Merawat Kemabruran Puasa
Oleh: Wahyu Salim
Mukadimah
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi kita kesempatan untuk menyempurnakan ibadah puasa. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah ﷺ, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang istiqamah dalam kebaikan.
Hari ini, kita akan membahas tentang merawat kemabruran puasa. Setelah Ramadan berlalu, bagaimana kita menjaga agar ibadah puasa kita tidak sia-sia? Bagaimana memastikan bahwa efek spiritual dari puasa tetap bertahan dalam kehidupan kita?
1. Makna Kemabruran Puasa
Kemabruran berasal dari kata birr artinya barakah, keberkahan atau kebaikan yang terus mengalir. Dalam konteks puasa, kemabruran berarti puasa yang diterima oleh Allah dan memberikan dampak positif dalam kehidupan kita. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari & Muslim)
Namun, apakah setelah Ramadan kita tetap menjaga amal baik atau kembali kepada kebiasaan lama? Inilah yang menentukan apakah puasa kita benar-benar mabrur.
2. Tanda-Tanda Puasa yang Mabrur
Puasa yang mabrur bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga harus meninggalkan dampak yang nyata dalam kehidupan kita:
-
Menjadi pribadi yang lebih bertakwa
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)Takwa adalah tujuan utama puasa. Setelah Ramadan, apakah kita semakin mendekat kepada Allah atau justru menjauh?
-
Kebiasaan baik tetap berlanjut
Jika selama Ramadan kita rajin shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah, maka setelah Ramadan kita harus tetap istiqamah dalam amal-amal tersebut. -
Menjaga lisan dan akhlak
Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga lisan dari kata-kata yang menyakiti dan menjaga hati dari sifat buruk.
3. Cara Merawat Kemabruran Puasa
Bagaimana agar kemabruran puasa tetap terjaga?
-
Melanjutkan puasa sunnah
Rasulullah ﷺ menganjurkan puasa sunnah seperti Puasa Syawal, Puasa Senin-Kamis, dan Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah). -
Menjaga kualitas ibadah
Jika selama Ramadan kita rajin shalat tahajud dan membaca Al-Qur’an, jangan tinggalkan kebiasaan ini setelah Ramadan. -
Meningkatkan amal sosial
Ramadan melatih kita untuk lebih peduli terhadap sesama. Jangan sampai setelah Ramadan kita kembali acuh terhadap mereka yang membutuhkan. -
Berkumpul dengan orang-orang saleh
Lingkungan sangat mempengaruhi kita. Dekatkan diri dengan orang-orang yang dapat mengingatkan kita kepada Allah. -
Berdoa kepada Allah agar istiqamah
Rasulullah ﷺ sering berdoa:"Ya Muqallibal qulub, tsabbit qalbi 'ala dinik."
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.”
Penutup
Mari kita jadikan Ramadan sebagai titik perubahan, bukan sekadar ritual tahunan. Jika kita mampu menjaga semangat ibadah setelah Ramadan, maka itulah tanda bahwa puasa kita benar-benar membawa keberkahan.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan memberikan kita kekuatan untuk tetap istiqamah. Aamiin.
Wallahu a’lam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar