SEMANGAT UKHUWWAH
Wahyu Salim ( Ketua PCM X Koto/Penyuluh
Agama )
Padang
Panjang, Semangat
ukhuwah di kalangan warga Persyarikatan Muhammadiyah merupakan landasan penting
dalam membangun solidaritas dan persatuan di antara anggotanya. Ukhuwah, yang
berarti persaudaraan, memiliki makna yang mendalam dalam konteks Islam dan
menjadi pilar utama dalam menjalankan misi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah.
Konsep
Ukhuwah dalam Islam
Dalam
Al-Quran, Allah menegaskan pentingnya ukhuwah dengan menyatakan bahwa
orang-orang beriman adalah bersaudara (QS Al-Hujurat: 10). Ayat ini menekankan
bahwa meskipun terdapat perbedaan pandangan dan latar belakang, persaudaraan di
antara umat Islam harus tetap terjaga. Dalam konteks Muhammadiyah, semangat
ukhuwah ini diharapkan dapat mengatasi perbedaan dan memperkuat ikatan antar
anggota.
Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam tulisannya “Menguatkan Ukhuwah
Muhammadiyah” pernah menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagi gerakan dan
organisasi Islam juga akan kokoh jika dibangun atas dasar ukhuwah. Bagi warga,
kader, dan pimpinan Muhammadiyah di seluruh struktur dan lingkungan hendaknya
praktikkan ajaran ukhuwah itu dalam kehidupan organisasi, selain di rumah,
masyarakat, serta dalam kehidupan umat dan bangsa sebagaimana terkandung dalam
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).
Kembangkan
sikap ta’aruf, ta’awun, tasamuh, tarahum, dan segala nilai kebajikan yang
membangun ukhuwah di tubuh Persyarikatan sehingga satu sama lain merasa
bersaudara seiman, seorganisasi, dan seperjuangan.
Praktik
Ukhuwah di Muhammadiyah
- Ta'aruf (Saling Mengenal): Anggota Muhammadiyah diajak
untuk saling mengenal satu sama lain, sehingga tercipta rasa saling
percaya dan menghargai. Proses ta'aruf ini penting untuk membangun
hubungan yang harmonis.
- Ta'awun (Saling Membantu): Semangat saling membantu dalam
berbagai aspek kehidupan, baik sosial maupun spiritual, menjadi salah satu
cara untuk memperkuat ukhuwah. Anggota diharapkan untuk saling mendukung
dalam kegiatan dakwah dan amal sosial.
- Tasamuh (Toleransi): Dalam menghadapi perbedaan
pendapat, sikap tasamuh sangat diperlukan. Anggota Muhammadiyah diajarkan
untuk toleran terhadap pandangan yang berbeda, sehingga konflik dapat
diminimalisir.
- Tarahum (Kasih Sayang): Mengembangkan rasa kasih
sayang antar sesama anggota adalah kunci untuk menciptakan suasana yang
damai dan harmonis. Hal ini mencakup perhatian terhadap kebutuhan dan
kesulitan yang dialami oleh anggota lain.
Tantangan
dalam Mempertahankan Ukhuwah
Meskipun
semangat ukhuwah sangat ditekankan, tantangan tetap ada. Perbedaan pandangan
politik atau ideologi terkadang dapat memicu ketegangan di antara anggota.
Mari kita
renungkan dan patuhi ketulusan pesan Ayahanda Haedar Nassir agar setiap warga persyarikatan
Muhammadiyah menjauhi hal-hal yang menyebabkan retak, konflik, dan pecah-belah
di seluruh lingkungan Muhammadiyah. Perbedaan politik dan hal-hal lain yang
bersifat pandangan atau orientasi tindakan jangan menjadikan centang-perenang
di dalam Persyarikatan.
Tumbuhkan
sikap rendah hati, kasih sayang, toleran, dan sifat-sifat terpuji yang
memperkokoh ukhuwah sesama keluarga besar Muhammadiyah. Oleh karena itu,
penting bagi setiap individu untuk mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan
menghindari tindakan yang dapat merusak persatuan.
Kesimpulan
Semangat
ukhuwah di kalangan warga Persyarikatan Muhammadiyah sangat penting untuk
mencapai tujuan bersama dalam dakwah dan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
mengamalkan prinsip-prinsip ukhuwah seperti ta'aruf, ta'awun, tasamuh, dan
tarahum, anggota Muhammadiyah dapat memperkuat ikatan persaudaraan mereka.
Dalam menghadapi tantangan, sikap toleran dan kasih sayang harus tetap
dijunjung tinggi agar ukhuwah tetap terjaga dan berkembang dengan baik. Wallahu
A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar