Jumat, 25 September 2020

Taushiyyah Diri: Seri Khutbah Jum'at "Cahaya Hidayah Al-Qur'an dalam QS: Al-Qashash (28): 77

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.,

Muqaddimah

Ma'asysyiral Muslimin Sidang Jamaah Jum'at Rahimakumullah  yang terhormat,
Pertama dan utama sekali mari kita segarkan jiwa dan ruhani kita dengan mempersembahkan segenap puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita mampu melaksanakan tanggung jawab ubudiyyah kita kepada Allah SWT, yakni melaksanakan ibadah jum'at.
Shalawat dan salam mari kita sampaikan kepada junjungan ummat Nabi besar Muhammad SAW. Alahumma Shalli 'ala Muhammad wa 'ala aali Muhammad.

Pada awal khutbah ini khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kita mati meninggalkan kehidupan fana ini kecuali dalam keadaan muslim menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Ma'asysyiral Muslimin Sidang Jamaah Jum'at Rahimakumullah  yang terhormat,

Pada khutbah ini kita dasari khutbah kita pada firman Allah SWT QS: Al-Qashash (28) ayat 77 yang sudah dibacakan pada muqaddimah khutbah tadi.

Al-Qashash merupakan jamak taktsir dari qishshah yang berarti cerita atau kisah karena dalam surat ini diceritakan kisah Nabi Musa AS dengan lengkap. Di dalam kajian ilmu al-Qur'an dikenal dengan ilmu Qashashil Qur'an yang membahas cerita-cerita yang ada di dalam al-Quran; ada cerita-cerita para nabi dan rasul, Lukmanul Hakim, Maryam, umat-umat terdahulu spt kaum luth, 'ad, Fir'aun, Qarun, dan peristiwa-peristiwa pada masa Rasulullah SAW seperti hijrah, perang badar, tentara bergajah dll.  Al-Qur'an yang berjumlah 30 Juz, 114 Surat dan 6236 ayat (menurut riwayat hafshin) banyak sekali memuat kisah-kisah. Tidak dinamakan dengan tarikh atau sejarah karena di dalam kisah tidak mencantumkan tanggal atau waktu kejadian secara rinci tetapi menggambarkan sekelumit kejadian atau peristiwa yang perlu diambil sebagai i'tibar atau pelajaran dengan tujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT; karena sangat mungkin kejadian yang sama akan berulang tapi dengan tokoh, peran, pelaku dan tempat berbeda.

Dari berbagai tafsir anatara lain tafsir mukhtashar disusun Dr. Shalih bin Abdullah Imam Masjidil Haram, Al-Muyassar Kementerian Agama Arab Saudi; juga tafsir al-Wajiz yang disusun oleh Dr. Wahbah Zuhaili kita menemukan ada 4 (empat) pesan yang terkandung di dalam ayat 77 surat al-Qashash ini; walau secara tekstual ditujuan kepada Qarun tapi secara kontektual bisa ditujukan kepada kita untuk diambil ibrah dan pelajarannya:
  1. Carilah kenikmatan hidup di akhirat yang telah Allah sediakan yaitu pahala dan surga dari harta yang telah Allah anugerahkan kepadamu karena kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang abadi, yang lebih baik dan utama dari kehidupan di dunia yang bersifat fana dan sementara. Harta yang ditiitipkan Allah dibelanjakan sesuai keridhaan Allah, tidak digunakan untuk menyombongkan diri.
  2. Jangan lupa bagian dari kenikmatan hidup di dunia berupa harta halal, istri, anak-anak, makanan, pakaian, tempat tinggal; membangun rumah beli mobil; silahkan...tapi melalui harta yang diperoleh melalui jalan yang halal. Tidak boleh dijadikan tujuan hidup karena kehidupan di dunia hanyalah transit antar waktu bagi kita dan jembatan menuju kehidupan abadi di akhirat kelak. Allah tidak menginginkan kita untuk menjadi rahib atau ahli zikir, ahli ibadah mengejarkan kebahagiaan di akhirat sehingga meninggalkan kehidupan dunia saja. atau sebaliknya menjadi hamba dunia; siang malam sibuk mencari harta, berfoya-foya, bersenang-senang seolah-olah tidak ada kehidupan sesudah di dunia ini.
  3. Bebuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita dengan cara berbuat baik kepada Allah dengan menta'ati perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-larangan Allah SWT, menunaikan hak-hak Allah dengan cara iman yang mantap, amal yang shaleh, melaksanakan sholat menunaikan zakat, puasa, haji bila mampu. Berbuat baik kepada sesama manusia dengan memperbanyak sedekah, menyisihkan sebagian harta yang telah Allah karuniakan kepada kita berupa zakat, wakaf, infak, sedekah, hibah.
  4. Jangan melakukan kerusakan/kezholiman di permukaan bumi ini dengan cara melakukan berbagai bentuk kemaksiatan. kedurhakaan, kesombongan  baik kepada Allah SWT seperti meninggalkan sholat, bakhil kikir terlalu cinta kepada harta sehingga enggan/tidak mau membayarkan zakat, bersedekah, naik haji padahal mampu. Ataupun kerusakan lainnya melakukan kemaksiatan berzina, mabuk-mabukkan, berjudi, merampas harta orang lain baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, termasuk juga segala perbuatan yang melanggar hukum, peraturan yang sudah ditetapkan dan disepakati secara bersama-sama.
Semoga Allah menjaga kita, melindungi kita memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua sehingga kita mampu menjalani hidup dan kehidupan ini dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, mati dalam keadaan beriman dan di akhirat mendapatkan kemuliaan di surga Allah SWT.
Aamiiin Ya Rabbal'alamiin

Fa'atabiruu ya ulil abshar la'allakum tuflihun....
Walllahu A'lam bi al-shshawaab

Tidak ada komentar: