Jumat, 08 April 2016

Khutbah Jum'at: Kewarisan dalam Islam

Membangun Kesadaran Umat dalam Membagi Harta Pusaka
Oleh: Wahyu Salim, S. Ag

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Angku2 Bapak2 Saudara2 Hadirin Sidang Jum'at  yang berbahagia.
Pertama dan utama sekali mari kita segarkan jiwa dan ruhani kita dengan mempersembahkan segenap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas qudrah dan iradah-Nya kita dapat melangkahkan kaki mengayunkan tangan menuju Masjid ini dalam rangka ubudiyah kepada AAlah Swt yakni ibadah Jum'at.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan ummat Nabi besar Muhammad SAW yang telah risalah Islam kepada kita semua sebagai jalan hidup bagi kita dalam mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. 

Mengawali khutbah khatib mengajak kita semua untuk sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT  kapanpun dan dimanapun kita berada sehingga ketaqwaan melekat kuat dalam kepribadian dan jiwa kita; dapat menjadi identitas dan pakaian haqiqi kita sebagai seorang muslim.

Hadirin sidang jama'ah Jum'at Rahimakumullah
Kita dasari khutbah kita pada firman Allah SWT surat An-Nisa' surat ke-4 juz 4 ayat 12-13.


13. (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.

14. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.

Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan hukum yang disebutkan dalam ayat sebelumnya 11-12 surat An-Nisa' ini adalah ketetapan Allah SWT. Ketetapan Allah pasti benar dan memberikan mamfaat dan keuntungan dunia dan akhirat. Oleh karena itu sebagai seorang muslim tentu kita akan memilih sistem pembagian harta pusaka itu menurut hukum Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits. Dengan demikian kita dipandang dan dinilai sebagai orang yang thaat, mendengarkan dan mengamalkan hukum Allah serta layak mendapatkan surga dan kemenangan yang agung.
 Namun sebaliknya jika kita tidak mengamalkan hukum-hukum Allah terkait hukum waris ini maka kita dipandang telah durhaka telah berma'shiyat kepada Allah melanggar hukum-hukum-Nya, maka akibatnya kita akan mendapatkan kesengsaraan hidup tidak hanya di dunia tapi di akhirat kelak hidup dalam keadaan hina dina di neraka jahannam.

Lalu hadirin sidang jum'at yang berbahagia bagaimana dengan kita masyarakat minangkabau yang punya falsafah hidup basandi syara' syara' basandi kitabullah ABS-SBK syara' mangato adat mamakai dimana harta itu dibagi kepada harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah?

Jawabannya ialah harta pusaka tinggi yang kita dapatkan secara turun temurun; yang biasanya berupa tanah, sawah atau ladang dari nenek moyang kita, kita bagi menurut hukum adat karena hal ini dapat dibenarkan menurut syara' karna dapat diqiyaskan sebagai benda waqaf yang harus dijaga kelangsungan dan kelestariannya yang tidak boleh diperjualbelikan, digadaikan secara sepihak.
Sementara harta yang diperoleh melalui pencaharian dari usaha dan pekerjaan kita atau harta pusaka rendah mari kita bagi menurut syariat Islam. Hal itu berarti kita telah mengamalkan isi firman Allah SWT di atas. 


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.






Tidak ada komentar: