“Jadilah Pasangan yang Saling Menuntun, Bukan Saling Menjatuhkan”
Oleh: Wahyu Salim (Penyuluh Agama Islam)
(Refleksi QS. At-Taubah: 71 dalam Realitas Rumah Tangga Modern)
Dalam QS. At-Taubah: 71, Allah menegaskan:
“Dan orang-orang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong (awliyā’) bagi sebagian yang lain…”
Ayat ini memberikan pesan bahwa suami dan istri bukanlah pesaing, bukan pula dua orang yang saling mengungguli. Mereka adalah penolong, penuntun, dan pelindung bagi satu sama lain di jalan kebaikan.
1. Rumah Tangga Bukan Arena Lomba, Tapi Ruang Bertumbuh Bersama
Di era modern, banyak pasangan tanpa sadar terjebak dalam kompetisi terselubung: siapa yang lebih banyak menghasilkan uang, siapa yang lebih sibuk, siapa yang lebih lelah, siapa yang lebih berjasa.
Padahal, Islam mengajarkan: pernikahan bukan ajang saling mengalahkan, tetapi ajang saling menguatkan.
Pasangan yang saling menuntun akan:
-
merayakan keberhasilan pasangannya, bukan merasa terancam,
-
membantu ketika pasangan lemah, bukan menyalahkan,
-
menambah energi, bukan mengurasnya.
2. Realitas Rumah Tangga Modern: Tantangannya Nyata
Banyak keluarga hari ini menghadapi situasi yang menguji ketahanan batin:
a. Tekanan ekonomi yang semakin berat
Tagihan, cicilan, dan tuntutan gaya hidup sering memicu emosi.
Tantangan ini membuat sebagian pasangan saling menyalahkan, bukan saling menopang.
b. Media sosial yang menggoda
Di platform digital, orang mudah membandingkan rumah tangganya dengan “kebahagiaan orang lain”.
Akibatnya, yang hadir adalah rasa kurang, curiga, bahkan cemburu.
c. Kesibukan yang mengikis kualitas komunikasi
Karier dan pekerjaan membuat pasangan lupa menyapa, mendengarkan, dan bercerita.
Sementara komunikasi adalah urat nadi keharmonisan.
d. Konflik kecil yang diperbesar oleh ego
Padahal mayoritas perceraian terjadi bukan karena masalah besar, tetapi karena masalah kecil yang tidak disikapi dengan kedewasaan.
3. Prinsip “Saling Menuntun” dalam QS. At-Taubah: 71
Saling menuntun berarti:
✓ Menasehati dalam kebaikan
Tidak membiarkan pasangan terjatuh dalam dosa atau kebiasaan buruk.
✓ Saling menguatkan ketika iman menurun
Iman itu naik turun; suami dan istri harus menjadi “charger spiritual” satu sama lain.
✓ Membangun rumah sebagai pusat ibadah
Zikir, shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an bersama—itulah benteng dari fitnah.
✓ Mengelola perbedaan dengan hikmah
Perbedaan bukan ancaman, tapi peluang untuk saling melengkapi.
4. Cara Praktis Menerapkan Sikap “Saling Menuntun”
Agar rumah tangga benar-benar menjadi taman asri, lakukan langkah-langkah sederhana berikut:
-
Ucapkan apresiasi minimal sekali sehari
“Terima kasih ya, sudah melakukan ini…” -
Bangun komunikasi lembut, hindari kalimat yang menghakimi.
-
Doakan pasangan setiap selesai shalat
Doa yang keluar dari hati akan kembali kepada hati. -
Luangkan waktu tanpa gadget, meski hanya 10 menit, untuk bicara dari hati ke hati.
-
Buat visi bersama keluarga, misalnya dalam ibadah, ekonomi, pendidikan anak.
5. Penutup: Menuntun Itu Cinta, Menjatuhkan Itu Ego
Rumah tangga akan kokoh bila dua hati memilih untuk saling menopang, bukan saling menjatuhkan.
Menjadi pasangan yang saling menuntun adalah wujud cinta fillāh, cinta yang diletakkan di jalan Allah, bukan sekadar perasaan emosional.
Pasangan yang menuntun adalah pasangan yang berkata:
“Aku ingin kita sama-sama menjadi lebih baik, dunia dan akhirat.”
Semoga keluarga-keluarga kita menjadi keluarga yang:
-
saling menolong dalam kebaikan,
-
saling mendewasakan dalam ujian,
-
dan saling menuntun menuju ridha Allah.
Aamiin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar