangan.

Praktik Ukhuwah di Muhammadiyah

  1. Ta'aruf (Saling Mengenal): Anggota Muhammadiyah diajak untuk saling mengenal satu sama lain, sehingga tercipta rasa saling percaya dan menghargai. Proses ta'aruf ini penting untuk membangun hubungan yang harmonis.
  2. Ta'awun (Saling Membantu): Semangat saling membantu dalam berbagai aspek kehidupan, baik sosial maupun spiritual, menjadi salah satu cara untuk memperkuat ukhuwah. Anggota diharapkan untuk saling mendukung dalam kegiatan dakwah dan amal sosial.
  3. Tasamuh (Toleransi): Dalam menghadapi perbedaan pendapat, sikap tasamuh sangat diperlukan. Anggota Muhammadiyah diajarkan untuk toleran terhadap pandangan yang berbeda, sehingga konflik dapat diminimalisir.
  4. Tarahum (Kasih Sayang): Mengembangkan rasa kasih sayang antar sesama anggota adalah kunci untuk menciptakan suasana yang damai dan harmonis. Hal ini mencakup perhatian terhadap kebutuhan dan kesulitan yang dialami oleh anggota lain.

Tantangan dalam Mempertahankan Ukhuwah

Meskipun semangat ukhuwah sangat ditekankan, tantangan tetap ada. Perbedaan pandangan politik atau ideologi terkadang dapat memicu ketegangan di antara anggota.

Mari kita renungkan dan patuhi ketulusan pesan Ayahanda Haedar Nassir agar setiap warga persyarikatan Muhammadiyah menjauhi hal-hal yang menyebabkan retak, konflik, dan pecah-belah di seluruh lingkungan Muhammadiyah. Perbedaan politik dan hal-hal lain yang bersifat pandangan atau orientasi tindakan jangan menjadikan centang-perenang di dalam Persyarikatan.

Tumbuhkan sikap rendah hati, kasih sayang, toleran, dan sifat-sifat terpuji yang memperkokoh ukhuwah sesama keluarga besar Muhammadiyah. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan menghindari tindakan yang dapat merusak persatuan.

Kesimpulan

Semangat ukhuwah di kalangan warga Persyarikatan Muhammadiyah sangat penting untuk mencapai tujuan bersama dalam dakwah dan pelayanan kepada masyarakat. Dengan mengamalkan prinsip-prinsip ukhuwah seperti ta'aruf, ta'awun, tasamuh, dan tarahum, anggota Muhammadiyah dapat memperkuat ikatan persaudaraan mereka. Dalam menghadapi tantangan, sikap toleran dan kasih sayang harus tetap dijunjung tinggi agar ukhuwah tetap terjaga dan berkembang dengan baik. Wallahu A’lam

Tidak ada komentar: