Jumat, 31 Januari 2025

KHUTBAH JUM'AT: Isra’ Mi’raj: Membina Masyarakat Berkeadaban Melalui Kebiasaan Sholat Berjamaah


 KHUTBAH JUM'AT

Isra’ Mi’raj: Membina Masyarakat Berkeadaban Melalui Kebiasaan Sholat Berjamaah

Di Masjid Al-Azhar ISI, 31 Januari 2025

Ust. Wahyu Salim Mais

Khutbah Pertama

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Hadirin rahimakumullah, marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu perintah yang menjadi kewajiban utama kita sebagai umat Islam adalah mendirikan sholat.

Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita merenungi kembali peristiwa Isra’ Mi’raj, di mana Allah SWT memperjalankan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu dinaikkan ke langit hingga Sidratul Muntaha. Dalam peristiwa ini, Rasulullah SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan sholat lima waktu.

Sholat bukan hanya sekadar ibadah individu, tetapi juga memiliki dampak sosial yang besar, terutama dalam membentuk masyarakat yang berkeadaban dan berakhlak mulia. Salah satu bentuk nyata dari ibadah sholat yang memiliki dimensi sosial adalah sholat berjamaah.

Isra’ Mi’raj bukan sekadar perjalanan spiritual Rasulullah SAW, tetapi juga bentuk anugerah besar bagi umat Islam, yaitu kewajiban sholat lima waktu. Sholat tidak hanya sebagai ibadah pribadi, tetapi juga sebagai media pembentukan karakter dan peradaban masyarakat yang beradab.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

…. وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

…….. tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al-‘Ankabūt [29]:45

Ayat ini menunjukkan bahwa sholat berperan dalam membentuk karakter manusia yang bertakwa, menjauhkan diri dari keburukan, serta menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab.

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah,

Sholat berjamaah memiliki banyak keutamaan. Rasulullah SAW bersabda:

"Sholat berjamaah lebih utama dibanding sholat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR. Bukhari & Muslim)

Keutamaan ini tidak hanya berupa pahala yang berlipat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat, di antaranya:

1.    Menumbuhkan Kebersamaan dan Persaudaraan
Sholat berjamaah mempertemukan kaum Muslimin dari berbagai latar belakang tanpa memandang perbedaan status sosial. Hal ini menumbuhkan rasa ukhuwah Islamiyah dan memperkuat persatuan umat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

 

 Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati. Al-Ḥujurāt [49]:10

2.    Mendisiplinkan Individu dan Masyarakat
Dengan sholat berjamaah, kita terbiasa dengan keteraturan waktu dan kepatuhan terhadap aturan yang telah ditetapkan dalam Islam. Ini mencerminkan nilai kedisiplinan yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang tertib dan harmonis.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin. An-Nisā'  [4]:103

3.    Melatih Kepemimpinan dan Keteladanan
Dalam sholat berjamaah, ada imam yang memimpin dan makmum yang mengikuti. Ini adalah gambaran kepemimpinan dalam Islam, di mana seorang pemimpin harus bertanggung jawab dan bijaksana, sementara pengikut harus taat dalam kebaikan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ  فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat). An-Nisā'  [4]:59

4.    Meningkatkan Kesadaran Sosial
Melalui sholat berjamaah, umat Islam dapat lebih mengenal satu sama lain, sehingga lebih peka terhadap kondisi sosial di sekitarnya. Jika ada yang membutuhkan bantuan, mereka dapat segera dibantu oleh jamaah lainnya. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. Al-Maidah [5]: 2

Oleh karena itu, membiasakan sholat berjamaah bukan hanya soal ibadah, tetapi juga bagian dari usaha membangun peradaban Islam yang bermartabat.

Hadirin jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah kita terus meningkatkan kebiasaan sholat berjamaah di masjid dan musholla. Jangan biarkan masjid kita sepi dari jamaah, karena masjid adalah pusat peradaban Islam.

Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang pergi ke masjid di waktu pagi atau sore, maka Allah akan menyiapkan baginya tempat tinggal di surga setiap kali dia pergi." (HR. Bukhari & Muslim)

Maka dari itu, mari kita jadikan sholat berjamaah sebagai kebiasaan dalam keluarga kita, lingkungan kita, dan masyarakat kita. InsyaAllah, dengan membiasakan sholat berjamaah, kita akan membentuk masyarakat yang lebih beradab, lebih harmonis, dan lebih bertakwa kepada Allah SWT.

Jangan sampai kita termasuk generasi yang melalaikan sholat, seperti yang diisyaratkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firman-Nya:

۞ فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ

اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ شَيْـًٔا ۙ

Kemudian, datanglah setelah mereka (generasi) pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat. Maryam [19]:59

Kecuali orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh, mereka akan masuk surga dan tidak dizalimi sedikit pun. Maryam [19]:60

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته، إنه هو السميع العليم.

 

Khutbah Kedua

Muqaddimah

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِالْمَعْرِفَةِ فَاطْمَأَنَّتْ قُلُوْبُهُمْ بِالتَّوْحِيْدِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَهُوَ الرَّقِيْبُ الْمَجِيْدُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَنَارَ الْوُجُوْدَ بِنُوْرِ دِيْنِهِ وَشَرِيْعَتِهِ إِلَى يَوْمِ الْوَعِيْدِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِلَى يَوْمِ الْمَوْعُوْدِ.

أَمَّا بَعْدُ؛

أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

قَال اللهَ تَعَالَى:

وَالْعَصْرِۙ

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

{إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.

 

عباد الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

أَقِمُوا الصَّلَاةَ.

 

Kamis, 30 Januari 2025

Isra’ Mi’raj: Membina Masyarakat Berkeadaban Melalui Kebiasaan Sholat Berjamaah

 


Isra’ Mi’raj: Membina Masyarakat Berkeadaban Melalui Kebiasaan Sholat Berjamaah

Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa agung dalam sejarah Islam yang memperlihatkan kebesaran Allah SWT dan keutamaan Rasulullah SAW. Dalam peristiwa ini, Rasulullah SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan sholat lima waktu. Momentum ini tidak hanya menjadi tonggak utama dalam ajaran Islam, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam membangun peradaban yang berakhlak dan bermartabat, salah satunya melalui kebiasaan sholat berjamaah.

Isra’ Mi’raj: Perintah Sholat Sebagai Pilar Peradaban

Isra’ Mi’raj bukan sekadar perjalanan spiritual Rasulullah SAW, tetapi juga bentuk anugerah besar bagi umat Islam, yaitu kewajiban sholat lima waktu. Sholat tidak hanya sebagai ibadah pribadi, tetapi juga sebagai media pembentukan karakter dan peradaban masyarakat yang beradab.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar." (QS. Al-Ankabut: 45)

Ayat ini menunjukkan bahwa sholat berperan dalam membentuk karakter manusia yang bertakwa, menjauhkan diri dari keburukan, serta menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab.

Keutamaan Sholat Berjamaah dalam Masyarakat

Sholat berjamaah memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan sholat sendirian. Rasulullah SAW bersabda:

"Sholat berjamaah lebih utama dibanding sholat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR. Bukhari & Muslim)

Keutamaan sholat berjamaah tidak hanya dari segi pahala, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luas, antara lain:

  1. Membangun Rasa Kebersamaan dan Persaudaraan
    Sholat berjamaah mempertemukan berbagai lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, suku, atau latar belakang. Hal ini menciptakan lingkungan yang harmonis dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.

  2. Mendisiplinkan Individu dan Masyarakat
    Dengan melaksanakan sholat berjamaah secara rutin, umat Islam terbiasa dengan keteraturan waktu, kedisiplinan, dan komitmen dalam menjalankan kewajiban. Hal ini berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih tertib dan berakhlak.

  3. Menanamkan Nilai-Nilai Kepemimpinan
    Dalam sholat berjamaah, ada imam yang memimpin dan makmum yang mengikuti. Ini mencerminkan sistem kepemimpinan yang ideal, di mana pemimpin harus bertanggung jawab, sementara pengikut harus taat dalam kebaikan.

  4. Menguatkan Kesadaran Sosial
    Sholat berjamaah di masjid memungkinkan interaksi sosial yang lebih erat. Dari sini, umat Islam bisa lebih peka terhadap kondisi saudara seiman yang membutuhkan bantuan, sehingga meningkatkan solidaritas sosial.

Sholat Berjamaah sebagai Pilar Masyarakat Berkeadaban

Masyarakat yang berkeadaban adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika, dan kebersamaan. Kebiasaan sholat berjamaah menjadi salah satu sarana efektif dalam mewujudkan hal tersebut. Jika setiap individu dalam masyarakat memiliki kedisiplinan, kepedulian sosial, dan semangat kebersamaan yang ditanamkan melalui sholat berjamaah, maka peradaban yang bermartabat dan harmonis dapat terwujud.

Selain itu, sholat berjamaah juga menjadi media edukasi spiritual bagi anak-anak dan generasi muda. Dengan membawa mereka ke masjid sejak dini, mereka akan terbiasa dengan lingkungan yang penuh nilai-nilai kebaikan dan keteladanan.

Kesimpulan

Peristiwa Isra’ Mi’raj mengajarkan umat Islam bahwa sholat bukan hanya sekadar ibadah individual, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang luas. Melalui kebiasaan sholat berjamaah, umat Islam dapat membangun masyarakat yang disiplin, berakhlak, dan saling peduli. Dengan menanamkan kebiasaan ini dalam kehidupan sehari-hari, kita berkontribusi dalam menciptakan peradaban yang lebih harmonis dan berkeadaban.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari Isra’ Mi’raj dan semakin memperkuat kebiasaan sholat berjamaah dalam kehidupan kita. Aamiin. UWaS 

Rabu, 29 Januari 2025

Launching Logo IPARI Kota Padang Panjang Channel Secara Virtual




Launching Logo IPARI Kota Padang Panjang Channel Secara Virtual

Padang Panjang, 29 Januari 2025 – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kota Padang Panjang resmi meluncurkan logo terbaru untuk IPARI Kota Padang Panjang Channel dalam sebuah acara yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (29/1). Peluncuran ini menandai langkah baru dalam penguatan identitas visual serta eksistensi IPARI dalam menyebarkan dakwah dan informasi keagamaan.

Dengan adanya logo ini, setiap liputan yang dilakukan oleh IPARI Kota Padang Panjang, baik dalam bentuk berita, rekaman ceramah bimbingan dan penyuluhan (bimluh), sosialisasi, maupun kegiatan lainnya, akan menggunakan logo tersebut sebagai bagian dari ciri khas dan identitas resmi.

Wahyu Salim Ketua IPARI Kota Padang Panjang menyampaikan harapannya agar logo ini menjadi simbol semangat baru dalam menyebarkan dakwah yang lebih luas dan profesional. “Semoga dengan hadirnya logo ini, IPARI Kota Padang Panjang semakin dikenal dan dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat,” ujarnya.

Semoga langkah ini membawa kesuksesan bagi IPARI Kota Padang Panjang dalam menjalankan tugasnya sebagai penyampai nilai-nilai keagamaan yang mencerahkan dan menyejukkan bagi umat.

Isra' Mi'raj: Membersihkan Hati untuk Sampai Bertemu dengan Allah SWT


 Isra' Mi'raj: Membersihkan Hati untuk Sampai Bertemu dengan Allah SWT

Isra' Mi'raj adalah salah satu peristiwa agung dalam sejarah Islam yang menyimpan banyak pelajaran mendalam bagi umat manusia. Peristiwa ini tercantum dalam QS Al-Isra' ayat 1:

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Isra' Mi'raj bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh makna. Sebelum perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW menerima perlakuan khusus yang menunjukkan pentingnya kebersihan hati dan jiwa sebagai persiapan untuk mendekat kepada Allah SWT. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa dada Nabi SAW dibersihkan oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT.

Pembersihan Hati Sebelum Isra'

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebelum Nabi SAW diisra'kan, Malaikat Jibril membelah dada beliau, mengeluarkan hatinya, dan mencucinya dengan air zamzam. Kemudian, hati beliau diisi kembali dengan iman, hikmah, dan sifat-sifat mulia. Proses ini menunjukkan pentingnya kebersihan hati sebagai syarat utama untuk mendekat kepada Allah SWT. Hati yang bersih dari segala sifat buruk seperti iri, dengki, dan sombong akan menjadi wadah yang layak bagi iman dan cahaya Ilahi. Betapa tinggi nilai menjaga wudhu', taubat, memaafkan, tawadhu' dalam melestarikan kebersihan hati kaarena Allah Yang Maha Bersih hanya dapat ditemui oleh orang-orang yang bersih pula.

Hal ini dapat dilihat dari riwayat berikut ini:

قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: لَيْلَةَ اُسْرِيَ بِرَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَسْجِدِ الْكَعْبَةِ أَنَّهُ جَاءَهَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ قَبْلَ أَنْ يُوْحَى إِلَيْهِ وَهُوَ نَائِمٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فَقَالَ أَوَّلُهُمْ: أَيُّهُمْ هُوَ؟ فَقَالَ أَوْسَطُهُمْ: هُوَ خَيْرُهُمْ. فَقَالَ آخِرُهُمْ: خُذُوْا خَيْرَهُمْ، فَكَانَتْ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَلَمْ يَرَهُمْ حَتَّى أَتَوْهُ لَيْلَةً أُخْرَى فِيْمَا يَرَى قَلْبُهُ وَتَنَامُ عَيْنُهُ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُ وَكَذٰلِكَ اْلأَنْبِيَاءُ تَنَامُ أَعْيُنُهُمْ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُمْ- فَلَمْ يُكَلِّمُوْهُ حَتَّى احْتَمَلُوْا فَوَضَعُوْهُ عِنْدَ بِئْرِ زَمْزَمَ فَتَوَلَاهُ مِنْهُمْ جِبْرِيْلُ فَشَقَّ جِبْرِيْلُ مَا بَيْنَ نَحْرِهِ إِلَى لِبَّتِهِ حَتَّى فَرَغَ مِنْ صَدْرِهِ وَجَوْفِهِ فَغَسَلَهُ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ بِيَدِهِ حَتَّى أَنْقَى جَوْفَهُ ثُمَّ أَتَى بِطَشْتٍ مِنْ ذَهَبٍ فِيْهِ نُوْرٌ مِنْ ذَهَبٍ مَحْشُوٍّ إِيْمَانًا وَحِكْمَةً فَحَشَابِهِ صَدْرَهُ وَلَغَادِيْدَهُ يَعْنِى عُرُوْقَ حَلْقِهِ ثُمَّ اَطْبَقَهُ. (رواه البخاري)

Anas bin Malik menuturkan bahwa pada malam diperjalankannya Rasulullah saw dari Masjidilharam, datanglah kepadanya tiga orang pada saat sebelum turunnya wahyu, sedangkan Rasul pada waktu itu sedang tidur di Masjidilharam. Kemudian berkatalah orang yang pertama, “Siapakah dia ini?” Kemudian orang kedua menjawab, “Dia adalah orang yang terbaik di antara mereka (kaumnya).” Setelah itu berkatalah orang ketiga, “Ambillah orang yang terbaik itu.” Pada malam itu Nabi tidak mengetahui siapa mereka, sehingga mereka datang kepada Nabi di malam yang lain dalam keadaan matanya tidur sedangkan hatinya tidak tidur. Demikianlah para nabi, meskipun mata mereka terpejam, namun hati mereka tidaklah tidur. Sesudah itu rombongan tadi tidak berbicara sedikit pun kepada Nabi hingga mereka membawa Nabi dan meletakkannya di sekitar sumur Zamzam. Di antara mereka ada Jibril yang menguasai diri Nabi, lalu Jibril membelah bagian tubuh, antara leher sampai ke hatinya, sehingga kosonglah dadanya. Sesudah itu Jibril mencuci hati Nabi dengan air Zamzam dengan menggunakan tangannya, sehingga bersihlah hati beliau. Kemudian Jibril membawa bejana dari emas yang berisi iman dan hikmah. Kemudian dituangkanlah isi bejana itu memenuhi dada beliau dan urat-urat tenggorokannya lalu ditutupnya kembali. (Riwayat al-Bukhārī)

Isra': Perjalanan Lintas Dimensi

Isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem. Perjalanan ini dilakukan dalam sekejap mata, sebuah kecepatan yang melampaui pemahaman manusia dan bahkan lebih cepat dari cahaya. Dalam perjalanan ini, Nabi SAW menaiki Buraq, makhluk yang diciptakan khusus oleh Allah SWT untuk mengantarkan beliau. Dimana perjalanan itu baru bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 1 bulan lamanya.

Mi'raj: Pendakian ke Langit

Setelah tiba di Masjidil Aqsha, Nabi SAW melanjutkan perjalanan menuju langit ketujuh untuk bertemu dengan Allah SWT. Dalam perjalanan ini, beliau bertemu dengan para nabi, seperti Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Setiap pertemuan mengandung pelajaran mendalam tentang akhlak, iman, dan keteguhan hati.

Pada puncak perjalanan, Nabi SAW sampai di Sidratul Muntaha, tempat di mana tidak ada makhluk lain yang dapat mencapainya. Di sana, Nabi menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu, yang menjadi kewajiban bagi umat Islam hingga hari ini.

Hikmah dari Pembersihan Hati

Peristiwa pembersihan hati sebelum Isra' Mi'raj mengajarkan bahwa kebersihan hati adalah kunci untuk mendekat kepada Allah SWT. Tanpa hati yang bersih, seorang hamba akan sulit untuk merasakan kehadiran-Nya. Hal ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya introspeksi dan penyucian jiwa melalui ibadah, zikir, dan menjauhi dosa.

Isra' Mi'raj juga mengajarkan bahwa kedekatan kepada Allah SWT hanya dapat dicapai melalui iman yang kuat dan pengorbanan. Perjalanan spiritual Nabi SAW menjadi teladan bagi umat Islam untuk terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Penutup

Isra' Mi'raj adalah momentum untuk merenungi pentingnya membersihkan hati agar mampu mendekat kepada Allah SWT. Perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW ini mengingatkan kita bahwa kebersihan hati bukan hanya sekadar kebajikan, tetapi juga syarat mutlak untuk menerima rahmat dan petunjuk-Nya. Semoga kita dapat meneladani perjuangan Nabi SAW dalam membersihkan hati dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aamiin. Wallahu A'lam. (UWaS)

Minggu, 26 Januari 2025

Berita: IPARI Kota Padang Panjang Gelar Pertemuan Hadapi Masa Khidmat 2025

 

Padang Panjang, Kamis, 23 Januari 2025 - IPARI (Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia) Kota Padang Panjang menggelar pertemuan strategis di Kediaman Ermasni, salah satu penyuluh agama terkemuka di wilayah ini. Acara bertujuan utama untuk menyamakan langkah dan gerakan dakwah dalam menghadapi tahun 2025.

Acara dimulai dengan perkenalan penyuluh baru, Zainal, yang baru saja pindah dari Provinsi Bengkulu, yang akan memperkaya keberagaman dan pengalaman dakwah di Kota Padang Panjang. Selanjutnya, dilakukan bedah buku pedoman penyusunan laporan penyuluh agama Islam Kota Padang Panjang, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelaporan dan efektivitas dakwah di lapangan, lengkap dengan bukti dukung yang mesti disiapkan dari setiap bimbingan penyuluhan yang dilaksanakan pada kelompok sasaran masyarakat umum/khusus dan tingkatannya, sesuai jenjang jabatan fungsional penyuluh baik pertama, muda dan madya.

Kegiatan ini diakhiri dengan acara makan malam bersama dan sesi foto bersama, yang menambah keceriaan dan kebersamaan di antara para penyuluh agama yang hadir. Wahyu Salim, Ketua Pengurus Daerah Kota Padang Panjang, menyatakan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh 15 penyuluh agama dari berbagai wilayah, dengan satu izin yang diberikan.

Acara ini menjadi momentum penting untuk mempersiapkan dan menyatukan visi dalam menghadapi tantangan dakwah di masa mendatang.

Rabu, 22 Januari 2025

Kegiatan Lintas Sektoral: Penyuluh Kunjungi Wilayah Binaan di Kel. Sigando dan Pesantren Thawalib Gunung

 


Kegiatan Lintas Sektoral: Penyuluh Kunjungi Wilayah Binaan di Kel. Sigando dan Pesantren Thawalib Gunung

Padang Panjang_Rabu, 22 Januari 2025, Ketua PD IPARI Kota Padang Panjang, Wahyu Salim bersama H. Zainal, S.Ag, M.H.I, seorang Penyuluh Agama Ahli Madya yang baru saja mutasi dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bengkulu efektif sejak 1 Januari 2025, melakukan kunjungan lintas sektoral yang berkesan. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan wilayah tugas bimbingan penyuluhan H. Zainal serta membangun koordinasi dan sinergisitas pelaksanaan peran, fungsi dan tugas pokok penyuluhan dalam bidang agama dan pembangunan.

Di Kelurahan Sigando, mereka disambut oleh Kasi Sosial & Kasi Pembangunan, Buk Opel, dan Pak Masri yang mewakili Lurah Pak Dt. Rangkayo Batuah, didampingi tokoh masyarakat Sigando Dt. Gamuak. Penerimaan hangat ini menggarisbawahi pentingnya peran penyuluh agama dalam membantu pemerintah kelurahan dalam melayani masyarakat, khususnya dalam pembinaan keagamaan, termasuk pembinaan keluarga sakinah, konsultasi masalah rumah tangga, majelis taklim, dan pembinaan generasi muda. Terlihat bahwa hubungan akrab antara H. Zainal dan Kasi Sosial Buk Opel, yang merupakan teman lama, membuat komunikasi dalam kunjungan ini terasa begitu alami dan menyenangkan. "Ambo Urang Baru, Stok Lamo", demikian ujar H. Zinal memperkenalkan diri.

Dari Sigando, melanjutkan kunjungan ke Pesantren Thawalib Gunung, di mana mereka disambut oleh Grand Syekh Thawalib Gunung, H. Mahfudz, Lc. Di sini, H. Zainal sudah memiliki banyak kenalan di keluarga besar Thawalib Gunung, meskipun beliau telah lama berada di luar kampung halaman, lebih dari 30 tahun di Bengkulu. Diskusi antara mereka meliputi berbagai masalah terkait pendidikan, budaya, serta kenangan masa muda menimba ilmu di Padang Panjang dan perjalanan hidup di Bengkulu.

"Pulang kampung" ini tidak hanya sebagai panggilan untuk merawat ibu yang berusia 87 tahun, tetapi juga membawa berkah dan ridha dari Allah SWT sehingga proses mutasi ini begitu cepat dan lancar tanpa kendala berarti. "Dengan pensiunnya Pak Drs. Disman, proses mutasi ambo k kampuang taraso begitu mulus", ujar H. Zainal terharu. Dengan pengalaman yang luas dan pergaulan yang mendalam, H. Zainal yakin bahwa tugasnya sebagai penyuluh akan berjalan lebih lancar dan sukses di masa mendatang.

Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan ke Masjid Bersejarah, Masjid Asasi Sigando, masjid tertua di Kota Padang Panjang.

Dari kunjungan ini dapat pula diketahui potensi sarana prasarana keagamaan & pendidikan, seperti masjid, mushalla, lembaga pendidikan dari PAUD sampai tingkat SLTA serta kekayaan budaya dan tokoh masyarakatnya. (UWaS)

Selasa, 21 Januari 2025

PERNIKHAN DINI DI KALANGAN GENERASI Z: PROBLEMATIKA DAN SOLUSINYA


 

Pencegahan Pernikahan Dini dan Perceraian di Kalangan Generasi Z

 


Pendahuluan

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, hidup di era digital yang menawarkan kemudahan komunikasi dan informasi. Namun, tantangan dalam kehidupan pribadi, termasuk perceraian dan pernikahan dini, tetap menjadi isu penting. Kedua hal ini dapat membawa dampak negatif jangka panjang bagi individu maupun masyarakat jika tidak ditangani dengan serius.

Mencegah Pernikahan Dini

Pernikahan dini, yang umumnya terjadi pada usia di bawah 19 tahun, sering kali disebabkan oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Dampaknya bisa berupa keterbatasan pendidikan, masalah kesehatan, dan risiko perceraian yang lebih tinggi. Berikut adalah upaya untuk mencegah pernikahan dini:

  1. Peningkatan Akses Pendidikan: Pendidikan adalah kunci utama untuk mencegah pernikahan dini. Dengan meningkatkan akses ke pendidikan, terutama bagi perempuan, mereka akan memiliki peluang lebih besar untuk mandiri secara finansial dan emosional.

  2. Kampanye Kesadaran: Program-program kampanye yang melibatkan keluarga, komunitas, dan institusi pendidikan dapat membantu meningkatkan kesadaran akan bahaya pernikahan dini.

  3. Penegakan Hukum: Pemerintah harus memperkuat implementasi undang-undang yang melarang pernikahan di bawah umur dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya.

  4. Peran Orang Tua dan Lingkungan: Orang tua dan komunitas harus didorong untuk mendukung anak-anak mereka mengejar pendidikan dan karier sebelum menikah.

Pentingnya Pencegahan Perceraian

Perceraian tidak hanya memengaruhi pasangan suami istri, tetapi juga anak-anak, keluarga besar, dan stabilitas sosial. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah perceraian:

  1. Edukasi Pra-Nikah: Generasi Z perlu diberikan pemahaman mendalam tentang komitmen dalam pernikahan melalui kursus atau seminar pranikah. Edukasi ini dapat mencakup keterampilan komunikasi, pengelolaan keuangan, dan manajemen konflik.

  2. Komunikasi yang Efektif: Salah satu penyebab utama perceraian adalah kurangnya komunikasi yang sehat. Pasangan muda harus belajar menyampaikan perasaan dan kebutuhan mereka secara jujur tanpa menyakiti satu sama lain.

  3. Pendampingan Profesional: Terapi pasangan atau konseling pernikahan dapat menjadi solusi efektif untuk menyelesaikan konflik yang sulit diatasi sendiri.

  4. Penguatan Nilai Agama dan Budaya: Menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat dapat membantu generasi muda memahami pentingnya menjaga keutuhan rumah tangga.

Peran Teknologi dalam Pencegahan

Generasi Z sangat akrab dengan teknologi, yang dapat dimanfaatkan sebagai alat edukasi dan pencegahan. Platform media sosial, aplikasi konseling online, dan konten edukatif berbasis video dapat digunakan untuk menyampaikan informasi tentang pentingnya pernikahan yang matang dan dampak negatif perceraian serta pernikahan dini.

Kesimpulan

Pencegahan perceraian dan pernikahan dini memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan individu, keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Dengan edukasi yang tepat, dukungan lingkungan, dan penggunaan teknologi, generasi Z dapat dibekali dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya membangun hubungan yang sehat dan bertanggung jawab. Langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu menciptakan generasi yang lebih kuat secara emosional, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih stabil dan harmonis. 

(Wahyu Salim, Penyuluh Agama Islam Ahli Muda)

Senin, 20 Januari 2025

Pandangan Syariat Islam tentang Makeup Pengantin

 



Padang Panjang, (20/1)_Dalam syariat Islam, menggunakan makeup untuk mempercantik diri, termasuk pada acara pernikahan, pada dasarnya diperbolehkan selama tidak melanggar batas-batas yang ditetapkan oleh agama. Berikut adalah beberapa pandangan terkait:

  1. Boleh dengan Niat yang Benar

    • Makeup pengantin diperbolehkan sebagai bentuk berhias untuk pasangan (suami) atau dalam rangka mempercantik diri di acara yang sesuai, seperti pesta pernikahan.
    • Niatnya harus untuk kebaikan, bukan untuk pamer atau menimbulkan godaan bagi orang lain.
  2. Tidak Berlebihan dan Tetap Syar'i

    • Penggunaan makeup tidak boleh berlebihan sehingga mengubah ciptaan Allah secara permanen (misalnya, operasi plastik tanpa kebutuhan medis).
    • Tidak menggunakan bahan haram, seperti produk yang mengandung zat najis atau berasal dari bahan yang dilarang.
  3. Tidak Menyerupai Orang Kafir atau Melanggar Adab Islami

    • Makeup yang meniru budaya atau kebiasaan yang bertentangan dengan Islam (misalnya, simbol-simbol agama lain) tidak diperbolehkan.
    • Pengantin perempuan tetap harus menjaga auratnya di depan laki-laki yang bukan mahram.
  4. Memastikan Produk Halal

    • Makeup yang digunakan harus terbuat dari bahan yang halal dan tidak menghalangi air wudhu, terutama jika hendak melaksanakan sholat.

Hukum Sholat Jamak bagi Pengantin yang Sedang Pesta Perkawinan

Dalam Islam, sholat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan, bahkan dalam situasi sibuk seperti pesta pernikahan. Namun, Islam memberikan kemudahan dalam melaksanakan sholat melalui jama' (menggabungkan dua sholat dalam satu waktu) dan qashar (meringkas jumlah rakaat sholat). Berikut penjelasannya:

  1. Hukum Sholat Jamak
    Sholat jamak diperbolehkan dalam keadaan tertentu, seperti:

    • Bepergian (Safar): Jika pesta pernikahan berlangsung di tempat yang jauh (lebih dari 80 km dari tempat tinggal), maka pengantin diperbolehkan menjamak sholat.
    • Hajat yang Mendesak: Jika situasi pesta membuat waktu sholat sulit ditunaikan tepat waktu (misalnya, jadwal sangat padat dan tempat sulit untuk sholat), maka boleh menjamak sholat.
  2. Jenis Sholat Jamak

    • Jamak Taqdim: Menggabungkan sholat Dzuhur dengan Ashar, atau Maghrib dengan Isya, di waktu sholat pertama.
    • Jamak Ta’khir: Menggabungkan sholat Dzuhur dengan Ashar, atau Maghrib dengan Isya, di waktu sholat kedua.
  3. Syarat Sholat Jamak

    • Ada kebutuhan yang mendesak.
    • Tidak menjadikan jamak sebagai kebiasaan tanpa alasan yang dibenarkan syariat.
    • Tetap melaksanakan sholat dengan khusyuk dan memperhatikan syarat-syarat sah sholat.

Kesimpulan dan Saran

  • Makeup Pengantin: Diperbolehkan selama sesuai dengan prinsip syariat Islam, tidak berlebihan, dan menggunakan bahan halal.
  • Sholat Jamak dalam Pesta Pernikahan: Diperbolehkan jika ada kebutuhan yang mendesak, seperti perjalanan jauh atau situasi sulit. Namun, jika memungkinkan untuk melaksanakan sholat secara normal, itu lebih utama. Jadikan waktu masuknya sholat untuk ganti pakaian, berwudhu' dan sholat.

Pengantin dianjurkan untuk tetap menjaga kewajiban sholat, karena keberkahan pernikahan juga terletak pada ketaatan kepada Allah. Wallahu A'lam.

Poligami antara Kebutuhan dan Kemampuan


Padang Panjang, (20/1)_Poligami adalah praktik yang kontroversial dalam masyarakat, terutama karena melibatkan keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kemampuan untuk memenuhinya secara adil dan bertanggung jawab. Dalam perspektif hukum, agama, dan sosial, poligami memiliki prasyarat ketat untuk memastikan tidak ada pihak yang dirugikan.

1. Kebutuhan Poligami

Kebutuhan untuk berpoligami sering kali dikaitkan dengan:

  • Alasan Biologis: Ketidakmampuan istri pertama untuk memberikan keturunan atau masalah kesehatan tertentu.
  • Alasan Sosial: Keinginan untuk membantu perempuan lain yang membutuhkan perlindungan atau dukungan (misalnya, janda atau perempuan dalam kesulitan).
  • Keinginan Pribadi: Keinginan suami untuk menambah pasangan karena alasan tertentu, meskipun alasan ini sering menjadi subyek debat moral dan etika.

Namun, kebutuhan ini harus dievaluasi dengan hati-hati. Adanya kebutuhan tidak serta-merta membenarkan poligami, terutama jika berisiko melukai hubungan yang sudah ada atau melanggar prinsip keadilan.

2. Kemampuan untuk Berpoligami

Kemampuan di sini mencakup aspek:

  • Keuangan: Suami harus dapat memberikan nafkah yang cukup bagi semua istrinya dan anak-anak mereka, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun pendidikan, kesehatan, dan tempat tinggal.
  • Psikologis dan Emosional: Suami harus mampu membangun hubungan yang sehat, setara, dan harmonis tanpa memicu konflik antaristri.
  • Keadilan: Ini adalah syarat yang tidak dapat dikompromikan dalam Islam. Suami wajib berlaku adil dalam hal waktu, perhatian, dan materi kepada semua istrinya.

Tanpa kemampuan ini, poligami tidak hanya akan menyulitkan suami, tetapi juga berpotensi merugikan istri-istri dan anak-anak.

3. Pertimbangan Hukum dan Agama

  • Dalam Hukum Islam: Poligami diperbolehkan dengan syarat utama adalah keadilan. Al-Qur'an dalam Surah An-Nisa ayat 3 mengingatkan bahwa jika tidak mampu berlaku adil, maka cukup menikahi satu istri.
  • Dalam Hukum Indonesia: Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mensyaratkan pengajuan izin ke pengadilan agama dan persetujuan dari istri pertama. Tanpa persetujuan ini, pengadilan dapat menolak permohonan.

4. Dampak Sosial dan Keluarga

Poligami, meskipun sah secara hukum dan agama dalam kondisi tertentu, sering kali membawa dampak sosial yang signifikan.

  • Hubungan Keluarga: Bisa menimbulkan kecemburuan, konflik antaristri, atau penurunan kualitas hubungan dengan anak-anak.
  • Pandangan Masyarakat: Dalam budaya tertentu, poligami dianggap negatif dan dapat memengaruhi reputasi keluarga.

5. Solusi Bijak

  • Komunikasi: Sebelum memutuskan berpoligami, suami harus berdiskusi terbuka dengan istri pertama untuk memahami perasaan dan keberatan yang mungkin muncul.
  • Konsultasi Agama dan Hukum: Konsultasikan niat poligami dengan pemuka agama dan ahli hukum untuk memastikan langkah tersebut sah dan etis.
  • Evaluasi Diri: Suami harus secara jujur menilai apakah dirinya benar-benar mampu secara finansial, emosional, dan spiritual untuk memenuhi kebutuhan semua pihak yang terlibat.

Poligami bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga tentang tanggung jawab besar untuk berlaku adil dan menjaga harmoni dalam keluarga. Memutuskan untuk berpoligami harus dilakukan dengan penuh pertimbangan, kejujuran, dan kesiapan total.

Konsultasi Seputar Poligami


Padang Panjang, 20 Januari 2025_ Dalam konteks hukum di Indonesia, poligami merupakan hal yang diatur dengan ketat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, seorang suami yang ingin melakukan poligami harus memenuhi beberapa syarat dan prosedur, termasuk izin dari pengadilan agama. Berikut adalah beberapa poin penting terkait dengan kasus yang Anda sebutkan:

  1. Syarat-syarat Poligami: Suami harus dapat membuktikan bahwa ia mampu secara finansial untuk memelihara lebih dari satu istri dengan baik, adil, dan setara.

  2. Prosedur Izin Poligami:

    • Suami harus mengajukan permohonan izin poligami ke pengadilan agama di tempat tinggalnya.
    • Permohonan harus disertai dengan bukti-bukti bahwa syarat-syarat poligami terpenuhi, seperti surat keterangan gaji, kesehatan, dan lain-lain.
  3. Izin dari Atasan Istir Pertama (PNS):

    • Dalam kasus istri yang merupakan seorang PNS, atasan istri pertama tidak diperlukan untuk memberikan izin secara langsung.
    • Namun demikian, kondisi sosial dan kemampuan suami untuk memenuhi hak-hak istri pertama, termasuk waktu dan nafkah, dapat mempengaruhi pertimbangan pengadilan agama dalam memberikan izin poligami.
  4. Pertimbangan Hukum dan Sosial: Meskipun hukum di Indonesia memperbolehkan poligami dalam kondisi tertentu, pengadilan agama juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial dan kemanusiaan dalam mengambil keputusan. Kasus yang tidak ada masalah besar selama 20 tahun pernikahan biasanya menjadi faktor pertimbangan penting.

Dalam semua hal ini, penting bagi suami dan istri untuk berkonsultasi dengan pengacara atau lembaga hukum yang kompeten untuk mendapatkan panduan yang tepat sesuai dengan kondisi mereka.

Minggu, 19 Januari 2025

Wahyu Salim Raih Penghargaan "Penyuluh Teraktif Tahun 2024" dalam Tasyakkuran HAB ke-79

 


Padang Panjang, 19 Januari 2025 – Bertempat di halaman Kantor Kementerian Agama Kota Padang Panjang, acara Tasyakkuran Hari Amal Bakti (HAB) ke-79 tahun 2025 berlangsung meriah. Pada kesempatan istimewa ini, Wahyu Salim dianugerahi penghargaan sebagai "Penyuluh Teraktif Tahun 2024" atas kontribusinya yang luar biasa dalam berbagai aspek dakwah dan pengabdian masyarakat.

Keaktifan dalam Berdakwah Multidimensi

Wahyu Salim dikenal sebagai sosok inspiratif yang aktif menyampaikan dakwah melalui berbagai platform dan pendekatan. Berikut adalah bidang-bidang yang menjadi fokus utamanya:

  1. Dakwah di Media Sosial
    Wahyu memanfaatkan platform seperti Facebook, Instagram, dan YouTube untuk menyebarkan pesan-pesan Islami. Konten dakwah yang disajikan meliputi infografis, flyer, poster, hingga video edukasi, yang selalu dikemas menarik dan relevan dengan isu-isu terkini.

  2. Dakwah Pemberdayaan Ekonomi Umat
    Sebagai pendukung ekonomi berbasis syariah, Wahyu yang memperoleh sertifikat keahlian sebagai Dewan Pengawas Syariah & Pendamping Proses Produk Halal (PPH) aktif membina koperasi syariah dan UMKM berbasis komunitas. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian umat melalui pendidikan keuangan dan manajemen usaha sesuai prinsip Islam.

  3. Dakwah Komunitas
    Wahyu mendekati berbagai kalangan, termasuk remaja, ojek, sopir, narapidana, dan majelis taklim, melalui kegiatan edukatif dan spiritual. Program rehabilitasi berbasis nilai-nilai Islam untuk narapidana menjadi salah satu inisiatif yang diakui keberhasilannya.

  4. Dakwah Sebagai Aktor Resolusi Konflik
    Dalam isu konflik sosial dan agama, Wahyu berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk menciptakan perdamaian. Pendekatan dialog moderatnya kerap menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat. Wahyu sudah 2 kali mengikuti ivent nasional deteksi dini konflik sosial dimensi keagamaan.

  5. Dakwah sebagai Relawan Moderasi dan Agen Kerukunan
    Wahyu terlibat aktif dalam kampanye moderasi beragama dan kerukunan umat beragama melalui pelatihan, seminar, dan advokasi langsung di lapangan. Sebagai Koordinator Bidang Penyuluhan Kerukunan, Wahyu bersama pengurus FKUB lainnya berkontribusi dalam menjaga kerukunan di Kota Padang Panjang, bahkan rutin memberikan edukasi lintas agama di SD Fransiscus.

  6. Dakwah Literasi
    Wahyu juga menulis opini, berita, dan artikel yang dimuat di media online dan cetak. Selain itu, ia kerap menjadi narasumber dalam pelatihan pengembangan kompetensi diri, menginspirasi banyak orang untuk terus belajar dan berkembang, seperti Binwin, BRUS, BRUN, Kepemudaan & Remaja Masjid.

  7. Konten Kreatif Dakwah
    Dalam berbagai media, Wahyu menghasilkan konten seperti buletin, naskah, PPT, hingga portal online dan blog. Keahlian ini memperkaya pendekatan dakwah sehingga menjangkau audiens yang lebih luas. Ia mengelola sebuah portal online Indahnya Islam dalam Tajuk Penyuluh Berkhidmat Membimbing Umat untuk Selalu Thaat.

Penghargaan Sebagai Motivasi

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang Panjang melalui Kasi Bimas Joni Nasri menyampaikan harapan besar agar penghargaan ini menjadi penyemangat bagi penerima penghargaan termasuk Wahyu dari penyuluh agama untuk terus berkarya dan menjadi role model bagi rekan-rekan lainnya. “Pak Wahyu telah menunjukkan bahwa dakwah tidak hanya berbicara tentang menyampaikan ajaran agama, tetapi juga memberikan solusi nyata untuk tantangan sosial dan memberdayakan masyarakat,” ujarnya.

Sebagai penerima penghargaan, Wahyu mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. “Penghargaan ini adalah amanah besar. Saya berkomitmen untuk lebih bersemangat lagi menyongsong tahun 2025 dengan karya dan khidmat yang lebih baik dengan terus belajar, mengasah dan mengembangkan potensi diri untuk kebaikan umat,Saya bukanlah yang terbaik di antara rekan-rekan penyuluh tapi saya hanya terus berupaya menebar kebaikan dan maslahat untuk semua secara bersama-sama” ungkapnya.

Acara penganugerahan ini menjadi momen berharga bagi para penyuluh agama untuk terus meningkatkan kontribusi mereka dalam menciptakan masyarakat yang religius, damai, dan sejahtera.

Kamis, 16 Januari 2025

إلى حضرة خادم الحرمين الشريفين الملك سلمان بن عبد العزيز آل سعود، حفظه الله ورفع قدره في الدنيا والآخرة

 


إلى حضرة خادم الحرمين الشريفين الملك سلمان بن عبد العزيز آل سعود، حفظه الله ورفع قدره في الدنيا والآخرة،


  بسم الله... والحمد لله... والصلاة والسلام على رسول الله... ولا حول ولا قوة إلا بالله  
اسمحوا لي أن أعبر عن دعائي، ورغبتي، وأملي إلى مقامكم الكريم. أنا وحي سليم، داعية وناقل رسالة الإسلام إلى المسلمين في منطقتي.

إذا تفضلتم، أرجو منكم أن تحققوا لي أمنية السفر لأداء فريضة الحج لعام 1446 هـ / 2025 م. سأكون ممتنًا للغاية لله سبحانه وتعالى وشاكرًا لكرمكم.

في قلبي رغبة لا تنطفئ وشوق لا يهدأ. في كل مرة أذكر فيها اسم الله ورسوله، يرتجف صدري وتفيض عيناي بالأمل. أحلم يا الله بأن تدعوني يومًا إلى أرضك المقدسة، إلى بيتك الحرام العظيم، إلى المكان الذي وطأته أقدام الأنبياء، إلى المكان الذي هو قبلة قلوب المسلمين في جميع أنحاء العالم.

أتخيل أول خطوة لي في الأرض المقدسة، نسيمًا لطيفًا يحمل عبير الإيمان، وصوت الأذان الذي يصدح بجمال لا يوصف. يرتجف قلبي وأنا أتصور نفسي أمام الكعبة، بيتك الحرام، أقف بامتنان كبير، أرفع يدي وأبتهل بالدعوات التي طالما انحبست في صدري. أريد أن أسجد هناك، في أقرب مكان إليك، يا الله.

أشتاق للطواف حول الكعبة، لأتبع خطى النبي إبراهيم والنبي إسماعيل عليهما السلام، اللذين بنيا بيتك بمشاعر الحب والإخلاص. أريد أن أشعر ببرودة أرض المسجد الحرام عند بزوغ الفجر، وأتذوق كل دعاء وذكر يخرج من شفتي.
وفي المدينة المنورة، أتمنى زيارة قبر رسول الله ﷺ، وأرسل له سلامًا مليئًا بالمحبة، ذاك الذي حمل نور الإسلام إلى العالم. أريد أن أصلي في الروضة الشريفة، جنة من جنان الأرض، وأن أعيش السلام الذي لا يضاهى في المسجد النبوي.

يا الله، قلبي يتوق للدعاء في عرفات، ورمي الجمرات في منى، والمبيت في مزدلفة. أريد أن أشعر بكل مجاهدة في أداء مناسك الحج، وكل قطرة عرق تكون شاهدًا على هذه الرحلة نحو رضاك.

أعلم أن هذا ليس مجرد سفر جسدي، بل رحلة روحية تختبر الإيمان والصبر والإخلاص. أحلم أنه عند عودتي، أكون عبدًا لك أكثر طاعة، وأكثر تقوى، وأكثر شكرًا على نعمك التي لا تحصى.

يا الله، إذا أذنت لي، فادعني إلى بيتك قريبًا. افتح لي أبواب التيسير، وبارك لي في رزقي، وقوِّ نيتي حتى أتمكن من تلبية دعوتك. أسأل الله أن يتحقق هذا الحلم، وأن أستطيع إتمام هذا الركن العظيم من أركان الإسلام على أكمل وجه.
آمين يا رب العالمين.

أسأل الله أن يمنحكم العزة والرفعة في الدنيا والآخرة، ويجزيكم خير الجزاء على جهودكم المباركة.
مع أسمى آيات الاحترام والتقدير،

وحي سليم


Impian Menunaikan Haji dan Umrah


Padang Panjang, 16 Januari 2025

Bismillah... Walhamdulillah....Washshalatu Wassalamu ala Rasulillah....Walaa Haula Walaa Quwwata illa Billah

Di dalam hati ini ada sebuah hasrat yang tak pernah padam, sebuah kerinduan yang tak tertahankan. Setiap kali menyebut nama Allah dan Rasul-Nya, dada ini bergetar dan mata ini basah oleh harapan. Aku bermimpi, Ya Allah, suatu saat Engkau akan memanggilku ke tanah suci-Mu, ke Baitullah yang mulia, ke tempat di mana para nabi menapakkan kaki mereka, ke tempat yang menjadi kiblat hati umat Islam di seluruh dunia.

Aku membayangkan langkah pertama di tanah suci, angin lembut yang membawa aroma iman, dan suara azan yang menggema begitu indah. Hatiku bergetar membayangkan berada di hadapan Ka'bah, rumah-Mu yang suci, berdiri dengan penuh rasa syukur, mengangkat tangan, dan memanjatkan doa-doa yang selama ini terpendam di hati. Aku ingin bersujud di sana, di tempat yang paling dekat dengan-Mu, Ya Allah.

Aku rindu untuk thawaf mengelilingi Ka'bah, mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan Ismail yang telah membangun rumah-Mu dengan cinta dan keikhlasan. Aku ingin merasakan dinginnya lantai Masjidil Haram saat fajar menyingsing, meresapi setiap doa dan dzikir yang keluar dari bibir ini.

Di Madinah, aku ingin menziarahi makam Rasulullah ﷺ, mengucapkan salam penuh cinta kepada beliau yang telah membawa cahaya Islam ke dunia. Aku ingin shalat di Raudhah, taman surga, dan merasakan kedamaian yang tak tertandingi di Masjid Nabawi.

Ya Allah, hati ini begitu rindu untuk berdoa di Arafah, melontar jumrah di Mina, dan bermalam di Muzdalifah. Aku ingin merasakan setiap perjuangan ibadah haji, setiap tetes keringat yang menjadi saksi perjalanan ini menuju ridha-Mu.

Aku tahu, ini bukan sekadar perjalanan fisik, tapi perjalanan spiritual yang menguji keimanan, kesabaran, dan keikhlasan. Aku bermimpi, saat kembali nanti, aku bisa menjadi hamba-Mu yang lebih baik, lebih taat, dan lebih bersyukur atas segala nikmat yang Engkau limpahkan.

Ya Allah, jika Engkau mengizinkan, panggillah aku segera ke rumah-Mu. Bukalah pintu kemudahan, limpahkan rezeki, dan kuatkan niat ini agar aku bisa memenuhi panggilan-Mu. Semoga mimpi ini menjadi kenyataan, dan semoga aku bisa menyempurnakan rukun Islam ini dengan sempurna.

Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.

UWaS

Rabu, 15 Januari 2025

Kisah Kehidupan: Cita-Cita Jadi Tentara yang Tak Kesampaian

 


Padang Panjang, Sejak kecil, Wahyu memiliki ketertarikan yang luar biasa pada dunia militer. Berita tentang tentara, tulisan mengenai strategi perang, atau kisah para pahlawan selalu menarik perhatiannya. Di usianya yang masih belia, ia sudah hafal pangkat-pangkat dalam militer, dari prajurit paling rendah hingga jenderal berbintang empat. Nama-nama seperti Try Sutrisno, Kasad, Pangkostrad, dan Kopassus menjadi tokoh idolanya yang sering ia lihat di televisi.

Masa SD: Awal Mimpi dan Semangat Militer

Di sekolah dasar, bakat Wahyu sebagai seorang pemimpin mulai terlihat. Ia sering ditunjuk sebagai komandan upacara, ajudan pembina, atau ketua pleton. Tidak hanya itu, ia juga aktif di Pramuka, mengikuti berbagai kegiatan seperti perkemahan, baris-berbaris, tali-temali, dan semapur. Saat upacara pengibaran bendera 17 Agustus dan Hari Ulang Tahun ABRI tak pernah ia lewati, setiap langkah, gerakan satu persatu ia pelototi sampai-sampai nama dan pangkat petugas upacarapun ia coba hafal satu persatu. Begitu juga saat pagelaran karnawal 17 Agustus, ia pernah mengikutinya menempuh perjalanan keliling kota.

Masa SLTP: Tekad yang Semakin Menguat

Saat duduk di bangku SLTP, kegemaran Wahyu pada dunia militer tidak surut. Bersama teman-teman dekatnya—Boy, Jutrik, Hendra, Nova, dan Panca—ia berangkat ke Jambore Nasional tahun 1991. Kegiatan itu semakin membakar semangatnya untuk mengejar cita-cita sebagai tentara. Ia semakin serius mempelajari berbagai keterampilan Pramuka seperti morse dan halang rintang. Setiap kali melihat berita tentang Panglima ABRI atau laporan aktivitas militer, ia merasa bersemangat. Bahkan gaya jalannya mulai menyerupai cara jalan seorang tentara. Ketika ada program Manunggal TNI di kampungnya di Lubuk Sikaping, Wahyu selalu hadir menyaksikan kegiatan para tentara. Seorang perwira yang melihat antusiasmenya pernah berkata, “Kau masuk saja SMA Taruna! Anak kecil ini ngevans sekali sama tentara, gerakan hormat dan tegak senjatapun saat berjalan ia tirukan”.

Namun, meski semangatnya begitu besar, tubuh Wahyu yang kecil menjadi penghalang untuk mewujudkan cita-citanya.

Masa SLTA: Petualangan di MAN/MAPK Koto Baru

Saat SLTA, Wahyu melanjutkan pendidikan di MAPK Koto Baru dan tetap aktif di Pramuka hingga mencapai tingkatan Penegak Laksana. Ia terbiasa menjadi komandan upacara, mengikuti baris-berbaris, dan aktif dalam berbagai lomba seperti Hapram di Talawi, Sawahlunto. Wahyu juga menjadi penggerek bendera, ikut berkemah, serta mendaki Gunung Singgalang dan Marapi.

Suatu kali, Wahyu mengikuti ujian kenaikan tingkat ke Penegak Laksana. Masing-masing beranggotakan dua orang, Wahyu berteman dengan Fuad. Tantangannya adalah menyusuri rute dari Koto Baru, menuju Bukittinggi dan Baso, lalu kembali ke Koto Baru melalui rute berbeda kembali melewati Suangai Pua, harus dengan jalan kaki tak boleh naik angkot atau motor. Bila dilakukan maka akan digugurkan. 

Kakak Pramukanya Kak Havids Tanjung salah satu wartawan senior Surat Kabar Harian Haluan di Padang Panjang, Kak Edy Mardafuly dan juga Kak Wen. Wahyu masih ingat, saat itu kepala sekolahnya Pak Amir Arifin saat ini sudah almarhum. Perjalanan itu memakan waktu tiga hari dua malam. Setiap daerah yang ia lewati, ia harus melapor ke kelurahan setempat dan meminta izin bermalam di rumah tokoh masyarakat atau pejabat kelurahan lengkap dengan bukti tanda tangan dan stempel pejabat setempat dalam sebuah diary. 

Sebelum berangkat jalan kaki ini, Wahyu tak lupa pamit kepada Pak Kepala Sekolah sembari meminta pesan-pesan. "Semangat, disiplin, jaga sholat, akhlak dan nama baik sekolah, dimana dan kemanapun pergi carilah orang tua di sana, insya Allah berhasil", demikian lebih kurang pesan yang ditulis Pak Amir di buku diary itu.

Semuanya Wahyu jalani dengan senang hati, penuh semangat, dan rasa tanggung jawab. Akhirnya dilantik sebagai penegak laksana saat kegiatan PERJUSAMI di Bukik Bulek Payakumbuh bersama kawan-kawan yang lainnya.

Realitas dan Pilihan Hidup

Karena berbagai kendala, Wahyu tidak bisa melanjutkan ke SMA Taruna seperti yang ia impikan. Ia memilih jalan lain, melanjutkan pendidikan di sekolah agama hingga memperoleh gelar Sarjana Agama, dan akhirnya menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Agama. Saat kuliah kegiatan pramuka sudah ia tinggalkan dan diganti dengan kegiatan di Himpunan Mahasiswa Jurusan, Senat Fakultas dan Senat Mahasiswa Institut. Meski cita-citanya menjadi tentara tak tercapai, kecintaannya pada dunia militer tidak pernah pudar. Hingga kini, Wahyu selalu mengikuti berita tentang TNI, terutama mutasi perwira tinggi, jabatan, pengalaman, dan riwayat hidup mereka.

Kebanggaan pada Panglima Idola

Baru-baru ini, Wahyu sangat senang mendengar kabar bahwa Jenderal Kunto, putra dari Try Sutrisno, Panglima idolanya, diangkat menjadi Pangkogabwilhan I. Baginya, momen itu seperti pengingat akan mimpi yang pernah ia kejar dengan penuh semangat. Melihat Jenderal Kunto kini menyandang bintang tiga di pundaknya, Wahyu merasa seolah-olah ikut berbagi kebanggaan.

Penutup

Wahyu mungkin tidak berhasil menjadi tentara seperti yang ia impikan sejak kecil. Namun, kecintaan dan penghargaannya terhadap dunia militer tetap menjadi bagian penting dari hidupnya. Ia adalah bukti bahwa mimpi yang tak terwujud sekalipun dapat memberi warna dan makna dalam perjalanan hidup seseorang. (UWaS)

Resume Buku Tasauf Modern oleh Buya Hamka


 

Padang Panjang, (15/1/25), Buku Tasauf Modern karya Buya Hamka merupakan salah satu karya monumental dalam literatur Islam yang menghadirkan konsep tasawuf dengan pendekatan modern. Buku ini dirancang untuk menjembatani ajaran tasawuf dengan kehidupan praktis umat Islam di era modern, sehingga dapat diaplikasikan secara relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendahuluan

Buya Hamka membuka buku ini dengan menjelaskan pentingnya tasawuf dalam membangun ketenangan jiwa dan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhannya, serta manusia dengan sesamanya. Beliau menekankan bahwa tasawuf bukanlah sekadar ritual atau praktik keagamaan yang bersifat mistis, melainkan jalan untuk mencapai kedamaian batin dan integritas moral.

Hakikat Tasawuf

Tasawuf, menurut Buya Hamka, bertujuan untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit seperti iri, dengki, tamak, dan sombong. Dalam buku ini, ia menjelaskan bahwa seseorang yang menjalani kehidupan dengan nilai-nilai tasawuf akan lebih mampu menghadapi tantangan duniawi tanpa kehilangan tujuan akhir, yaitu ridha Allah.

Hamka juga mengkritisi berbagai penyimpangan dalam praktik tasawuf, seperti kecenderungan menjauhi dunia secara ekstrem. Ia mengajak pembaca untuk memahami tasawuf sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah sambil tetap menjalankan tanggung jawab sosial.

Tasawuf dan Kehidupan Modern

Buya Hamka memberikan panduan bagaimana menerapkan nilai-nilai tasawuf dalam kehidupan modern. Ia menyoroti beberapa tantangan utama seperti materialisme, individualisme, dan hilangnya nilai spiritual dalam masyarakat. Menurutnya, tasawuf dapat menjadi solusi untuk menghadapi krisis moral yang sering melanda masyarakat modern.

Hamka juga menekankan pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat. Ia menolak anggapan bahwa kesalehan hanya dapat dicapai dengan meninggalkan kehidupan duniawi. Sebaliknya, ia mendorong pembaca untuk berkontribusi secara aktif dalam masyarakat dengan tetap menjaga keikhlasan dan ketundukan kepada Allah.

Konsep Zuhud

Dalam buku ini, Buya Hamka menjelaskan konsep zuhud sebagai sikap tidak terikat pada dunia, meskipun seseorang tetap berada di dalamnya. Zuhud bukan berarti meninggalkan harta atau kenyamanan hidup, tetapi memiliki hati yang tidak dikuasai oleh kecintaan berlebihan terhadap dunia.

Pendidikan Jiwa

Hamka menekankan pentingnya pendidikan jiwa sebagai inti dari tasawuf. Ia mengajak pembaca untuk selalu melakukan muhasabah atau introspeksi diri, menjaga kebersihan hati, dan memperbanyak amal baik. Proses ini, menurutnya, membutuhkan kesungguhan dan disiplin dalam menjalankan ibadah serta menjaga hubungan dengan sesama manusia.

Penutup

Buku ini ditutup dengan pesan mendalam dari Buya Hamka tentang pentingnya menjadikan tasawuf sebagai bagian dari kehidupan. Ia mengingatkan pembaca bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kekayaan atau popularitas, melainkan pada ketenangan hati yang didapatkan melalui ketaatan kepada Allah.

Kesimpulan

Tasauf Modern adalah sebuah buku yang mengajarkan bagaimana tasawuf dapat menjadi pedoman hidup di tengah kompleksitas dunia modern. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun mendalam, Buya Hamka berhasil menyampaikan pesan-pesan tasawuf yang relevan dan aplikatif. Buku ini menjadi bacaan wajib bagi siapa saja yang ingin memahami hakikat kehidupan dan mendekatkan diri kepada Allah tanpa meninggalkan tanggung jawab duniawi. (UWaS)