Jumat, 29 Agustus 2025

KEBIJAKSANAAN DALAM BICARA

🕌 Hari ke-4

Kutipan Utama (Poster)

"Orang bijak berbicara karena mereka punya sesuatu untuk dikatakan; orang bodoh berbicara karena mereka ingin mengatakan sesuatu."
— Socrates

Wahyu Salim – Penyuluh Agama Islam Kota Padang Panjang
#penyuluhagamaislambergerak


📖 Materi Penyuluhan Lengkap

Tema: Kebijaksanaan dalam Bicara

Socrates, seorang filsuf besar Yunani, pernah berkata: "Orang bijak berbicara karena mereka punya sesuatu untuk dikatakan; orang bodoh berbicara karena mereka ingin mengatakan sesuatu." Ungkapan ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga lisan. Bicara adalah nikmat, namun jika tidak dijaga dapat menjadi sumber dosa yang besar.

Allah Swt. berfirman:

"Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir."
(QS. Qaf: 18)

Ayat ini mengingatkan bahwa setiap kata akan dicatat, baik yang bermanfaat maupun yang sia-sia. Maka seorang Muslim harus berhati-hati, memastikan lisannya membawa kebaikan, bukan keburukan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam."
(HR. Bukhari-Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa kebijaksanaan dalam berbicara adalah ciri iman. Orang beriman tidak mudah berbicara tanpa ilmu, apalagi menyebar keburukan atau fitnah.

Di era digital, pesan Socrates dan ajaran Islam tentang menjaga lisan ini sangat relevan. Jari kita di media sosial sama kedudukannya dengan lisan; setiap kata yang kita tulis akan dimintai pertanggungjawaban. Karena itu, mari biasakan berbicara dan menulis yang bermanfaat, atau lebih baik diam.

Penutup:
Hendaknya kita menimbang setiap kata sebelum keluar dari mulut atau jari kita. Sebab kata yang bijak dapat menjadi cahaya, sedangkan kata yang sembarangan bisa jadi api yang membakar. UWaS

Tema: Keikhlasan dan Ketulusan dalam Hidup


🕌 Hari ke-3

Kutipan Utama (Poster)

"Jangan jelaskan tentang dirimu kepada siapa pun. Yang mencintaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak akan percaya itu."
— Ali bin Abi Thalib

Wahyu Salim – Penyuluh Agama Islam Kota Padang Panjang
#penyuluhagamaislambergerak


📖 Materi Penyuluhan Lengkap

Tema: Keikhlasan dan Ketulusan dalam Hidup

Ali bin Abi Thalib r.a. memberikan nasihat yang sangat dalam: "Jangan jelaskan tentang dirimu kepada siapa pun. Yang mencintaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak akan percaya itu." Kalimat ini mengajarkan kita untuk hidup dengan penuh ketulusan, tanpa sibuk mencari pembenaran di hadapan manusia. Karena sejatinya, penilaian manusia tidak akan pernah sama. Ada yang mencintai tanpa syarat, ada pula yang membenci tanpa alasan.

Allah Swt. mengingatkan dalam Al-Qur’an:

"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."
(QS. Al-Hasyr: 19)

Ayat ini memberi pesan bahwa orientasi hidup seorang Muslim bukanlah penilaian manusia, tetapi keridhaan Allah. Dengan fokus pada ibadah dan amal saleh, seorang hamba akan tetap tenang meski tidak dipahami oleh sebagian orang.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian."
(HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa yang terpenting bukanlah citra di mata manusia, melainkan hati yang ikhlas dan amal yang tulus. Di era modern, di mana media sosial membuat orang sering menampilkan diri demi pengakuan, pesan Ali bin Abi Thalib ini menjadi sangat relevan. Jangan terjebak dalam pencitraan, sebab keikhlasan lebih berharga daripada semua pujian.

Penutup:
Mari kita belajar untuk tidak sibuk menjelaskan diri, cukup buktikan dengan akhlak dan amal nyata. Biarkan Allah yang menilai, sebab Dia-lah sebaik-baik Hakim. UWaS

KHUTBAH JUM'AT: 3 HAL YANG HARUS TOTALITAS DALAM HIDUP

 


🕌 TEKS KHUTBAH JUM’AT

Tema: 3 Hal yang Harus Totalitas dalam Hidup


Khutbah Pertama

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (آل عمران: ١٠٢)

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,
Ayat ini menegaskan bahwa hidup seorang mukmin harus totalitas dalam takwa. Tidak setengah-setengah, tidak hanya di masjid saja, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan.

Dalam Al-Qur’an, Allah juga berfirman:

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ... (الحج: ٧٨)

“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu...”

Jihad yang dimaksud bukan hanya perang, tapi kesungguhan total dalam menegakkan agama, memperjuangkan kebenaran, dan melawan hawa nafsu.

Kemudian Allah berfirman lagi tentang Al-Qur’an:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ... (البقرة: ١٢١)

“Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya (totalitas), mereka itulah yang benar-benar beriman kepadanya...”

Maka jamaah sekalian, ada tiga hal yang harus totalitas dalam hidup seorang muslim:

  1. Totalitas dalam bertakwa (Ali Imran: 102).

  2. Totalitas dalam berjihad dan berjuang di jalan Allah (Al-Hajj: 78).

  3. Totalitas dalam membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an (Al-Baqarah: 121).

Bila tiga hal ini kita jalankan dengan sungguh-sungguh, insyaAllah hidup kita penuh keberkahan, dan kematian kita akan husnul khatimah.

1. Bertaqwa kepada Allah (Ali ‘Imrān ayat 102)

Allah berfirman:

"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ"
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Muslim.” (QS. Āli ‘Imrān: 102)

  • Bertaqwa berarti menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

  • Takwa harus dilakukan dengan sungguh-sungguh (haqqa tuqatih), artinya bukan setengah hati, melainkan dengan penuh kesadaran, istiqamah, dan totalitas.

  • Hasil dari takwa adalah keselamatan hidup di dunia dan akhirat.


2. Jihad/Berjuang di Jalan Allah (Al-Hajj ayat 78)

Allah berfirman:

"وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ ..."
“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu...” (QS. Al-Ḥajj: 78)

  • Jihad tidak hanya bermakna perang, tetapi juga berjuang menegakkan agama Allah dengan segala potensi yang dimiliki: tenaga, harta, ilmu, lisan, maupun pikiran.

  • Jihad harus dilakukan haqqa jihadih, yaitu dengan kesungguhan, keikhlasan, dan pengorbanan maksimal.

  • Dengan berjihad, umat Islam menjaga kemuliaan diri, agama, dan peradaban.

3. Mengkaji (Tilawah) al-Qur’an (Al-Baqarah ayat 121)

Allah berfirman:

"الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ..."
“Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepada mereka, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya (haqqa tilawatih). Mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya...” (QS. Al-Baqarah: 121)

  • Tilawah tidak sekadar membaca, tetapi juga memahami, menghayati, dan mengamalkan isi al-Qur’an.

  • Membaca al-Qur’an dengan sungguh-sungguh berarti memperhatikan tajwid, tadabbur makna, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

  • Al-Qur’an harus menjadi pedoman hidup, bukan hanya bacaan ritual.

Kesimpulan

Ada tiga amal utama yang diperintahkan untuk dilakukan dengan sungguh-sungguh dan totalitas dalam Islam:

  1. Takwa – menjaga hubungan dengan Allah.

  2. Jihad – berjuang menegakkan agama dengan pengorbanan terbaik.

  3. Tilawah al-Qur’an – menjadikan wahyu sebagai pedoman hidup.

Ketiganya saling melengkapi: takwa adalah fondasi, jihad adalah aksi, dan tilawah al-Qur’an adalah panduan.


Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمُخْتَارُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْأَخْيَارِ.

أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.

Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Marilah kita jadikan hari-hari kita penuh totalitas dalam ibadah dan perjuangan menegakkan agama Allah. Jangan setengah-setengah, jangan separuh hati. Karena Allah hanya menerima amal yang dilakukan dengan penuh kesungguhan.

Kita berdoa semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang total dalam takwa, total dalam perjuangan, dan total dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

 اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِينَ، وَتَوَفَّنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.


Kamis, 28 Agustus 2025

Tema: Muhasabah Diri, Jalan Menuju Keselamatan

 


Tema: Muhasabah Diri, Jalan Menuju Keselamatan

Umar bin Khattab r.a. pernah berkata: "Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang." Nasihat ini mengajarkan pentingnya introspeksi sebelum datangnya hari perhitungan. Muhasabah bukan sekadar menghitung amal baik dan buruk, tetapi juga mendorong kita untuk memperbaiki kesalahan, menambah amal kebaikan, dan mempersiapkan bekal terbaik menuju akhirat.

Allah Swt. berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat ini menegaskan pentingnya evaluasi diri setiap hari. Dengan muhasabah, seorang hamba akan semakin sadar bahwa hidup adalah perjalanan singkat, dan setiap detiknya adalah kesempatan untuk menanam amal kebaikan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya lalu berangan-angan kepada Allah."
(HR. Tirmidzi)

Muhasabah menjadikan seorang Muslim lebih berhati-hati dalam ucapan dan tindakan. Di era modern, muhasabah bisa dilakukan dengan meninjau kembali penggunaan waktu, cara bersosialisasi, hingga sikap kita di dunia digital. Dengan introspeksi yang rutin, hati akan lebih tenang, hidup lebih terarah, dan jiwa siap menghadapi panggilan Allah kapan saja.

Penutup: Mari kita biasakan muhasabah setiap hari, sebelum tidur atau setelah beraktivitas. Sebab dengan menimbang diri sekarang, kita akan lebih ringan saat ditimbang di hadapan Allah kelak. UWaS


Hikmah Ibn Atha’illah: SYUKUR & SHABAR

Hikmah Ibn Atha’illah

"Jangan bersedih karena belum mencapai sesuatu dari dunia, karena mungkin jika kamu mendapatkannya, itu justru menjauhkanmu dari Allah."

Makna Hikmah

  • Dunia adalah sarana, bukan tujuan.

  • Tidak semua yang kita inginkan baik untuk kita di sisi Allah.

  • Rasa sedih berlebihan karena gagal meraih sesuatu menandakan hati terlalu terikat pada dunia.

  • Hikmah ini mengajarkan sikap ridha dan tawakkal: menerima takdir Allah, karena Dia lebih tahu mana yang terbaik bagi hamba-Nya.

Implementasi dalam Kehidupan Modern

1. Dalam Karier dan Pekerjaan

  • Realita: Banyak orang sedih bahkan stres karena tidak mendapatkan jabatan, promosi, atau pekerjaan yang diinginkan.

  • Implementasi: Yakinlah bahwa jika belum mendapatkannya, bisa jadi Allah menjaga kita dari fitnah kekuasaan, tekanan yang membahayakan iman, atau lingkungan kerja yang tidak baik.

  • Sikap: Bekerja keras, berusaha maksimal, tetapi tetap ridha dengan hasil yang Allah tetapkan.

2. Dalam Urusan Ekonomi dan Harta

  • Realita: Di zaman konsumtif, orang sering bersedih karena belum mampu membeli rumah, mobil, gadget terbaru, atau harta lain.

  • Implementasi: Sadari bahwa harta yang berlebihan bisa membuat seseorang lalai dari ibadah, sibuk dengan dunia, bahkan terjerumus ke dalam riya’ atau hutang.

  • Sikap: Mensyukuri rezeki yang ada, menggunakan harta untuk kebaikan, serta yakin bahwa kecukupan lebih penting daripada berlimpah tapi jauh dari Allah.

3. Dalam Pendidikan dan Prestasi

  • Realita: Generasi muda banyak yang bersedih karena tidak diterima di kampus favorit, gagal lomba, atau tidak mencapai prestasi tertentu.

  • Implementasi: Mungkin Allah menghendaki jalan lain yang lebih baik bagi kehidupannya, sesuai dengan potensi dan perannya.

  • Sikap: Terus belajar, mencoba lagi, tetapi jangan menjadikan dunia pendidikan sebagai satu-satunya ukuran nilai diri.

4. Dalam Cinta dan Rumah Tangga

  • Realita: Banyak orang bersedih karena gagal menikah dengan orang yang dicintai, atau karena jodoh belum datang.

  • Implementasi: Bisa jadi orang yang kita cintai justru akan membawa kita jauh dari Allah, atau rumah tangga yang kita bayangkan ternyata tidak mendekatkan kita pada kebaikan.

  • Sikap: Berdoa, bersabar, memperbaiki diri, dan yakin bahwa jodoh yang Allah pilihkan adalah yang terbaik untuk iman kita.

Kesimpulan

Hikmah Ibn Atha’illah ini mengajarkan:

  • Jangan terlalu kecewa atas dunia yang belum kita raih.

  • Apa yang tampak baik menurut kita, belum tentu baik di sisi Allah.

  • Ukuran keberhasilan sejati adalah kedekatan dengan Allah, bukan banyaknya dunia yang kita dapatkan.

👉 Dengan pemahaman ini, seorang Muslim bisa hidup lebih tenang, ikhlas, dan fokus pada tujuan akhir: ridha Allah dan keselamatan akhirat. UWaS

Tiga Hal yang Harus Dilakukan dengan Sungguh-Sungguh dalam Islam

 



Tiga Hal yang Harus Dilakukan dengan Sungguh-Sungguh dalam Islam

1. Bertaqwa kepada Allah (Ali ‘Imrān ayat 102)

Allah berfirman:

"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ"
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Muslim.” (QS. Āli ‘Imrān: 102)

  • Bertaqwa berarti menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

  • Takwa harus dilakukan dengan sungguh-sungguh (haqqa tuqatih), artinya bukan setengah hati, melainkan dengan penuh kesadaran, istiqamah, dan totalitas.

  • Hasil dari takwa adalah keselamatan hidup di dunia dan akhirat.


2. Jihad/Berjuang di Jalan Allah (Al-Hajj ayat 78)

Allah berfirman:

"وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ ..."
“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu...” (QS. Al-Ḥajj: 78)

  • Jihad tidak hanya bermakna perang, tetapi juga berjuang menegakkan agama Allah dengan segala potensi yang dimiliki: tenaga, harta, ilmu, lisan, maupun pikiran.

  • Jihad harus dilakukan haqqa jihadih, yaitu dengan kesungguhan, keikhlasan, dan pengorbanan maksimal.

  • Dengan berjihad, umat Islam menjaga kemuliaan diri, agama, dan peradaban.

3. Mengkaji (Tilawah) al-Qur’an (Al-Baqarah ayat 121)

Allah berfirman:

"الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ..."
“Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab kepada mereka, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya (haqqa tilawatih). Mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya...” (QS. Al-Baqarah: 121)

  • Tilawah tidak sekadar membaca, tetapi juga memahami, menghayati, dan mengamalkan isi al-Qur’an.

  • Membaca al-Qur’an dengan sungguh-sungguh berarti memperhatikan tajwid, tadabbur makna, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

  • Al-Qur’an harus menjadi pedoman hidup, bukan hanya bacaan ritual.

Kesimpulan

Ada tiga amal utama yang diperintahkan untuk dilakukan dengan sungguh-sungguh dan totalitas dalam Islam:

  1. Takwa – menjaga hubungan dengan Allah.

  2. Jihad – berjuang menegakkan agama dengan pengorbanan terbaik.

  3. Tilawah al-Qur’an – menjadikan wahyu sebagai pedoman hidup.

Ketiganya saling melengkapi: takwa adalah fondasi, jihad adalah aksi, dan tilawah al-Qur’an adalah panduan.

Selasa, 26 Agustus 2025

Bimluh di Rutan Kelas IIB Padang Panjang: WBP Belajar Kesabaran dari Rasulullah SAW

 


Padang Panjang, Selasa 26 Agustus 2025 — Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Padang Panjang kembali menghadirkan pembinaan penyuluhan (Bimluh) keagamaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Kali ini, Wahyu Salim, Penyuluh Agama Islam, memberikan materi bertajuk “Tingkatan Sabar Belajar pada Kesabaran Rasulullah SAW” dengan landasan ayat Al-Qur’an, di antaranya surah Āli ‘Imrān ayat 200 dan surah Ṭāhā ayat 132.

Dalam penyuluhannya, Wahyu Salim menekankan pentingnya kesabaran sebagai bekal hidup, baik dalam menghadapi musibah, ujian, maupun tekanan hidup yang sedang dialami. Beliau mengutip firman Allah dalam surah Āli ‘Imrān ayat 200:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."

Empat Pesan Sabar dalam Āli ‘Imrān 200

Menurut tafsir Kementerian Agama, ayat ini mengandung empat perintah penting: bersabar dalam ketaatan, memperteguh kesabaran menghadapi ujian, komitmen dalam perjuangan di jalan Allah, serta bertakwa. “Empat hal ini, jika dipraktekkan, akan mengantarkan seseorang pada kemenangan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat,” jelas Wahyu Salim.

Tafsir tahlili juga menegaskan, jangan sampai orang-orang yang menentang agama lebih sabar daripada kaum muslimin. Oleh karena itu, kesabaran seorang mukmin harus lebih kuat, baik dalam menjalankan perintah Allah maupun menghadapi rintangan hidup.

Kesabaran dalam Salat (Ṭāhā 132)

Selain itu, Wahyu Salim juga mengingatkan pentingnya salat sebagai sumber kekuatan kesabaran. Hal ini ditegaskan dalam surah Ṭāhā ayat 132:

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى

"Perintahkanlah keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, tetapi Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."

Menurut tafsir, Rasulullah SAW selalu mengajak keluarganya untuk salat ketika menghadapi kesulitan. Demikian pula WBP diingatkan agar menjadikan salat sebagai peneguh hati dalam menghadapi masa tahanan, ujian hidup, dan proses pembinaan.

Cahaya Harapan bagi WBP

Dalam penutup penyuluhannya, Wahyu Salim mengajak seluruh WBP untuk meneladani kesabaran Rasulullah SAW dalam menghadapi cobaan. “Kesabaran bukan berarti pasrah tanpa usaha, tapi ikhtiar sungguh-sungguh disertai tawakal. Inilah yang akan membawa kita pada keberuntungan sejati,” ujarnya.

Kegiatan Bimluh ini mendapat sambutan positif dari para WBP. Mereka merasa tercerahkan dan termotivasi untuk lebih sabar dalam menjalani proses hidup, sembari memperkuat ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kegiatan ditutup dengan do'a bersama. UWaS

Sabtu, 23 Agustus 2025

GANN PADANG PANJANG LAKSANAKAN DISKUSI MERDEKA "MENYELAMATKAN GENERASI DARI BAHAYA NARKOBA"



Padang Panjang – Gerakan Anti Narkoba Nasional (GANN) Kota Padang Panjang menggelar Diskusi Merdeka bertajuk “Menyelamatkan Generasi dari Bahaya Narkoba” pada Sabtu, 23 Agustus 2025 bertempat di Unchu Café. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pengurus GANN Padang Panjang serta Penasehat GANN, Angku Basrizal Dt. Panghulu Basa.

Ketua GANN Padang Panjang, Dalius Rajab, dalam sambutannya menyampaikan bahwa diskusi ini digelar dalam rangka memaknai suasana HUT RI ke-80. “Dalam momentum kemerdekaan ini, kita perlu menegaskan kembali komitmen untuk menyelamatkan generasi dari ancaman narkoba. Melalui forum diskusi, kita bahas program kerja dan penguatan kelembagaan sebagai wujud tanggung jawab dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Angku Basrizal Dt. Panghulu Basa menekankan bahwa kejahatan narkoba merupakan extra ordinary crime atau kejahatan luar biasa yang harus ditangkal dengan langkah-langkah luar biasa pula. “Perang terhadap narkoba tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, dunia pendidikan hingga keluarga. Hanya dengan kebersamaan kita bisa melindungi anak bangsa dari bahaya narkoba,” tegasnya. 

Wahyu Salim Ketua Bidang Agama dan Kerohanian menyampaikan laporan kegiatan penyuluhan di Rutan Kelas IIB Padang Panjang dimana lebih 50% penghuninya adalah masalah narkoba terus berlangsung dengan berbagai tema, baik aqidah, ibadah, akhlaq, sejarah termasuk tema-tema aktual seperti bahaya narkoba. Mereka yang habis masa hukumannya perlu disentuh bimbingan keagamaan terus menerus sehingga tidak kembali melakukan kejahatan yang sama setelah kembali kepada masyarakat untuk asimilasi dan integrasi..

Diskusi berlangsung dalam suasana hangat dan interaktif, dengan berbagai pandangan serta gagasan yang lahir untuk memperkuat peran GANN di Padang Panjang. Peserta menyepakati pentingnya strategi preventif, edukatif, dan pemberdayaan masyarakat dalam menanggulangi narkoba, khususnya di kalangan generasi muda.

Kegiatan ini juga diharapkan menjadi awal dari rangkaian aksi nyata GANN Padang Panjang dalam mengawal misi besar penyelamatan generasi bangsa. Dengan adanya komitmen bersama, GANN bertekad untuk hadir sebagai garda terdepan dalam mengedukasi, mengadvokasi, sekaligus menjadi mitra strategis berbagai pihak dalam pemberantasan narkoba. UWaS

LAZISMU PABASKO GELAR RAKERDA OPTIMALKAN PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ SHADAQAH


Pabasko – Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Pabasko menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) pada Sabtu, 23 Agustus 2025 M / 29 Shafar 1447 H. Acara ini secara resmi dibuka oleh Ketua Lazismu Sumatera Barat, Zainal Aqil, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan Lazismu sebagai instrumen strategis dalam mendukung gerakan dakwah dan tajdid Muhammadiyah.

Turut hadir Ketua PDM Pabasko yang diwakili Defrial, serta jajaran pengurus dan pengawas Lazismu, pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Pabasko, perwakilan lembaga otonom, dan lembaga pendidikan Muhammadiyah. Kehadiran berbagai unsur ini mencerminkan sinergi yang kuat antara Lazismu dengan struktur persyarikatan, serta dukungan dari lembaga mitra strategis.

Dalam arahannya, Zainal Aqil menekankan bahwa Lazismu harus tampil sebagai lembaga filantropi Islam yang modern, amanah, dan profesional. “Kekuatan Lazismu terletak pada kolaborasi. Rakerda ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jaringan, menyatukan langkah, dan memastikan zakat, infaq, serta sedekah umat dapat didayagunakan secara maksimal untuk kepentingan dakwah, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi umat,” ujarnya. Lebih lanjut beliau mengapresiasi Rakerda LAZISMU Pabasko adalah rakerda perdana di Sumatera Barat.

Sementara itu, Defrial yang mewakili Ketua PDM Pabasko menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Rakerda ini. Ia berharap Lazismu Pabasko dapat semakin optimal dalam mendukung visi-misi Muhammadiyah, khususnya dalam mewujudkan Islam berkemajuan melalui pemberdayaan umat dan pelayanan sosial yang inklusif.

Rakerda Lazismu Pabasko tahun ini mengangkat agenda strategis berupa penguatan kelembagaan sekaligus akselerasi optimalisasi pengumpulan dan distribusi Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (ZISMU). Peserta bersama-sama membahas program kerja prioritas, mekanisme penghimpunan dana umat, strategi distribusi yang tepat sasaran, serta inovasi digital untuk memperluas jangkauan layanan.

Selain itu, forum juga menekankan pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana umat. Hal ini dilakukan agar kepercayaan masyarakat semakin meningkat, sehingga Lazismu benar-benar menjadi lembaga terpercaya dalam menyalurkan amanah umat.

Dengan terselenggaranya Rakerda ini, Lazismu Pabasko diharapkan mampu memperkuat perannya sebagai mitra strategis Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat berkeadilan, sejahtera, dan berkemajuan, sesuai dengan semangat dakwah dan tajdid yang diwariskan oleh persyarikatan. UWaS

MARS MUHAMMADIYAH: SANG SURYA


SANG SURYA

Sang Surya Tetap Bersinar
Syahadat Dua Melingkar
Warna Yang Hijau Berseri
Membuatku Rela Hati

Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku

Di Timur fajar Cerah Gemerlapan
Mengusir Kabut Hitam
Menggugah Kaum Muslimin
Tinggalkan Peraduan

Lihatlah Matahari Telah Tinggi
Di Ufuk Timur Sana
Seruan Illahi Rabbi
Samina Wa Atthona

Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku

 


Pengawasan Syariah (Audit) pada LAZISMU


Pendahuluan

Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) merupakan salah satu lembaga filantropi Islam terbesar di Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya, Lazismu tidak hanya berperan sebagai pengelola dana umat, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar menjaga kepercayaan publik melalui pengelolaan yang profesional, transparan, akuntabel, serta sesuai dengan prinsip syariah. Untuk memastikan hal ini, mekanisme pengawasan syariah (audit syariah) menjadi sebuah kebutuhan sekaligus kewajiban.

Konsep Pengawasan Syariah

Pengawasan syariah adalah proses pemantauan, pemeriksaan, dan evaluasi terhadap aktivitas pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah agar senantiasa sejalan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Tujuannya adalah memastikan bahwa:

  1. Dana yang dihimpun berasal dari sumber halal.

  2. Penyaluran dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah, khususnya delapan ashnaf penerima zakat.

  3. Proses administrasi dan laporan keuangan mencerminkan nilai kejujuran, keterbukaan, dan profesionalitas.

Urgensi Audit Syariah pada Lazismu

Sebagai lembaga yang berafiliasi dengan Muhammadiyah, Lazismu menempatkan pengawasan syariah sebagai aspek penting agar kepercayaan umat tetap terjaga. Beberapa urgensi adanya audisi syariah, antara lain:

  • Menjamin kesesuaian syariah: Semua penghimpunan dan penyaluran dana dilakukan tanpa melanggar prinsip halal-haram.

  • Meningkatkan kredibilitas: Transparansi melalui audit syariah memperkuat kepercayaan masyarakat.

  • Menghindari penyalahgunaan dana: Audit menjadi instrumen pengendalian internal agar tidak terjadi penyimpangan.

  • Mencapai maqashid syariah: Dana umat benar-benar membawa manfaat bagi kesejahteraan penerima dan menumbuhkan keadilan sosial.

Mekanisme Pengawasan Syariah di Lazismu

Secara umum, audisi syariah pada Lazismu dilakukan melalui beberapa tahap berikut:

  1. Perencanaan Audit: Menentukan ruang lingkup, objek pemeriksaan, serta standar yang digunakan.

  2. Pengumpulan Data: Memeriksa dokumen, laporan keuangan, serta alur penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah.

  3. Evaluasi Kesesuaian Syariah: Menilai apakah setiap transaksi sesuai dengan syariat Islam.

  4. Pelaporan Hasil Audit: Memberikan rekomendasi untuk perbaikan, serta menegaskan area yang sudah sesuai syariah.

  5. Tindak Lanjut dan Pembinaan: Memberikan arahan bagi peningkatan tata kelola dan penguatan akuntabilitas.

Peran Dewan Syariah

Di Lazismu, keberadaan Dewan Syariah sangat penting sebagai pengawas utama. Dewan ini berfungsi:

  • Memberikan fatwa dan arahan dalam pengelolaan dana.

  • Menjadi rujukan dalam menghadapi persoalan syariah yang kompleks.

  • Mengawal agar laporan audit syariah benar-benar menjadi pedoman perbaikan.

Penutup

Pengawasan syariah (audit syariah) di Lazismu bukan sekadar proses administratif, melainkan bagian dari amanah besar dalam menjaga kesucian dana umat. Dengan adanya audit syariah yang konsisten dan profesional, Lazismu dapat terus meneguhkan diri sebagai lembaga zakat terpercaya, akuntabel, dan berorientasi pada kemaslahatan umat. UWaS (Anggota Dewan Pengawas Syariah LAZISMU Pabasko)


Kamis, 21 Agustus 2025

Jadikan BRUS Program Primadona, KUA Padang Panjang Timur Jalin Kerjasama dengan SMKN 1 Padang Panjang

 

📰 Berita Kegiatan

Padang Panjang – Kamis, 21 Agustus 2023. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Padang Panjang Timur terus berinovasi menghadirkan program unggulan berdampak nyata yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Dipimpin oleh Kepala KUA Padang Panjang Timur, Masrizon, didampingi jajaran penghulu dan penyuluh agama Islam, KUA melakukan koordinasi lintas sektoral dengan Kepala SMKN 1 Padang Panjang, Gusti Kamal.

Pertemuan tersebut membahas langkah kerjasama dalam pelaksanaan BRUS (Bimbingan Remaja Usia Sekolah), sebuah program yang tengah diprioritaskan menjadi primadona KUA. Tujuannya adalah menyiapkan generasi muda Islam yang moderat, tangguh, serta berwawasan kemajuan, sehingga lahir insan-insan Indonesia seutuhnya dalam menyongsong cita-cita Indonesia Emas 2045.

Kepala SMKN Padang Panjang, Gusti Kamal, menyambut positif gagasan ini dan menilai bahwa BRUS sangat relevan bagi siswa tingkat SLTA yang sedang berada pada fase pencarian jati diri., transisi dari remaja menadi dewasa. Ia menegaskan bahwa sekolah membutuhkan mitra strategis seperti KUA dalam membina karakter siswa, sama halnya kerjasama juga dilakukan dengan Kejaksaan dalam Program Jaksa Masuk Sekolah.

Program BRUS di SMKN Padang Panjang nantinya akan diisi oleh fasilitator terlatih dengan dua sesi utama:

  1. Remaja yang Sehat

  2. Terampil Mengelola Diri

Selain itu, disiapkan pula materi pelengkap yang sangat aktual dan penting bagi kalangan remaja, di antaranya:

  • Moderasi Beragama bagi siswa SLTA.

  • Pencegahan pernikahan dini.

  • Upaya menyelamatkan generasi dari bahaya narkoba dan judi online.

Adapun fasilitator yang akan terlibat dalam program ini adalah para penyuluh agama Islam & penghulu profesional, yakni: Wahyu Salim, Zainal, Marliyus, Lili Marlina, Donal, Yarni, dan Ellyarita.

Kepala KUA Padang Panjang Timur, Masrizon, dalam kesempatan itu menegaskan bahwa BRUS bukan sekadar kegiatan penyuluhan biasa, melainkan bagian dari ikhtiar besar membangun remaja yang cerdas, religius, dan siap menghadapi tantangan zaman.

"Kita ingin generasi muda kita tumbuh dengan keimanan yang kuat, wawasan kebangsaan yang luas, serta keterampilan hidup yang membentengi mereka dari bahaya narkoba, judi online, dan pernikahan dini. BRUS adalah investasi berharga bagi masa depan Indonesia," ujar Masrizon.

Dengan semangat kolaborasi ini, diharapkan BRUS menjadi program unggulan yang dirasakan langsung manfaatnya oleh siswa, sekolah, orang tua, dan masyarakat luas. UWaS

Penyuluhan di Majelis Taklim Nurul Islam Ekor Lubuk Gelar Kajian "Berita Gembira dalam Al-Qur’an"

 

Berita Kegiatan Majelis Taklim

Ekor Lubuk, Kamis 21 Agustus 2025 – Seusai sholat Subuh berjamaah, Majelis Taklim Nurul Islam Ekor Lubuk menggelar kajian rutin dengan tema “Berita Gembira (al-Basyir) dalam Al-Qur’an”. Kajian ini disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam, Wahyu Salim, S.Ag.

Dalam penyampaiannya, beliau menekankan bahwa Al-Qur’an hadir bukan hanya sebagai peringatan, tetapi juga pembawa kabar gembira (al-Basyir) bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Berita gembira itu berupa janji surga, ampunan, pahala berlipat ganda, serta ketenangan hidup bagi hamba yang taat.

Selain itu, disampaikan pula adanya nadzir (peringatan), yakni ancaman azab Allah bagi orang-orang yang ingkar. Dua sisi ini, kabar gembira dan peringatan, bertujuan agar umat Islam termotivasi memperbanyak amal saleh sekaligus waspada dari perbuatan dosa.

Majelis diakhiri dengan doa bersama, memohon agar Allah SWT menjadikan jamaah sebagai hamba-hamba yang beriman, mendapat ampunan, dan termasuk golongan ahli surga.

📖 Materi Penyuluhan Majelis Taklim

Tema: Berita Gembira (al-Basyir) dalam Al-Qur’an

📍 Majelis Taklim Nurul Islam, Ekor Lubuk
🗓️ Kamis, 21 Agustus 2025 / Setelah Sholat Subuh
👤 Pemateri: Wahyu Salim, S.Ag

1. Pengertian "Berita Gembira" (al-Basyir)

  • Dalam Al-Qur’an, al-Basyir bermakna kabar gembira yang disampaikan kepada orang-orang beriman.

  • Rasulullah SAW diutus sebagai pembawa kabar gembira (basyiran) dan pemberi peringatan (nadziran).

QS. Al-Baqarah [2]: 25
"Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..."

2. Isi Berita Gembira dalam Al-Qur’an

Janji Surga – Kehidupan kekal dengan segala kenikmatannya.
Pahala Berlipat Ganda – Setiap amal kebaikan dibalas lebih dari yang dikerjakan.
Ampunan Dosa – Allah mengampuni dosa bagi yang bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Ketenangan dan Kesejahteraan – Hidup dijauhkan dari rasa takut dan sedih.

3. Isi Berita Peringatan (An-Nadzir)

⚠️ Ancaman Neraka – Azab pedih bagi yang mendustakan kebenaran.
⚠️ Azab Allah – Bencana dan siksaan dunia-akhirat bagi yang kufur.
⚠️ Kehidupan Gelisah – Orang kafir selalu diliputi rasa takut dan kesedihan.

4. Hikmah Berita Gembira dan Peringatan

🌿 Sebagai motivasi untuk memperbanyak amal kebaikan.
🌿 Sebagai benteng dari maksiat dan perbuatan dosa.
🌿 Sebagai dorongan untuk selalu memperbaiki diri dan meningkatkan iman.

5. Penutup & Doa

  • Mari sambut berita gembira Allah dengan memperkuat iman, ibadah, dan amal saleh.

  • Semoga kita termasuk golongan yang menerima janji surga, dijauhkan dari azab, serta mendapatkan ampunan Allah SWT.

Doa:
"Ya Allah, jadikanlah kami hamba-Mu yang selalu bergembira dengan janji-Mu, bersegera dalam taat, dan istiqamah hingga akhir hayat. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin." UWaS

Rabu, 20 Agustus 2025

Sikap Seorang Istri Jika Dituduh Nusyuz atau Syiqaq dalam Perkara Cerai di Pengadilan Agama


Padang Panjang, (20/8) Perceraian adalah jalan terakhir dalam rumah tangga. Namun seringkali terjadi, seorang suami mengajukan cerai thalaq ke Pengadilan Agama dengan alasan yang menurut istri tidak sesuai fakta, bahkan terkesan “mengada-ada”. Tuduhan seperti nusyuz (pembangkangan istri terhadap suami) atau syiqaq (pertengkaran berkepanjangan) kerap dijadikan dalih untuk memperkuat alasan perceraian.

Bagi seorang istri yang merasa tuduhan itu tidak benar, penting untuk mengetahui bagaimana bersikap di hadapan hukum agar nama baiknya tetap terjaga.

1. Bersikap Tenang dan Menjaga Kehormatan Diri

Langkah pertama adalah tidak larut dalam emosi. Istri sebaiknya tetap tenang, santun, dan menghormati proses persidangan. Sikap yang sabar akan memberi kesan baik di hadapan majelis hakim, sekaligus menunjukkan bahwa tuduhan nusyuz atau syiqaq tidak benar adanya.

2. Menyiapkan Bukti dan Saksi

Dalam hukum acara di Pengadilan Agama, bukti dan saksi sangat penting.

  • Jika dituduh nusyuz (misalnya tidak taat, meninggalkan rumah, atau melawan suami), istri dapat menunjukkan bukti bahwa ia tetap menjalankan kewajibannya, seperti bukti komunikasi, keberadaan di rumah, atau testimoni tetangga/keluarga.

  • Jika dituduh syiqaq, istri dapat menghadirkan saksi yang mengetahui bahwa keributan bukan berasal dari pihak istri, melainkan faktor lain (ekonomi, pihak ketiga, dsb).

3. Mengajukan Jawaban (Eksepsi dan Kontra-Argumentasi)

Dalam persidangan, istri berhak memberikan jawaban tertulis maupun lisan terhadap gugatan/permohonan cerai suami. Beberapa poin yang dapat diajukan:

  • Menolak tuduhan nusyuz dengan menyatakan bahwa istri tetap berbakti dan taat kepada suami sesuai kemampuan.

  • Menyampaikan bahwa tuduhan syiqaq tidak sesuai kenyataan, dan jika ada pertengkaran, istri selalu berusaha mencari jalan damai.

  • Menekankan bahwa alasan yang dipakai suami tidak berdasar bukti kuat, sehingga tidak layak dijadikan alasan sah perceraian.

4. Menjaga Nama Baik

Istri tidak perlu melakukan serangan balik berlebihan. Fokuslah pada klarifikasi fakta tanpa menjelekkan suami. Hal ini penting agar nama baik tetap terjaga, baik di mata hakim maupun masyarakat sekitar.

5. Meminta Mediasi yang Maksimal

Setiap perkara perceraian di PA wajib melalui proses mediasi. Istri dapat menunjukkan niat baik untuk mempertahankan rumah tangga, sehingga terlihat bahwa dirinya bukan pihak yang “ingin berpisah”. Hal ini sekaligus melemahkan tuduhan nusyuz maupun syiqaq.

6. Menyampaikan Hak-Hak Istri

Jika pada akhirnya cerai tetap diputuskan, istri berhak menyampaikan tuntutan atas hak-haknya, seperti:

  • Nafkah selama ditinggalkan

  • Nafkah iddah

  • Mut’ah (pemberian penghibur hati)

  • Mahar yang belum dibayar

  • Hadhanah (hak asuh anak) jika memiliki atau masih ada anak di bawah umur.

Penutup

Seorang istri yang menghadapi gugatan cerai thalaq dengan tuduhan palsu hendaknya tetap tabah, bijak, dan berpegang pada kebenaran. Dengan menghadirkan bukti nyata, saksi yang kredibel, serta jawaban yang tenang dan logis, majelis hakim akan lebih mudah menilai bahwa tuduhan tersebut tidak terbukti.

Menjaga nama baik bukan hanya soal kata-kata di persidangan, tetapi juga tentang sikap, akhlak, dan kejujuran dalam menghadapi proses hukum. UWaS

Wahyu Salim Wakili Sumatera Barat dalam Penyusunan Strategi Teknis Implementasi EWS pada KUA Tingkat Kab/Kota


Jakarta – Wahyu Salim, Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Padang Panjang Timur, mewakili Provinsi Sumatera Barat dalam kegiatan Penyusunan Strategi Teknis Implementasi Early Warning System (EWS) pada KUA bagi Manajemen Tingkat Kabupaten/Kota. Kegiatan ini berlangsung pada 13–15 Agustus 2025 di Orchardz Hotel Industri, Jl. Industri Raya No. 8, Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Acara yang digagas oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI tersebut diikuti oleh perwakilan KUA dari seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan KUA dalam deteksi dini potensi konflik sosial berdimensi keagamaan serta merumuskan strategi teknis implementasi EWS di tingkat kabupaten/kota.


Materi dan Narasumber

Berbagai pakar dan tokoh nasional dihadirkan sebagai narasumber, di antaranya:

  1. Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, menyampaikan Arahan Kebijakan Umum: “Kolaborasi dan Sinergi Petugas Layanan KUA: Penyusunan Strategi Teknis Implementasi EWS pada KUA bagi Manajemen Tingkat Kabupaten/Kota.”

  2. Ihsan Ali Fauzi, Direktur Pusat Paramadina: “Anatomi Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan serta Strategi Cegah Dini dan Penyelesaiannya.”

  3. Alamsyah M. Djafar, Peneliti Senior Wahid Foundation: “Perspektif HAM, Konstitusi, dan Regulasi dalam Pencegahan dan Penanganan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan.”

  4. Halili, Direktur Setara Institute: “Potensi Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan dan Pelanggaran KBB.”

  5. Dedi Slamet Riyadi, Kasubdit Bina Paham dan Pencegahan Dini Konflik Sosial: “Implementasi Case Management System untuk Efektivitas Pencegahan dan Penanganan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan.”

  6. Siti Halisoh, Direktur Eksekutif Wahid Foundation: “Posisi dan Perempuan dalam Pencegahan dan Penanganan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan.”

  7. APRI dan IPARI: “Rencana Tindak Lanjut Teknis Implementasi EWS Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan pada Kelembagaan KUA.”

Saran Tindak Lanjut

Dalam forum ini, disampaikan beberapa saran tindak lanjut penting, antara lain:

  • Informasi terkait potensi konflik sosial berdimensi keagamaan diharapkan berasal langsung dari petugas layanan KUA (Penghulu & Penyuluh Agama) serta tokoh agama setempat, bukan dari pihak luar, sebagai wujud kesiapsiagaan Kemenag dalam deteksi dini.

  • EWS akan segera diluncurkan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) dengan sistem berbasis IT, baik kewilayahan maupun terpusat.

  • Bina Paham Keagamaan telah menyiapkan WhatsApp Center EWS dengan nomor 0811-8999-5080.

  • Meningkatkan koordinasi, komunikasi, sinergisitas, serta konsultasi penguatan kerukunan umat beragama dan pencegahan dini konflik sosial.

  • Setiap daerah yang belum memiliki Tim Pencegahan Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan di tingkat kecamatan maupun kabupaten/kota agar segera membentuknya sesuai amanat KMA No. 332 Tahun 2023 tentang Sistem Peringatan Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan.


Komitmen Bersama

Dengan keterlibatan aktif Wahyu Salim dalam forum strategis ini, diharapkan Sumatera Barat dapat semakin memperkuat peran KUA sebagai garda terdepan dalam menjaga kerukunan umat beragama. Implementasi EWS diharapkan menjadi instrumen penting dalam mencegah, mengantisipasi, dan menyelesaikan potensi konflik sosial berdimensi keagamaan secara cepat, efektif, dan tepat sasaran. UWaS




Selasa, 12 Agustus 2025

Implementasi Teknis Early Warning System pada Kementerian Agama

 


Implementasi Teknis Early Warning System pada Kementerian Agama

1. Pendahuluan

Early Warning System (EWS) adalah sistem deteksi dini yang dirancang untuk mengidentifikasi, memantau, dan memberikan peringatan awal terhadap potensi risiko, konflik, atau permasalahan yang dapat memengaruhi stabilitas dan kinerja suatu lembaga.
Pada Kementerian Agama (Kemenag), EWS berperan penting dalam memantau isu-isu strategis di bidang keagamaan, pendidikan keagamaan, dan kerukunan umat beragama, sehingga dapat dilakukan langkah preventif sebelum masalah berkembang menjadi krisis.

2. Tujuan Penerapan EWS di Kementerian Agama

Penerapan EWS di Kemenag memiliki beberapa tujuan strategis:

  1. Mendeteksi dini potensi gangguan dalam kehidupan beragama, pendidikan keagamaan, dan pelayanan keagamaan.

  2. Menyediakan informasi cepat, tepat, dan akurat untuk pengambilan keputusan.

  3. Mengoptimalkan koordinasi lintas unit di internal Kemenag maupun dengan instansi terkait.

  4. Mengurangi risiko konflik sosial-keagamaan melalui pencegahan sejak tahap awal.

3. Komponen Utama EWS

EWS di Kementerian Agama dibangun dengan beberapa komponen inti:

  1. Sumber Data

    • Laporan lapangan dari penyuluh agama, pengawas madrasah, dan penghulu KUA.

    • Media monitoring (berita online, media sosial, radio, televisi).

    • Informasi dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan tokoh masyarakat.

  2. Instrumen Deteksi

    • Indikator risiko yang telah ditetapkan, seperti peningkatan ujaran kebencian, ketegangan antar umat, atau penurunan kepatuhan terhadap regulasi keagamaan.

    • Formulir pelaporan berbasis aplikasi atau website internal.

  3. Pusat Pengolahan Data

    • Sistem berbasis teknologi informasi yang mengolah data menjadi laporan analisis risiko.

    • Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk deteksi pola dan tren.

  4. Saluran Komunikasi

    • Dashboard internal Kemenag.

    • Notifikasi peringatan kepada pejabat terkait di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

4. Langkah Implementasi Teknis

  1. Persiapan dan Perencanaan

    • Menentukan tim pelaksana EWS di pusat dan daerah.

    • Menyusun SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas.

    • Menetapkan indikator risiko yang relevan dengan tugas Kemenag.

  2. Pengembangan Sistem

    • Membangun aplikasi EWS yang terintegrasi dengan SIMKAH, EMIS, dan sistem lain di Kemenag.

    • Menyediakan fitur input cepat untuk petugas lapangan.

  3. Pelatihan SDM

    • Melatih penyuluh, pengawas, dan pegawai Kemenag dalam penggunaan sistem.

    • Memberikan simulasi penanganan kasus berbasis data EWS.

  4. Operasional dan Monitoring

    • Memastikan laporan lapangan masuk secara real-time.

    • Melakukan analisis data secara berkala untuk memetakan potensi masalah.

    • Mengirimkan rekomendasi penanganan ke pimpinan atau unit terkait.

  5. Evaluasi dan Pengembangan Lanjutan

    • Menilai efektivitas EWS setiap periode tertentu.

    • Memperbarui indikator risiko sesuai perkembangan sosial-keagamaan.

    • Menambah integrasi dengan data eksternal seperti BMKG, Polri, dan BPS jika diperlukan.

5. Contoh Implementasi Lapangan

Misalnya, di sebuah daerah terdeteksi peningkatan ujaran kebencian di media sosial terkait perbedaan penentuan awal Ramadan. EWS yang dimiliki Kemenag akan:

  1. Mengidentifikasi kata kunci dan narasi sensitif dari media monitoring.

  2. Mengonfirmasi informasi melalui penyuluh dan tokoh agama setempat.

  3. Memberikan peringatan ke Kanwil Kemenag untuk melakukan klarifikasi dan mediasi.

  4. Menyusun laporan ke pusat sebagai bahan pengambilan kebijakan.

6. Tantangan dan Solusi

  • Tantangan:

    • Keterbatasan SDM yang melek teknologi di lapangan.

    • Kualitas data yang belum seragam.

    • Koordinasi lintas instansi yang belum optimal.

  • Solusi:

    • Mengadakan pelatihan rutin.

    • Standarisasi format laporan.

    • Membangun MoU dan protokol koordinasi dengan pihak eksternal.

7. Penutup

Implementasi teknis Early Warning System pada Kementerian Agama bukan sekadar pengadaan teknologi, tetapi sebuah sistem manajemen risiko yang berbasis data dan kolaborasi. Dengan EWS yang efektif, Kemenag dapat bergerak lebih cepat, tepat, dan terukur dalam mencegah potensi konflik dan menjaga harmoni kehidupan beragama di Indonesia.