Isra' Mi'raj: Membersihkan Hati untuk Sampai Bertemu dengan Allah SWT
Isra' Mi'raj adalah salah satu peristiwa agung dalam sejarah Islam yang menyimpan banyak pelajaran mendalam bagi umat manusia. Peristiwa ini tercantum dalam QS Al-Isra' ayat 1:
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Isra' Mi'raj bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh makna. Sebelum perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW menerima perlakuan khusus yang menunjukkan pentingnya kebersihan hati dan jiwa sebagai persiapan untuk mendekat kepada Allah SWT. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa dada Nabi SAW dibersihkan oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT.
Pembersihan Hati Sebelum Isra'
Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebelum Nabi SAW diisra'kan, Malaikat Jibril membelah dada beliau, mengeluarkan hatinya, dan mencucinya dengan air zamzam. Kemudian, hati beliau diisi kembali dengan iman, hikmah, dan sifat-sifat mulia. Proses ini menunjukkan pentingnya kebersihan hati sebagai syarat utama untuk mendekat kepada Allah SWT. Hati yang bersih dari segala sifat buruk seperti iri, dengki, dan sombong akan menjadi wadah yang layak bagi iman dan cahaya Ilahi. Betapa tinggi nilai menjaga wudhu', taubat, memaafkan, tawadhu' dalam melestarikan kebersihan hati kaarena Allah Yang Maha Bersih hanya dapat ditemui oleh orang-orang yang bersih pula.
Hal ini dapat dilihat dari riwayat berikut ini:
قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ: لَيْلَةَ
اُسْرِيَ بِرَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَسْجِدِ
الْكَعْبَةِ أَنَّهُ جَاءَهَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ قَبْلَ أَنْ يُوْحَى إِلَيْهِ
وَهُوَ نَائِمٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فَقَالَ أَوَّلُهُمْ: أَيُّهُمْ هُوَ؟
فَقَالَ أَوْسَطُهُمْ: هُوَ خَيْرُهُمْ. فَقَالَ آخِرُهُمْ: خُذُوْا خَيْرَهُمْ،
فَكَانَتْ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَلَمْ يَرَهُمْ حَتَّى أَتَوْهُ لَيْلَةً أُخْرَى
فِيْمَا يَرَى قَلْبُهُ وَتَنَامُ عَيْنُهُ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُ وَكَذٰلِكَ
اْلأَنْبِيَاءُ تَنَامُ أَعْيُنُهُمْ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُمْ- فَلَمْ
يُكَلِّمُوْهُ حَتَّى احْتَمَلُوْا فَوَضَعُوْهُ عِنْدَ بِئْرِ زَمْزَمَ
فَتَوَلَاهُ مِنْهُمْ جِبْرِيْلُ فَشَقَّ جِبْرِيْلُ مَا بَيْنَ نَحْرِهِ إِلَى
لِبَّتِهِ حَتَّى فَرَغَ مِنْ صَدْرِهِ وَجَوْفِهِ فَغَسَلَهُ مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ
بِيَدِهِ حَتَّى أَنْقَى جَوْفَهُ ثُمَّ أَتَى بِطَشْتٍ مِنْ ذَهَبٍ فِيْهِ نُوْرٌ
مِنْ ذَهَبٍ مَحْشُوٍّ إِيْمَانًا وَحِكْمَةً فَحَشَابِهِ صَدْرَهُ
وَلَغَادِيْدَهُ يَعْنِى عُرُوْقَ حَلْقِهِ ثُمَّ اَطْبَقَهُ. (رواه البخاري)
Anas bin Malik menuturkan bahwa pada malam
diperjalankannya Rasulullah saw dari Masjidilharam, datanglah kepadanya tiga
orang pada saat sebelum turunnya wahyu, sedangkan Rasul pada waktu itu sedang
tidur di Masjidilharam. Kemudian berkatalah orang yang pertama, “Siapakah dia
ini?” Kemudian orang kedua menjawab, “Dia adalah orang yang terbaik di antara
mereka (kaumnya).” Setelah itu berkatalah orang ketiga, “Ambillah orang yang
terbaik itu.” Pada malam itu Nabi tidak mengetahui siapa mereka, sehingga mereka
datang kepada Nabi di malam yang lain dalam keadaan matanya tidur sedangkan
hatinya tidak tidur. Demikianlah para nabi, meskipun mata mereka terpejam,
namun hati mereka tidaklah tidur. Sesudah itu rombongan tadi tidak berbicara
sedikit pun kepada Nabi hingga mereka membawa Nabi dan meletakkannya di sekitar
sumur Zamzam. Di antara mereka ada Jibril yang menguasai diri Nabi, lalu Jibril
membelah bagian tubuh, antara leher sampai ke hatinya, sehingga kosonglah
dadanya. Sesudah itu Jibril mencuci hati Nabi dengan air Zamzam dengan
menggunakan tangannya, sehingga bersihlah hati beliau. Kemudian Jibril membawa
bejana dari emas yang berisi iman dan hikmah. Kemudian dituangkanlah isi bejana
itu memenuhi dada beliau dan urat-urat tenggorokannya lalu ditutupnya kembali.
(Riwayat al-Bukhārī)
Isra': Perjalanan Lintas Dimensi
Isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem. Perjalanan ini dilakukan dalam sekejap mata, sebuah kecepatan yang melampaui pemahaman manusia dan bahkan lebih cepat dari cahaya. Dalam perjalanan ini, Nabi SAW menaiki Buraq, makhluk yang diciptakan khusus oleh Allah SWT untuk mengantarkan beliau. Dimana perjalanan itu baru bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 1 bulan lamanya.
Mi'raj: Pendakian ke Langit
Setelah tiba di Masjidil Aqsha, Nabi SAW melanjutkan perjalanan menuju langit ketujuh untuk bertemu dengan Allah SWT. Dalam perjalanan ini, beliau bertemu dengan para nabi, seperti Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Setiap pertemuan mengandung pelajaran mendalam tentang akhlak, iman, dan keteguhan hati.
Pada puncak perjalanan, Nabi SAW sampai di Sidratul Muntaha, tempat di mana tidak ada makhluk lain yang dapat mencapainya. Di sana, Nabi menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu, yang menjadi kewajiban bagi umat Islam hingga hari ini.
Hikmah dari Pembersihan Hati
Peristiwa pembersihan hati sebelum Isra' Mi'raj mengajarkan bahwa kebersihan hati adalah kunci untuk mendekat kepada Allah SWT. Tanpa hati yang bersih, seorang hamba akan sulit untuk merasakan kehadiran-Nya. Hal ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya introspeksi dan penyucian jiwa melalui ibadah, zikir, dan menjauhi dosa.
Isra' Mi'raj juga mengajarkan bahwa kedekatan kepada Allah SWT hanya dapat dicapai melalui iman yang kuat dan pengorbanan. Perjalanan spiritual Nabi SAW menjadi teladan bagi umat Islam untuk terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Penutup
Isra' Mi'raj adalah momentum untuk merenungi pentingnya membersihkan hati agar mampu mendekat kepada Allah SWT. Perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW ini mengingatkan kita bahwa kebersihan hati bukan hanya sekadar kebajikan, tetapi juga syarat mutlak untuk menerima rahmat dan petunjuk-Nya. Semoga kita dapat meneladani perjuangan Nabi SAW dalam membersihkan hati dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aamiin. Wallahu A'lam. (UWaS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar