Rabu, 12 Januari 2022

SAPA UMAT PAI

 


SAPA UMAT Kamis, (6/1/22)

di Kelurahan Koto Katik


"Kadai Mak Betty & Ratu Juliana"

Sapa Umat adalah program Penyuluh Agama Islam turun ke tengah-tengah masyarakat (umat) Islam untuk menyapa dan menyampaikan pesan-pesan agama dalam nuansa kekeluargaan & persaudaraan, dengan corak silaturrahim ke warung, kantor, rumah, sekolah, sawah, parak ataupun bengkel & usaha ekonomi umat sekaligus menjawab pertanyaan masyarakat tentang tema & persoalan yang bersifat keagamaan & pemerintahan.

Konsep ini menjadi alternatif bimbingan penyuluhan (dakwah) yang memperkaya patron "status quo" selama ini dimana dakwah itu lebih dimaknai terlaksana di mimbar-mimbar, berupa ceramah-ceramah di Masjid/Mushalla.

Kali ini Sapa Umat ditemani oleh Emrie Anise Pak Lurah Koto Katik yang baru di Warung Mak Betty dekat Puskesmas & Masjid Aufu bil Uqud. Ikut serta dalam kegiatan ini Disman, Adrianus, Syamsuarni (Ketua BAZNAS) & Wahyu Salim  Penyuluh Agama Islam Kota Padang Panjang.

Sambil menyantap lontong buatan Mak Betty ditemani kopi steng, bincang2 dengan warga yang sama-sama berada di Warung Mak Betty menikmati berbagai menu sarapan pagi yang tersedia. Di situ ada Pak Eri, Hen, Buk Pit & Ratu Juliana.

Di sinilah Pak Lurah memperkenalkan diri sebagai Lurah yang baru di Koto Katik & juga memperkenalkan kawan-kawan penyuluh agama. Bagi Pak Lurah, ini kali kedua bertugas di Kelurahan Koto Katik sebelumnya tahun 2016 pernah menjadi Kasi Trantib.

Dalam bincang2 dengan umat/warga, disitulah diselipkan pesan-pesan agama bahwa hidup ini perlu keseimbangan antara dunia & akhirat, kita cari kebahagian hidup di akhirat kelak dengan iman & berbagai amal sholeh tapi jangan melupakan bahagian hidup kita di dunia ini dengan usaha & ilmu.

"Berbekallah kamu maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan..!!!" (QS. Al-Baqarah: 197).

Jauh dari kesan formal disertai dengan tawa & senyuman. Di situlah kita berjumpa dengan "Ratu Juliana" seorang emak-emak yang penuh ceria & semangat walau sudah berumur 84 tahun. Tampaknya emak ini dijuluki Ratu Juliana mungkin disebabkan keceriaan, semangat & ketulusan hati yang membuat emak ini tetap sehat & terlihat jauh lebih muda atau mungkin menyisakan kecantikan di waktu mudanya.

"Lamo hiduik banyak dirasai, jauh bajalan banyak diliek"

"Pasa jalan dek ditampuah, pasa kaji dek..diulang", sahut Mak Ratu Juliana. Pasa cinto... dek di hati, demikian  sambungnya, ditanggapi dengan tawa ceria seisi Warung Mak Betty. Apalagi Pak Lurah kita ini pandai sekali mengambil hati warganya.

Mak Ratu Juliana berkisah ketika terjadi longsor Bukit Tui di tahun 1987 keluarganya meninggal 7 orang dari anak, menantu & cucunya. Kata orang mungkin "amak ka gilo", alhamdulillah amak lai diagiah kekuatan oleh Allah sampai kini amak lai sehat2 sajo. Kalau kasadonyo anak amak 13 orang. Alhamdulillah amak lai sholat..

Di akhir SAPA UMAT disampaikan doa & munajat "semoga awak sadonyo dapek husnul khatimah hendaknyo" sebagaimana do'a yang diajarkan pada sujud terakhir kita dalam sholat, memohon 3 hal:

1. Memohon Husnul Khatimah

2. Memohon diterima Taubat Nasuha sebelum meninggal dunia, dan

3. Dimantapkan hati untuk selalu thaat kepada Allah SWT.

Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua...

Wallahu A'lam

Koto Katik, 6/1/21

#penyuluhagamaislambergerak


Tidak ada komentar: