Selasa, 31 Desember 2024

Bagaimana Seharusnya Kita Memaknai Datangnya Tahun Baru?

 


Padang Panjang, Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen istimewa yang dinanti banyak orang. Perayaan, pesta kembang api, dan berbagai kegiatan seringkali menjadi simbol dari semangat menyambut tahun baru. Namun, di balik hiruk-pikuk dan kegembiraan itu, kita perlu merenung: bagaimana seharusnya kita memaknai datangnya tahun baru? Apakah hanya sebagai perayaan semata, atau ada pelajaran yang lebih mendalam yang bisa kita ambil?

1. Sebuah Waktu untuk Muhasabah

Tahun baru seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk bermuhasabah atau introspeksi diri. Kita perlu melihat kembali perjalanan hidup kita selama setahun terakhir. Apa saja yang telah kita capai? Apa yang masih belum tercapai? Bagaimana hubungan kita dengan Allah, keluarga, dan sesama manusia? Dengan merenungkan hal-hal ini, kita dapat mengetahui kekurangan yang perlu diperbaiki dan kelebihan yang harus dipertahankan. Muhasabah bukan hanya tentang pencapaian duniawi, tetapi juga tentang kualitas ibadah dan amal kebaikan yang telah kita lakukan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Al-Ḥasyr [59]:18

Pada ayat ini Allah mengingatkan orang beriman agar benar-benar bertakwa kepada Allah dan memperhatikan hari esok, akhirat. Wahai orang-orang yang beriman! Kapan dan di mana saja kamu berada bertakwalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh melakukan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya; dan hendaklah setiap orang siapa pun dia memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, yakni untuk hidup sesudah mati, di akhirat dengan berbuat kebaikan atas dasar iman, ditopang dengan ilmu dan hati yang ikhlas semata-mata mengharap rida Allah, sebab hidup di dunia ini sementara, sedangkan hidup di akhirat itu abadi; dan bertakwalah kepada Allah dengan menjaga hubungan baik dengan Allah, manusia dan alam.

2. Menyusun Resolusi yang Bermakna

Resolusi tahun baru sering kali menjadi klise karena banyak yang membuatnya tanpa komitmen yang jelas. Agar resolusi tidak hanya menjadi catatan kosong, buatlah tujuan yang realistis dan bermakna. Misalnya, meningkatkan kualitas ibadah, membaca lebih banyak buku, meluangkan waktu lebih banyak untuk keluarga, atau memulai kebiasaan hidup sehat. Pastikan resolusi tersebut disertai dengan rencana tindakan yang konkret agar mudah diwujudkan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ

Persiapkanlah untuk (menghadapi) mereka apa yang kamu mampu, berupa kekuatan (yang kamu miliki) dan pasukan berkuda. Dengannya (persiapan itu) kamu membuat gentar musuh Allah, musuh kamu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, (tetapi) Allah mengetahuinya. Apa pun yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas secara penuh kepadamu, sedangkan kamu tidak akan dizalimi. Al-Anfāl [8]:60**3. **

3. Mengingat Waktu yang Terbatas

Datangnya tahun baru juga mengingatkan kita bahwa waktu terus berjalan dan usia kita semakin berkurang. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran." (QS. Al-Asr: 1-3).

Ayat ini mengajarkan bahwa waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang sering diabaikan. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah.

4. Memperkuat Hubungan dengan Sesama

Tahun baru adalah momen yang tepat untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Mungkin ada kesalahpahaman atau konflik yang belum terselesaikan selama tahun lalu. Gunakanlah kesempatan ini untuk meminta maaf, memaafkan, dan menjalin kembali hubungan yang mungkin sempat renggang. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ

Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka pasti mendapat murka dari Allah dan kesengsaraan ditimpakan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas. Āli ‘Imrān [3]:112**5. **

5. Menjadikan Tahun Baru Sebagai Titik Awal Perubahan

Setiap awal adalah peluang untuk perubahan. Tahun baru bisa menjadi titik awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Perubahan tidak harus besar dan drastis, tetapi bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti meningkatkan kualitas shalat, memperbaiki cara berbicara, atau melatih kesabaran. Dengan perubahan kecil yang konsisten, kita dapat mencapai hasil yang besar di akhir tahun.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Ar-Ra‘d [13]:11

Kesimpulan

Memaknai datangnya tahun baru bukan sekadar soal perayaan, tetapi tentang merenungkan perjalanan hidup, bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, dan berkomitmen untuk menjadi lebih baik di masa depan. Tahun baru adalah anugerah dari Allah yang memberikan kita kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada-Nya. Jadikan setiap detik yang berlalu sebagai investasi menuju akhirat dan bekal untuk kehidupan yang abadi.

Selamat menyambut tahun baru dengan semangat muhasabah, perubahan, dan optimisme. Semoga Allah selalu membimbing langkah kita menuju kebaikan di dunia dan akhirat.

Tutup Periode Bimbingan Penyuluhan Tahun 2024, Penyuluh Gelar Muhasabah dan Do'a Bersama di Rutan Kelas IIB Padang Panjang

 


Padang Panjang, Selasa, 31 Januari 2024 – Mengakhiri periode bimbingan penyuluhan tahun 2024, Korp Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia Kota Padang Panjang menggelar acara muhasabah dan do'a bersama di Rutan Kelas IIB Padang Panjang. Acara ini berlangsung khidmat dengan melibatkan para penyuluh agama yang selama ini berkontribusi dalam pembinaan rohani dan kepribadian warga binaan.

Acara dimoderatori oleh Wahyu Salim, yang merangkap narasumber pertama. Dalam pengantar dan tausiyahnya, Wahyu Salim menyampaikan hikmah di balik penciptaan langit dan bumi serta perputaran siang dan malam, mengingatkan pentingnya merenungkan kebesaran Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Sesi berikutnya diisi oleh Maulana Fadlan, yang membahas amalan-amalan utama di bulan Rajab karena 1 Rajab 1446 H bersamaan masuknya 1 Januari 2024. Ia mengajak warga binaan untuk memperbanyak ibadah dan mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan yang akan tiba sekitar 60 hari lagi.

Sementara itu, Gustiar mengulas tema waktu dan kerugian, mengingatkan bahwa waktu adalah aset berharga yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar tidak menjadi golongan yang merugi sambil mengutip firman Allah SWT surah Al-Ashr.

Acara ditutup dengan do'a bersama yang dipimpin oleh Zulkarnaini, membawa suasana haru dan penuh pengharapan.

Dalam sambutannya, Roni, Pamong Bina Kepribadian Napi yang mewakili Kepala Rutan, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas peran besar para penyuluh agama dalam membina rohani warga binaan sepanjang tahun 2024. Ia juga mengumumkan lima warga binaan yang telah berhasil menghafal satu juz Al-Qur'an yang berhak diwisuda dan mendapatkan piagam penghargaan oleh Kepala Rutan.

Pada kesempatan ini, apresiasi khusus disampaikan kepada Disman, penyuluh agama senior yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Januari 2025. Kontribusi dan dedikasinya selama bertahun-tahun dalam memberikan bimbingan rohani di Rutan Kelas IIB Padang Panjang mendapat penghormatan tinggi dari seluruh pihak.

Acara ini menjadi penutup yang bermakna bagi periode bimbingan penyuluhan tahun 2024 dan menjadi momentum untuk melangkah lebih baik di tahun 2025.

Senin, 30 Desember 2024

Ijtihad Spritual: Kamu Berada Di Tempat Yang Paling Dibutuhkan

Padang Panjang, Wahyu, seorang PNS muda yang penuh idealisme, telah meniti karier panjang di berbagai jabatan struktural. Pengalaman yang kaya dan kemampuannya yang cemerlang menjadikannya sosok yang dianggap banyak orang sebagai pemimpin masa depan. Namun, pada tahun 2020, Wahyu membuat keputusan yang mengejutkan: ia memilih untuk mengikuti inpassing ke jabatan fungsional sebagai penyuluh agama.

Keputusan ini menuai berbagai reaksi. "Wahyu, kamu berada di tempat yang paling dibutuhkan," kata Buk Yet, seorang analis kepegawaian yang memahami kedalaman keputusan tersebut. Namun, tidak sedikit yang menganggap langkah ini sebagai blunder besar. "Dia adalah calon pemimpin berikutnya," kata beberapa kolega dengan nada menyesal. Namun, bagi Wahyu, keputusan ini bukan sekadar langkah karier. "Ini adalah hasil dari ijtihad spiritual yang bersifat birokratis," jelasnya dengan penuh keyakinan. "Saatnya memberi kesempatan kepada yang lebih muda dan energik untuk melanjutkan regenerasi." The Leader Create The Leader, begitu filosofi yang Wahyu bangun.

Sekarang, lebih dari tiga tahun sejak keputusan tersebut, Wahyu menjalani tugas sebagai penyuluh agama dengan penuh dedikasi. Tantangan tentu ada, namun ia meyakini bahwa dengan niat ikhlas dan profesionalisme, segala hambatan dapat diatasi. Salah satu hikmah terbesar dari peran barunya adalah ketenangan dan keberkahan hidup yang ia rasakan. Setiap tahun, ia mendapatkan apresiasi berupa undangan untuk mengikuti kegiatan nasional di pusat. Pengalaman ini memperkaya wawasan dan mempertebal semangatnya untuk terus berkarya.

"Setiap tugas memiliki tantangannya sendiri," ujar Wahyu. "Namun, saya percaya bahwa Allah selalu membersamai mereka yang bekerja dengan ikhlas dan tulus." Bagi Wahyu, menjadi penyuluh agama bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah panggilan hati untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, membimbing mereka dalam nilai-nilai keagamaan, dan menjadikan hidup lebih bermakna.

Kini, Wahyu dapat dikatakan menjadi panutan bagi rekan-rekannya. Ia pun dipilih menjadi Ketua Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia tempat ia bertugas. Keputusannya yang dulu dianggap kontroversial ternyata membuahkan hasil yang luar biasa. Ia membuktikan bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari posisi atau jabatan, melainkan dari ketulusan hati dalam menjalankan amanah. Wahyu menjalani hidupnya dengan penuh syukur, percaya bahwa di manapun ia berada, Allah akan selalu memberikan jalan terbaik. Keep Good Spirit...!!!

Cerita Antara Teman Senior dan Junior

Padang Panjang, Pada suatu masa, di sebuah kantor pemerintahan di kota kecil yang tenang, Wahyu dan Disman dipertemukan oleh takdir dalam lingkup pekerjaan yang sama. Wahyu, seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang baru beberapa tahun bertugas, datang dengan semangat membara dan idealisme tinggi. Sementara itu, Disman, seorang senior yang telah mengabdi lebih dari tiga dekade, memandang dunia dengan kebijaksanaan yang lahir dari pengalaman panjang. Mereka dipisahkan jarak usia lebih satu dekade.

Wahyu terkesan dengan sosok Disman. Meskipun usianya sudah senja, Disman tetap penuh dedikasi, luas pergaulan dan tidak memilih-milih teman. "Pak Disman, bagaimana Bapak bisa bertahan selama ini?" tanya Wahyu suatu hari saat mereka berbincang di sela-sela pekerjaan.

Disman tersenyum tipis, mengaduk kopi hitam di cangkirnya. "Wahyu, hidup ini seperti roda. Ada saatnya kita di atas, ada saatnya kita di bawah. Apa yang membuat saya bertahan adalah kesadaran bahwa setiap masa memiliki hikmahnya sendiri," jawab Disman.

Wahyu mengangguk, meski belum sepenuhnya memahami. Hari demi hari, ia melihat bagaimana Disman menghadapi setiap tantangan pekerjaan dengan tenang, meski tak jarang kebijakan yang datang dari atasan terasa membingungkan. Suatu kali, ketika tugas di kantor menghadapi kendala, Wahyu merasa stres dan hampir menyerah, berbeda kenyataan di lapangan dengan nilai-nilai ideal yang ia pahami. Disman hanya menepuk pundaknya. "Tenang, Dik. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Sabar dan syukuri apa yang bisa kita pelajari dari ini."

Waktu berlalu, dan Wahyu mulai menyadari kebenaran kata-kata Disman. Ia belajar dari cerita-cerita masa lalu seniornya: perjuangan di awal karier, kesalahan yang menjadi pelajaran, dan momen-momen kecil yang membawa kebahagiaan. Wahyu mulai memahami bahwa kesabaran dan rasa syukur adalah kunci menghadapi sekolah kehidupan yang panjang ini.

Disman pernah bercerita bagaimana ia harus berjuang dari nol. Di masa mudanya, ia pernah hidup di bawah garis kemiskinan, tinggal di masjid, menjadi agen angkutan, bekerja keras sambil menempuh pendidikan. "Dulu, Dik, saya hanya punya sepeda motor tua untuk pergi ke kantor. Tapi itu tidak mengurangi semangat saya. Saya percaya bahwa Allah selalu menggilirkan masa. Saat kita di bawah, kita belajar bersabar. Saat kita di atas, kita belajar bersyukur." Di samping PNS, Disman sudah lama menggarap sawah, kebun coklat, kopi, durian dan pokat, sekarang tinggal memetik hasilnya.

Ketika tiba saatnya Disman pensiun, Wahyu merasa kehilangan seorang mentor. Di hari terakhir Pak Disman masuk kerja, Wahyu mengungkapkan kesan mendalam. "Pak Disman mengajarkan saya lebih dari sekadar pekerjaan. Beliau mengajarkan arti kehidupan, tentang bagaimana menghadapi segala tantangan dengan kepala tegak dan hati yang penuh rasa syukur."

Disman tersenyum haru. "Wahyu, hidup ini terus berputar. Sekarang giliranmu untuk menjalani masa-masamu sendiri. Ingat, Dik, setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya."

Setelah Disman pensiun, Wahyu mengambil tanggung jawab lebih besar di kantor. Ia melanjutkan warisan kebijaksanaan yang pernah diajarkan Disman, menjadi teladan bagi rekan-rekan kerja yang lebih muda. Dalam setiap tantangan, Wahyu selalu teringat nasihat seniornya: bersyukur saat di atas, bersabar saat di bawah, dan belajar dari setiap fase kehidupan.

Demikianlah, kehidupan terus bergulir seperti roda yang tak pernah berhenti berputar. Setiap masa membawa pelajaran, dan setiap orang memainkan perannya di sekolah kehidupan yang luas dan panjang ini.

Kiprah Relawan Moderasi Merawat Kerukunan


Padang Panjang, Pada pagi yang cerah, di sebuah SD Kristen yang asri, suasana begitu semarak. Sekolah itu unik karena dihuni oleh murid-murid dari berbagai latar belakang agama: Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dan Kong Hu Cu. Buk Nel, kepala sekolah yang bijaksana, percaya bahwa pendidikan harus menjadi jembatan kerukunan di tengah keberagaman. Hari itu, sekolah mengadakan penyuluhan tentang kerukunan lintas agama dengan mengundang Wahyu dan Riri, dua relawan penyuluh moderasi yang penuh semangat.

Wahyu memulai acara dengan senyuman lebar. "Adik-adik, tahu tidak, Indonesia itu kaya sekali. Ada banyak suku, budaya, dan agama. Kita semua berbeda, tapi tetap satu keluarga besar," katanya dengan nada ceria. Anak-anak tampak antusias, beberapa mengangguk sambil tersenyum.

Riri melanjutkan, "Kalau kita bisa saling menghormati perbedaan, dunia akan menjadi tempat yang lebih damai & indah. Hari ini, kita akan belajar bagaimana menjaga kerukunan, seru dan asyik lho!"

Penyuluhan itu dikemas menarik. Wahyu dan Riri memutarkan sebuah film pendek tentang kerukunan, yang menceritakan kisah persahabatan anak-anak dari berbagai agama. Murid-murid terpaku menonton, beberapa bahkan terlihat tersentuh.

Setelah film selesai, Riri mengadakan sesi kuis. "Siapa yang bisa sebutkan tiga cara menjaga kerukunan dengan teman yang berbeda agama?" tanyanya. Beberapa tangan kecil terangkat dengan semangat. Seorang murid bernama Budi menjawab, "Saling menghormati, tidak mengejek, dan membantu teman yang kesusahan."

"Tepat sekali, Budi!" seru Wahyu sambil memberikan hadiah kecil berupa stiker bertema kerukunan, kue & buku saku.

Sesi berikutnya adalah dialog interaktif. Wahyu mengajukan pertanyaan sederhana kepada murid-murid. "Apa yang kalian lakukan jika teman kalian sedang berdoa?"

Seorang murid bernama Clara menjawab, "Kita diam dan tidak mengganggu." Murid-murid lain mengangguk setuju.

Sebagai puncak acara, murid-murid diajak mempraktikkan cara berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Anak-anak Muslim membaca doa-doa pendek, murid Kristen menyanyikan pujian, sementara anak-anak Buddha dan Kong Hu Cu melafalkan doa sesuai tradisi mereka. Semua berlangsung dalam suasana penuh penghormatan.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama. Murid-murid, guru, dan relawan penyuluh berpose dengan ceria. Sebelum berpisah, mereka bersama-sama meneriakkan yel-yel yang dipandu Riri:

"Jaga kerukunan! Jaga Indonesia! Damai selalu, kita semua saudara!"

Sorak-sorai memenuhi aula sekolah. Buk Nel, dengan mata yang berbinar, menyampaikan terima kasih kepada Wahyu dan Riri. "Penyuluhan ini sangat berarti bagi kami. Anak-anak belajar sedini mungkin bahwa kerukunan adalah fondasi dari kehidupan yang harmonis."

Wahyu dan Riri tersenyum puas. Mereka tahu, langkah kecil ini akan membawa dampak besar di masa depan. Di tengah keberagaman, kerukunan adalah kunci untuk menjaga persatuan bangsa. Inilah sedikit kisah kiprah relawan moderasi merawat kerukunan.

Penyuluhan Agama pada Komunitas Ojek


Padang Panjang, Di sebuah sudut kota yang ramai, terdapat sebuah pangkalan ojek yang menjadi tempat berkumpulnya para pejuang nafkah. Mereka adalah Buyung, Ujang, Sutan, dan beberapa rekan lainnya. Setiap hari, mereka menghadapi teriknya matahari dan guyuran hujan demi membawa pulang rezeki untuk keluarga. Suatu pagi, kedatangan tamu tak terduga mengubah suasana pangkalan itu.

Wahyu, Disman, Fadlan, Donald, dan Lili, tim penyuluh agama, tiba dengan senyuman hangat. Dengan membawa semangat dakwah, mereka ingin berbagi ilmu agama kepada para tukang ojek. Wahyu membuka dialog dengan gaya persuasif yang ramah. "Assalamu'alaikum, bapak-bapak. Kami dari tim penyuluhan ingin berbagi sedikit ilmu agama sambil menemani bapak-bapak menunggu penumpang. Semoga bisa menjadi tambahan bekal untuk keseharian kita."

Buyung, yang dikenal sebagai pemimpin tidak resmi di pangkalan itu, menyambut dengan ramah. "Wa'alaikumussalam, Pak. Silakan, kami senang ada yang mau berbagi ilmu di sini."

Disman kemudian mengambil alih, membuka dengan cerita singkat tentang pentingnya waktu dalam mencari rezeki yang halal. "Bapak-bapak, waktu kita ini ibarat pedang. Kalau kita gunakan dengan baik, insya Allah akan membawa keberkahan. Tapi kalau disia-siakan, malah bisa melukai diri sendiri."

Para tukang ojek mulai tertarik. Wahyu melanjutkan dengan meminta beberapa dari mereka membaca ayat-ayat al-Qur'an yang sederhana. "Pak Buyung, mungkin bisa mencoba membaca surat Al-Fatihah? Jangan khawatir salah, kami di sini belajar bersama," ujar Wahyu dengan lembut.

Buyung, meskipun agak gugup, mencoba membaca dengan suara lirih. Setelah selesai, Fadlan memuji usahanya. "Masya Allah, Pak Buyung. Bacaan yang bagus! Sedikit demi sedikit, kita bisa memperbaiki bacaan kita."

Giliran Ujang diminta membaca bacaan sholat. Ujang, yang awalnya malu-malu, akhirnya memberanikan diri. "Allahu Akbar..." suaranya terdengar gemetar, tetapi itu tidak mengurangi semangatnya. Tim penyuluh memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh kesabaran.

Donald dan Lili kemudian berbicara tentang pentingnya keikhlasan dalam bekerja. "Setiap tetes keringat bapak-bapak adalah ibadah jika diniatkan untuk mencari nafkah yang halal," kata Donald. Lili menambahkan, "Yang penting bukan seberapa banyak yang kita dapat, tapi seberapa berkah hasilnya untuk keluarga." Ternyata ada juga tukang ojek wanita, Lili memberi motivasi & pujian atas perjuangan komunitas ojek wanita ini yang khusus melayani penumpang wanita, tak terkecuali ASN wanita Kemenag Padang Panjang sering memesan jasa mereka, untuk terus berjuang dengan penuh keikhlasan. " Kami lakukan ini agar-agar anak-anak bisa sekolah dan sukses, penghasilan suami cukup untuk kebutuhan harian saja", curhat Buk Evi kepada Lili, tampak terlihat air keluar di sudut matanya. "Yakin dan percayalah, Allah SWT melihat ketulusan perjuangan ibu-ibu, hasilnya nanti anak-anak akan sukses semuanya", ujar Lili meyakinkan.

Setelah sesi belajar, Wahyu membuka sebuah tas besar dan membagikan wakaf Qur'an serta buku Iqra kepada para tukang ojek. "Ini adalah hadiah dari kami untuk bapak-bapak. Semoga bisa digunakan untuk terus belajar dan mendekatkan diri kepada Allah, al-Qur'an ini kami salurkan dari para dermawan dan bantuan dari Baznas" ujar Wahyu dengan penuh harap, sambil menoleh ke Pak Syam pengurus Baznas yang turut hadir sebagai ungkapan terima kasih telah mendukung tugas penyuluh.

Para tukang ojek terlihat sangat terharu. Sutan, yang jarang berbicara, mengucapkan terima kasih dengan suara bergetar. "Terima kasih banyak, Pak. Kami merasa dihargai, meskipun pekerjaan kami sederhana."

Sebagai penutup, tim penyuluh memberikan beberapa nasihat praktis. "Jangan lupa membaca doa sebelum berangkat bekerja, dan jangan pernah merasa malu dengan pekerjaan halal. Semua pekerjaan yang dilakukan dengan niat baik pasti diberkahi," kata Fadlan.

Hari itu menjadi momen berharga bagi semua yang hadir. Tim penyuluh dan para tukang ojek merasa mendapat pelajaran baru, bahwa dakwah tidak harus dilakukan di tempat yang megah atau formal. Di bawah pohon rindang pangkalan ojek, semangat kebersamaan dan keimanan tumbuh subur. Para tukang ojek merasa lebih bersemangat, tidak hanya dalam mencari nafkah, tetapi juga dalam memperbaiki hubungan mereka dengan Sang Pencipta. Hormat kami pada para pejuang nafkah, komunitas ojek dimanapun berada.

Suka Duka Pegiat Penyuluh Agama Lintas Komunitas


Padang Panjang, Di tengah kehidupan masyarakat yang semakin dinamis, ada sekelompok orang yang selalu siap mengabdikan diri demi kebaikan bersama. Mereka adalah Wahyu, Disman, Lili, Adri, Donald, Ely, Yarni, dan Fadlan. Dengan semangat yang membara, mereka membentuk tim penyuluhan yang fokus memberikan pembinaan agama di berbagai komunitas. Motto mereka, "Kebersamaan adalah Kunci Kesuksesan," menjadi landasan kuat dalam setiap langkah yang mereka tempuh.

Setiap anggota tim memiliki peran yang berbeda-beda. Wahyu dan Disman sering bergantian menjadi moderator yang mengarahkan diskusi dengan elegan. Lili, dengan suaranya yang merdu, kerap dipercaya menjadi MC. Adri dan Donald, dengan pengetahuan agamanya yang mendalam, berperan sebagai narasumber utama. Ely, Yarni, dan Fadlan mengisi posisi penting di tim media dan humas, memastikan pesan-pesan dakwah mereka tersampaikan dengan baik kepada masyarakat luas. Walau peran tersebut tidak baku, mereka ikhlas & tulus berbagi peran karena mereka menyadari masing-masing punya kelebihan, talenta & spesialisasi yang berbeda, sudah seharusnya saling mendukung, menguatkan dan menopang keberhasilan tugas bersama.

Perjalanan tim ini tidak selalu mudah. Suatu hari, mereka mendapat tugas untuk memberikan penyuluhan di sebuah rumah sakit yang tak terlalu jauh dari kota. Perjalanan memang tak terlalu memakan waktu berjam-jam namun kondisi cuaca yang sering berubah-rubah, maklum namanya saja kota hujan menjadi tantangan tersendiri. Hujan deras mengguyur sepanjang perjalanan, membuat suhu semakin dingin. Meski harus merogoh kocek pribadi untuk transportasi dan konsumsi, tak satu pun dari mereka mengeluh.

"Kita tidak sedang mencari kemewahan, tetapi keberkahan," kata Wahyu, menyemangati anggota tim lainnya.

Saat tiba di rumah sakit, mereka disambut dengan antusias oleh para pasien dan tenaga medis. Lili membuka acara dengan penuh semangat, membangun suasana hangat meskipun hujan di luar belum berhenti. Adri dan Donald memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesabaran dan doa dalam menghadapi ujian hidup. Ely dan Fadlan sibuk mendokumentasikan momen-momen tersebut, sementara Yarni memastikan semua kebutuhan teknis acara berjalan lancar.

Di lain waktu, mereka diundang ke sebuah rumah tahanan. Di tempat ini, mereka menghadapi tantangan yang berbeda. Beberapa penghuni rutan terlihat enggan mendengarkan, tetapi Disman, dengan kepiawaiannya dalam berbicara, berhasil menarik perhatian mereka. "Setiap orang punya kesempatan untuk berubah, dan perubahan dimulai dari hati," ucapnya dengan penuh keyakinan. Pesan itu menggugah banyak penghuni rutan, bahkan beberapa dari mereka terlihat meneteskan air mata.

Mereka juga sering mengisi kegiatan di majelis taklim, kelompok ekonomi syariah, pangkalan ojek, taman pendidikan al-Qur'an, hingga pembinaan remaja. Meskipun tempat dan audiensnya berbeda, semangat mereka selalu sama. Ada kalanya mereka harus menghadapi jadwal yang padat dan perjalanan yang melelahkan, tetapi mereka selalu menemukan kekuatan dalam kebersamaan.

Suatu hari, setelah menyelesaikan serangkaian penyuluhan, mereka berkumpul di sebuah warung sederhana untuk makan bersama. Sambil menikmati hidangan, Ely berkata, "Aku merasa setiap perjalanan kita bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk kita sendiri. Kita belajar banyak dari orang-orang yang kita temui."

"Benar," tambah Yarni. "Mungkin kita yang dianggap memberikan penyuluhan, tapi sebenarnya kita juga mendapatkan pelajaran hidup dari mereka."

Semua mengangguk setuju. Mereka sadar bahwa pengabdian ini bukan hanya tentang berbagi ilmu, tetapi juga tentang memperkuat persaudaraan dan membangun nilai-nilai bersama. Dalam suka maupun duka, mereka tetap kompak. Tidak peduli seberapa sulit perjalanan yang harus mereka tempuh, kebersamaan selalu menjadi energi yang menguatkan.

Kisah tim penyuluhan ini menjadi bukti bahwa ketika hati dan tujuan bersatu, tidak ada halangan yang tidak dapat diatasi. Mereka adalah inspirasi nyata bahwa kebersamaan adalah kunci dari segala kesuksesan. Bagi mereka semoga "lelah menjadi lillah" & "selalu bergerak menebar mamfaat".

SERI CERITA KERUKUNAN: DUNIA KERJA PENUH INTRIK


Padang Panjang, Di sebuah lembaga pemerintahan yang megah, berdiri tokoh utama kita, Wahyu, seorang pegawai berdedikasi tinggi. Dengan penuh semangat, Wahyu menjalani hari-harinya di kantor, memegang teguh prinsip kejujuran dan profesionalitas. Ia percaya bahwa pengabdiannya adalah untuk masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi.

Disman, rekan kerja sekaligus sahabat sejati Wahyu, selalu mendukungnya. Disman adalah tipe orang yang rendah hati, dengan selera humor yang mampu mencairkan suasana tegang di kantor. Mereka sering bekerja sama dalam menyelesaikan proyek-proyek besar yang menuntut ketelitian dan kecepatan. Keduanya berbagi visi yang sama, bahwa pekerjaan mereka harus membawa manfaat bagi banyak orang.

Namun, di balik kesibukan itu, suasana di kantor tidak selalu harmonis. Ada "badai" dan "topan," dua kolega yang dikenal dengan sikapnya yang sering kali menimbulkan konflik. Badai adalah orang yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Wahyu, sementara Topan lebih licik, memendam rasa iri dalam senyap tetapi diam-diam menjegal usaha Wahyu.

Badai sering meremehkan Wahyu di depan kolega lain, mencoba memojokkannya dalam rapat-rapat penting. Sedangkan Topan lebih berbahaya; ia memutarbalikkan fakta, menyebarkan kabar burung yang merusak nama baik Wahyu. Bahkan ada saat di mana laporan yang dikerjakan Wahyu dengan susah payah diakui sebagai hasil kerja Topan.

Meski menghadapi situasi seperti ini, Wahyu tetap tegar. Disman menjadi penopangnya, memberikan nasihat dan membantu Wahyu fokus pada tujuan besar mereka. "Jangan biarkan mereka membuatmu kehilangan arah, Wahyu. Kerja keras kita akan bicara lebih lantang daripada fitnah mereka," kata Disman suatu hari saat mereka sedang lembur bersama.

Kehidupan di kantor pemerintahan memang penuh warna. Ada yang mengagumi kerja keras Wahyu, tetapi tidak sedikit yang iri dan berharap melihatnya gagal. Dalam tekanan pekerjaan yang berat, Wahyu menemukan bahwa integritas adalah kompasnya. Ia memutuskan untuk tidak terpengaruh oleh intrik dan tetap fokus pada visi dan misinya.

Suatu hari, proyek besar yang mereka kerjakan berhasil dengan gemilang. Masyarakat memuji hasil kerja tim Wahyu dan Disman. Bahkan, pemimpin lembaga memberikan penghargaan khusus kepada mereka. Namun, seperti biasa, Badai dan Topan tidak tinggal diam. Mereka mencoba mencari celah untuk menjatuhkan Wahyu, tetapi kali ini, kolega lain mulai melihat siapa sebenarnya yang benar-benar bekerja keras.

"Hidup ini bukan soal siapa yang terlihat menang sementara, tapi siapa yang tetap berdiri dengan kepala tegak di akhir perjalanan," gumam Wahyu sambil menatap keluar jendela kantornya. Ia sadar, badai dan topan dalam hidupnya hanyalah ujian untuk menguji keteguhan hatinya.

Dengan dukungan Disman, Wahyu melanjutkan langkahnya. Ia belajar bahwa meskipun ada yang membenci, selalu ada yang menginspirasi. Dalam dunia yang penuh persaingan dan intrik, hanya mereka yang fokus pada kebaikan yang akan bertahan dan meninggalkan jejak berarti. Sementera di tempat lain, Badai & Topan merasakan akibat kedengkian & kemunafikannya, hidup tak seperti berteman, ia datang orang pergi, ia bicara orang tak menanggapi.

Inilah suatu kisah gambaran dunia kerja tanpa dibangun nilai-nilai etika & kode prilaku yang tidak jelas, justru akan membuat kerugian yang sangat besar kepada diri sendiri dan juga berdampak kepada kinerja organisasi. Yang baik ditiru yang tidak baik jangan dicontoh!!!

Minggu, 29 Desember 2024

DO'A TERBAIK UNTUK ISTRIKU TERCINTA



DO'A TERBAIK UNTUK ANAKKU ABDUL KARIM RAMADHAN


 

DO'A TERBAIK UNTUK ANAKKU NASHEH AMIN ALFARUKI


 

DO'A TERBAIK UNTUK ANAKKU ABID RAHMAN MUTTAQIN


 

DO'A TERBAIK UNTUK ANAKKU HANIF MUHAMMAD SYAFIQ


 

DO'A TERBAIK UNTUK ORANG TUA DARI ANAK SHOLEH


 

DO'A TERBAIK UNTUK PUTRI TERCINTA


 

Selasa, 24 Desember 2024

Do’a Terbaik untuk Pak Disman


Do’a Terbaik untuk Pak Disman

Bismillahirrahmanirrahim,

Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Di hari yang penuh kebahagiaan ini, kami memohon rahmat dan keberkahan-Mu untuk Bapak Disman yang merayakan ulang tahun ke-60. Engkau telah memberinya nikmat usia dan kesehatan hingga hari ini. Jadikanlah sisa usia beliau penuh dengan kebahagiaan, keberkahan, dan ketenangan.

Ya Allah,
Sebentar lagi beliau akan memasuki masa pensiun setelah bertahun-tahun mengabdikan diri dengan tulus. Terimalah semua amal kebaikannya selama ini sebagai ibadah di sisi-Mu. Mudahkanlah segala urusannya di masa mendatang, berikanlah kesehatan yang sempurna, rezeki yang melimpah, dan keluarga yang harmonis sebagai pelipur lara.

Ya Allah,
Jadikanlah masa pensiun beliau sebagai waktu yang penuh manfaat, kebahagiaan, dan kedamaian. Berikanlah kesempatan untuk terus berkarya, beribadah, dan mendekatkan diri kepada-Mu. Lindungilah beliau dari segala marabahaya, dan bimbinglah setiap langkahnya di jalan yang Engkau ridhoi.

Doa untuk Pak Disman yang berulang tahun ke-60:

"Ya Allah, berikanlah Pak Disman kesehatan, kebahagiaan, dan kesabaran. Berkatilah usianya dengan kebijaksanaan, iman, dan takwa. Semoga beliau menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat. Amin."
"Ya Allah, panjangkanlah umur Pak Disman dengan kesehatan dan kebahagiaan. Berikanlah beliau kesempatan untuk terus beribadah dan berbagi kebaikan. Amin."
Doa dalam Bahasa Arab
1. "اللَّهُمَّ إِنَّ دِيسْمَانَ فِي يَوْمِهِ السَّادِسِينَ، فَبارِكْ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَعْطِهِ الْحِكْمَةَ وَالتَّقْوَى. أَمِينَ."
(Allahumma inna Disman fi yawmihi assadisina, fa bariklahu fi umrihi wa a'tihil hikmata waattaqwa. Amin.)
2. "رَبَّنَا آتِ دِيسْمَانَ فِي يَوْمِهِ السَّادِسِينَ الْحَيَاةَ الطَّوِيلَةَ بِالصِّحَّةِ وَالسَّعَادَةِ. أَمِينَ."
(Rabbana ati Disman fi yawmihi assadisina alhayata attawilata bilssihhati wassa'adati. Amin.)
Doa dari Al-Qur'an dan Hadits
1. Surat Al-Baqarah ayat 201: "Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah."
2. Hadits Nabi Muhammad SAW: "Allahumma inni as'aluka 'afiyah al-dunya wa al-akhirah." (HR. Muslim)
Semoga doa-doa ini membawa berkah dan kebahagiaan bagi Pak Disman di hari ulang tahunnya yang ke-60 beserta dengan keluarganya. Aamiin Yaa Rabbal'alamiin

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Semoga do’a ini menjadi penyemangat untuk Pak Disman dan keluarga. 😊

Senin, 23 Desember 2024

SAMBUT TAHUN BARU 2025


Perspektif Islam: Sambut Tahun 2025 sebagai Tahun Kemakmuran untuk Semua

Perspektif Islam: Sambut Tahun 2025 sebagai Tahun Kemakmuran untuk Semua 

Oleh: Wahyu Salim, Penyuluh Agama Kota Padang Panjang

Tahun 2025 hadir dengan sejuta harapan baru, seiring saat-saat 2024 akan meninggalkan kita semua.  Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk memulai segala sesuatu dengan optimisme dan doa, berlandaskan nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah. Mari kita jadikan tahun 2025 ini sebagai tahun kemakmuran yang tidak hanya berorientasi pada materi, tetapi juga keberkahan spiritual dan sosial.

Kemakmuran dalam Perspektif Islam

Islam memandang kemakmuran sebagai kondisi yang melibatkan keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 201: "Rabbana atina fi al-dunya hasanah wa fi al-akhirati hasanah waqina 'adhaban nar" mengajarkan kita untuk memohon kebaikan di dunia dan akhirat. Keseimbangan ini menjadi fondasi utama dalam mewujudkan kemakmuran sejati.

Kemakmuran bukan sekadar melimpahnya harta benda, tetapi juga terwujudnya keadilan, persaudaraan, dan ketaqwaan. Rasulullah SAW bersabda: "Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati." (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, tahun 2025 dapat kita jadikan momentum untuk memperkuat nilai-nilai ini dalam kehidupan bermasyarakat.

Langkah Menuju Tahun Kemakmuran

  1. Meningkatkan Kualitas Ibadah Kemakmuran sejati dimulai dari hubungan yang kuat dengan Allah SWT. Tingkatkan kualitas shalat, perbanyak dzikir, dan perkuat silaturahim. Dengan mendekatkan diri kepada Allah, kita akan memperoleh keberkahan dalam setiap usaha.

  2. Membangun Ekonomi Berbasis Syariah Ekonomi Islam mengajarkan prinsip keadilan, transparansi, dan keberlanjutan. Mari kita dorong penggunaan instrumen keuangan syariah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf untuk menciptakan kesejahteraan bersama.

  3. Mendorong Pendidikan Islam yang Holistik Pendidikan adalah kunci utama untuk menciptakan generasi yang berdaya saing dan berakhlak mulia. Pendidikan Islam yang menyeluruh tidak hanya mengajarkan ilmu dunia, tetapi juga membangun karakter berbasis iman dan taqwa.

  4. Memperkuat Solidaritas Sosial Tahun kemakmuran harus menjadi tahun di mana kita lebih peduli terhadap sesama. Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam cinta dan kasih sayang mereka adalah seperti satu tubuh; apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit." (HR. Muslim). Dengan memperkuat solidaritas sosial, kita bisa memastikan tidak ada yang tertinggal dalam arus kemajuan.

  5. Mewujudkan Negara yang semakin makmur & berkeadilan. Negara Indonesia yang lebih bermartabat disegani dunia namun juga mampu mengangkat kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, berbagai permasalahan baik tentang supremasi hukum, korupsi, judi, narkoba, kemiskinan, pendidikan dsb harus segera dituntaskan dengan pendekatan yang lebih holistik dan berkemanusiaan.

  6. Mengharapkan terwujudnya kedamaian dunia.  Perang di berbagai belahan dunia spt Palestina, Libanon, Syiria, Yaman & Uchraina telah menyita banyak korban jiwa & harta. Sampai saat ini masih menyisakan trauma dan kebuntuan, dengan masuknya tahun 2025 ini segala bentuk peperangan & permusuhan atas nama apapun harus segera dihentikan karena akan menghancurkan peradaban dunia. Kita memimpikan adanya tatanan dunia yang lebih damai, adil & setara.

Refleksi Akhir

Tahun 2025 adalah peluang emas untuk mengubah tantangan menjadi berkah. Sebagai umat Islam, kita harus menjadikan setiap langkah sebagai ibadah dan berkomitmen untuk mewujudkan kemakmuran yang inklusif. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga keagamaan, cita-cita kemakmuran untuk semua dapat terwujud.

Semoga tahun ini menjadi awal dari babak baru yang penuh keberkahan dan kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Aamiin.

Wahyu Salim
Penyuluh Agama Kota Padang Panjang

Jumat, 20 Desember 2024

Cinta & Cita-Cita: Perjalanan 25 Tahun Wahyu dan Mira

 


Cinta & Cita-Cita: Perjalanan 25 Tahun Wahyu dan Mira

Tanggal 19 Juni 2024 menandai momen istimewa dalam hidup Wahyu dan Mira: peringatan 25 tahun pernikahan mereka. Dua setengah dekade perjalanan yang dipenuhi dengan cinta, perjuangan, dan pencapaian luar biasa bersama enam buah hati mereka. Kisah ini bukan hanya tentang romantika dua insan, tetapi juga tentang pengorbanan dan kerja keras demi mencapai cita-cita bersama.

Awal Perjalanan: Cinta di Tengah Tantangan

Wahyu dan Mira menikah pada tahun 1999, memulai kehidupan rumah tangga dengan segala keterbatasan. Wahyu, yang baru saja lulus kuliah, bekerja sebagai guru honor di berbagai pesantren di Padang Panjang. Penghasilannya yang pas-pasan tidak menyurutkan semangatnya untuk membangun masa depan. Mira, meskipun memiliki kesempatan untuk melanjutkan kuliah, memilih fokus pada keluarga demi mendukung suaminya.

Dalam keterbatasan, mereka membangun rumah tangga yang penuh cinta. Mira menjadi sosok ibu yang tangguh, mengelola kebutuhan rumah tangga dengan bijaksana, sementara Wahyu bekerja keras, mengajar di pagi hari dan menggarap sawah serta ladang di waktu luang.

Babak Baru: Kemandirian dan Harapan

Pada tahun 2004, Wahyu diterima sebagai CPNS, membawa angin segar bagi keluarga kecil mereka. Setelah enam tahun tinggal di rumah mertua di Villa Mertua Indah, Wahyu dan Mira memulai proyek besar mereka: membangun rumah sendiri. Rumah sederhana di tengah persawahan yang indah menjadi simbol kemandirian dan kerja keras mereka.

Saat itu, keluarga mereka telah dikaruniai tiga anak. Wahyu bahkan rela menghentikan studinya di jenjang S2 demi memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang lebih baik. Meskipun berat, pengorbanan ini dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Buah Cinta: Anak-anak yang Membanggakan

Kini, setelah 25 tahun, Wahyu dan Mira telah membesarkan enam anak yang menjadi kebanggaan mereka:

  1. Nasheh, putra sulung, sarjana manejemen ekonomi bekerja di sebuah perusahaan swasta di Tangerang, menunjukkan kemandirian dan dedikasi dalam kariernya. Sebagian dari penghasilannya telah ia dedikasikan untuk keberlanjutan pendidikan adik-adiknya sebagai bakti kepada orang tua dan prinsip keberhasilan "Satu untuk Semua & Semua untuk Satu".

  2. Hanif, putra kedua, menjalani kuliah di Universitas Terbuka (UT) sambil membantu merawat nenek-kakeknyanya di Depok, sebuah bukti nyata nilai kepedulian yang ditanamkan orang tuanya. Tekad yang kuat, tabah menghadapi jatuh bangun kehidupan menjadikan itu semua bagian dari proses kematangan dan kesuksesan yang sesungguhnya.

  3. Aufar, putra ketiga, kini sedang menempuh pendidikan di tingkat II di PTIQ Padang, mencerminkan kecintaannya pada ilmu agama. Tinggal di salah satu masjid di Kota Padang sebagai garin atau marbot masjid, berharap dapat membantu keberhasilannya mencapai cita-cita sebagai Hafidz Qur'an dan Sarjana Pendidikan Islam untuk selanjutnya dapat berkhidmat kepada umat dan negara.

  4. Putri keempat, satu-satunya anak perempuan, tengah menempuh kelas 11 di SMA 1 Sumatera Barat, mengisi peran sebagai penyemangat di tengah dominasi saudara laki-lakinya. Sebagai satu-satunya putri, ia bercita-cita dapat kuliah di salah satu perguruan tinggi favorit di pulau jawa.

  5. Abid, putra kelima, belajar di kelas 9 MTs Thawalib Putra, meneruskan jejak ayahnya dalam pendidikan agama, bersiap-siap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  6. Karim, si bungsu yang ceria, menempuh pendidikan kelas II di SD Muhammadiyah Padang Panjang, melengkapi kebahagiaan keluarga. Pilihan sekolah muhammadiyah sebagai komitmen abinya yang lahir dari pengkaderan muhammadiyah.

Menuju Surga Bersama

Setelah melewati berbagai tantangan, Wahyu dan Mira kini menikmati masa-masa indah bersama anak-anak mereka yang mulai tumbuh dewasa. Wahyu berharap dapat menua bersama Mira hingga ke surga, menjadi saksi atas keberhasilan anak-anak mereka, dan terus menjalani hidup yang penuh berkah.

Cinta mereka adalah inspirasi, bukti bahwa dalam keterbatasan, cita-cita bisa diraih dengan kerja keras dan kesabaran. Perjalanan 25 tahun ini mengajarkan bahwa cinta sejati adalah tentang berbagi, mendukung, dan berjuang bersama, bukan hanya untuk kebahagiaan sesaat tetapi untuk kebahagiaan abadi hingga ke akhirat. Inilah Cinta & Cita-Cita kami semua, Uhibbukum fiLLah...I LOVE YOU ALL..

KHUTBAH JUM'AT: CIRI-CIRI ORANG BERTAQWA DI ZAMAN DIGITAL

 


KHUTBAH JUM'AT: CIRI-CIRI ORANG BERTAQWA DI ZAMAN DIGITAL

Khutbah Pertama

MUQADDIMAH

PUJI SYUKUR & SHALAWAT

WASIAT TAQWA

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dan memberinya nikmat berupa akal dan petunjuk. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, serta memohon ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada beliau, keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang setia mengikuti sunnahnya hingga hari kiamat.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, sebagaimana yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim." (QS. Ali 'Imran: 102).

Dalam era digital ini, kita dihadapkan pada tantangan baru yang tidak pernah dialami oleh generasi sebelumnya. Era digital memberikan kemudahan akses informasi dan teknologi, namun juga membawa ujian bagi keimanan dan ketakwaan kita. Oleh karena itu, khutbah kali ini akan membahas ciri-ciri orang bertakwa di zaman digital.

1. Selalu Berpegang Teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah

Orang bertakwa adalah mereka yang menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman hidup. Dalam era digital yang penuh informasi, kita harus selektif dalam menerima dan menyebarkan informasi. Allah berfirman:

"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau ketakutan, mereka langsung menyiarkannya. Padahal jika mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka." (QS. An-Nisa: 83).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:

"Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika dia menyampaikan semua yang didengarnya." (HR. Muslim).

Di zaman ini, marilah kita selalu memastikan kebenaran sebelum menyebarkan informasi, agar kita tidak menjadi bagian dari penyebar fitnah.

2. Memanfaatkan Teknologi untuk Kebaikan

Orang bertakwa adalah mereka yang menggunakan teknologi untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti membaca Al-Qur'an melalui aplikasi, mengikuti kajian online, atau menyebarkan dakwah di media sosial. Allah berfirman:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia." (QS. Al-Qashash: 77).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Ahmad).

Gunakan teknologi untuk berbagi manfaat, bukan untuk hal-hal yang sia-sia atau bahkan maksiat.

3. Menjaga Waktu dan Produktivitas

Orang bertakwa adalah mereka yang menghargai waktu. Di era digital, godaan untuk menghabiskan waktu dengan hal yang tidak produktif sangat besar, seperti bermain gim berlebihan atau scrolling media sosial tanpa tujuan. Allah mengingatkan:

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran." (QS. Al-'Asr: 1-3).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:

"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu padanya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari).

Manfaatkan waktu di era digital ini untuk kegiatan yang bermanfaat, seperti menuntut ilmu, bekerja, atau beribadah.

4. Menjaga Pandangan dan Hati

Di zaman digital, godaan untuk melihat hal-hal yang haram semakin mudah diakses. Orang bertakwa adalah mereka yang menjaga pandangan dan hati dari hal-hal yang tidak diridhai Allah. Allah berfirman:

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur: 30).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

"Pandangan mata itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis." (HR. Ahmad).

Jaga mata dan hati kita dari konten yang tidak bermanfaat dan berpotensi merusak iman.

5. Bersikap Amanah dalam Dunia Digital

Orang bertakwa adalah mereka yang amanah, baik dalam dunia nyata maupun dunia digital. Allah berfirman:

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya." (QS. An-Nisa: 58).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

"Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah." (HR. Ahmad).

Jangan gunakan teknologi untuk hal-hal yang melanggar hak orang lain, seperti menyebarkan privasi, mencuri data, atau melakukan penipuan.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita introspeksi diri, apakah kita telah termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa di era digital ini? Semoga Allah memudahkan kita untuk terus istiqamah dalam ketaatan di tengah segala ujian dan godaan.

Baarakallahu li walakum....

Khutbah Kedua

MUQADDIMAH

WASIAT TAQWA

AYAT AL-QUR'AN 

 Allah berfirman:

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula." (QS. Az-Zalzalah: 7-8).

Semoga kita semua termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa, yang mampu menghadapi tantangan zaman digital ini dengan tetap berpegang teguh pada agama.

DO'A

Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang bertakwa, yang selalu istiqamah dalam menjalankan perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu. Ampunilah dosa-dosa kami, dosa orang tua kami, dan dosa seluruh kaum Muslimin.

Amin ya Rabbal 'Alamin.

Aqimuu shshalah....!!!

Senin, 16 Desember 2024

Kisah Hidup Disman Malin: Pengabdian, Keluarga, dan Harapan di Masa Pensiun



















Padang Panjang, Disman Malin, seorang pegawai di Kementerian Agama Padang Panjang, telah menjalani perjalanan hidup yang penuh makna. Dengan dedikasi yang tinggi, ia telah mengabdi untuk negara dan masyarakat selama bertahun-tahun, dan kini ia tengah menanti masa pensiunnya yang akan tiba pada tanggal 1 Januari 2025 dengan pengabdian lebih 38 tahun.


Awal diangkat sebagai PNS di Sijunjung tahun 1987 kemudian pindah ke Padang Panjang sebagai Staf. Kemudian diangkat menjadi Kaur TU MAN Gunung. Beberapa tahun menjalankan tugas sebagai Kaur TU dengan berbagai dinamika sampai akhirnya pensiun sebagai Penyuluh Agama Ahli Madya dengan pangkat golongan pembina muda, IV/b. Namun di balik itu semua, ada cerita hidup Disman Malin tidak hanya tentang pengabdian profesionalnya, tetapi juga tentang keluarga yang ia bina bersama istrinya tercinta, Ruhaida.


Sebuah Keluarga Harmonis


Ruhaida, seorang ibu rumah tangga yang penuh kasih sayang, adalah pendamping setia Disman dalam menghadapi segala suka duka kehidupan. Dari pernikahan mereka, lahirlah lima orang putri yang kini telah tumbuh dewasa dan menjadi kebanggaan keluarga.


1. Nana, anak pertama, telah menikah dengan Hendra dan dikaruniai dua orang anak, seorang putra dan seorang putri. Kehidupan Nana yang mapan dan bahagia menjadi salah satu kebahagiaan terbesar bagi Disman dan Ruhaida.


2. Ira, anak kedua, bekerja di BNI Pusat sebagai tenaga keuangan. Dengan karier yang cemerlang, Ira menjadi inspirasi bagi adik-adiknya.


3. Yeni, anak ketiga, telah mengukir prestasi sebagai pegawai di Kementerian Ekonomi Kreatif. Ia turut memberikan kontribusi dalam pengembangan sektor kreatif di Indonesia.


4. Vezi dan Veza, si kembar yang menjadi kebanggaan keluarga. Vezi memilih profesi sebagai guru, menjalani panggilan mulianya untuk mencerdaskan anak bangsa, sementara Veza baru saja diterima bekerja di Bank BNI Cabang, mengikuti jejak Ira dalam dunia perbankan.


Disman dan Ruhaida berhasil mendidik putri-putri mereka dengan nilai-nilai agama dan moral yang kuat. Keharmonisan keluarga mereka menjadi teladan bagi banyak orang, menunjukkan bahwa cinta, kerja keras, dan doa adalah kunci kebahagiaan.


Perjuangan Seorang Ayah

Tidak mudah bagi Disman untuk membesarkan dan mendidik lima orang putri. Dengan sumber daya yang terbatas, ia harus bekerja keras untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan terbaik. Untuk menambah keuangan keluarga, ia tidak pernah rendah diri mesti ke sawah dan ke ladang di luar hari kerjanya sebagai PNS. Ia selalu menanamkan nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab kepada mereka. Bersama Ruhaida, ia menciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan dukungan, tempat anak-anaknya bisa tumbuh menjadi individu yang mandiri dan berprestasi.


Pak Disman Malin di mata rekan kerja

Disman sangat pandai bergaul tanpa memilih-milih teman dari kalangan tua muda, hampir semua lapisan ia kenal dengan baik, dari buruh kasar, tukang ojek, pengusaha, pedagang, sopir, pegawai sampai pejabat. Ke mana saja ia pergi, di situ ada teman-temannya, banyak sejarah dan pengalaman yang ia sampaikan kepada rekan kerjanya sebagai pelajaran dan hikmah luar biasa.


Harapan di Masa Pensiun

Saat pensiun tiba, Disman memiliki harapan besar untuk menjalani babak baru dalam hidupnya. Di awal pensiun Januari tahun depan, ia dan istrinya Ruhaida berencana ke Jakarta agar lebih dekat dengan anak-anak mereka, tinggal di sana beberapa waktu lamanya. Selain itu, Disman ingin memanfaatkan waktu luangnya untuk memperbanyak ibadah dan terlibat dalam kegiatan sosial keagamaan di masyarakat. Ia ingin menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama, sebagaimana ia selalu berusaha menjadi ayah dan suami yang baik bagi keluarganya. Di sela-sela waktu tetap pergi melihat-lihat hasil kebun durian, kopi, cengkeh dan coklat, ditemani beberapa orang pekerja.


Disman Malin adalah contoh nyata bagaimana dedikasi, kerja keras, dan cinta keluarga dapat menghasilkan kehidupan yang penuh berkah. Kisah hidupnya mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keharmonisan keluarga, bekerja dengan tulus, dan selalu bersyukur atas setiap pencapaian.


Jumat, 13 Desember 2024

Sosialisasi "NO BULLYING" dan Kemerdekaan Beragama di SD Fransiscus Padang Panjang

 


Sosialisasi "NO BULLYING" dan Kemerdekaan Beragama di SD Fransiscus Padang Panjang

Padang Panjang, 13 Desember 2024 – SD Fransiscus Padang Panjang mengadakan sosialisasi bertema "NO BULLYING" sekaligus menanamkan nilai kemerdekaan beragama bagi siswa lintas agama pada hari Jumat, 13 Desember 2024. Acara ini menghadirkan Wahyu Salim, Koordinator Bidang Penyuluhan Kerukunan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Padang Panjang yang juga Ketua IPARI Kota Padang Panjang, sebagai narasumber utama.

Sosialisasi yang diikuti oleh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 ini juga dihadiri oleh Kepala SD Fransiscus, Buk Nel, beserta seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Dalam sambutannya, Buk Nel menyampaikan harapannya agar melalui sosialisasi ini, SD Fransiscus dapat menjadi sekolah yang bebas dari bullying, menciptakan lingkungan yang harmonis, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan dan saling menghormati kebebasan beragama.

Wahyu Salim dalam paparannya menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang ramah bagi semua anak tanpa memandang latar belakang agama. "Kerukunan dimulai dari lingkungan terkecil, seperti sekolah, dan harus ditanamkan sejak dini. Dengan tidak melakukan bullying, kita tidak hanya menghormati sesama, tetapi juga menjaga kemerdekaan dan hak setiap individu untuk merasa aman dan nyaman," ujar Wahyu.

Acara berlangsung dengan penuh antusiasme dari para siswa. Berbagai sesi interaktif, seperti nonton bareng  Film "No Bullying" dan quiz, membantu siswa memahami dampak buruk bullying dan pentingnya toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui kegiatan ini, SD Fransiscus Padang Panjang berkomitmen untuk terus menciptakan lingkungan pendidikan yang damai, rukun, dan menghormati kebebasan beragama. Kepala sekolah berharap kegiatan serupa dapat dilanjutkan sebagai upaya berkelanjutan untuk membangun karakter generasi muda yang toleran dan penuh kasih.

Senin, 09 Desember 2024

Ceramah Agama: Moderasi dalam Praktik Keagamaan Sehari-Hari

 

Ceramah Agama: Moderasi dalam Praktik Keagamaan Sehari-Hari

Oleh: Wahyu Salim
Penyuluh Agama Kota Padang Panjang

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat dan damai. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya menyampaikan ceramah dengan tema "Moderasi dalam Praktik Keagamaan Sehari-Hari." Tema ini sangat penting karena moderasi adalah kunci untuk menjaga harmoni dalam kehidupan beragama, baik secara individu maupun dalam masyarakat.


Pengertian Moderasi Beragama

Moderasi beragama adalah sikap tengah-tengah atau tidak berlebihan dalam memahami dan menjalankan agama. Allah SWT berfirman:

"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang pertengahan..."
(QS. Al-Baqarah: 143)

Ayat ini menunjukkan bahwa umat Islam diperintahkan untuk menjadi umat yang adil dan moderat. Moderasi tidak berarti meninggalkan ajaran agama, tetapi memahami dan mengamalkan ajaran tersebut dengan bijak sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah.


Pentingnya Moderasi dalam Beragama

Moderasi beragama penting untuk menjaga:

  1. Keselarasan dalam Beribadah
    • Moderasi mencegah kita dari sikap ekstrem, baik yang terlalu fanatik (ekstrem kanan) maupun yang terlalu longgar (ekstrem kiri).
  2. Kerukunan dalam Kehidupan Bermasyarakat
    • Sikap moderat membantu kita untuk hidup berdampingan dengan orang yang berbeda keyakinan dan pandangan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali ia akan dikalahkan olehnya."
(HR. Bukhari)


Moderasi dalam Praktik Keagamaan Sehari-Hari

Hadirin sekalian, moderasi beragama dapat kita wujudkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti:

  1. Dalam Ibadah
    Islam mengajarkan keseimbangan dalam beribadah. Rasulullah SAW memberikan contoh dalam hadits berikut:

    "Berpuasalah, berbukalah, dirikanlah shalat, dan tidurlah. Karena tubuhmu memiliki hak atas dirimu, dan matamu juga memiliki hak atas dirimu."
    (HR. Bukhari dan Muslim)

    Ini mengajarkan bahwa kita harus menjalankan ibadah dengan tetap memperhatikan kebutuhan fisik dan psikis kita.

  2. Dalam Berinteraksi dengan Orang Lain
    Moderasi tercermin dalam sikap toleransi dan saling menghormati. Allah SWT berfirman:

    "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama..."
    (QS. Al-Mumtahanah: 8)

    Sikap moderat membantu kita menjaga hubungan baik dengan semua orang, terlepas dari perbedaan agama, suku, atau budaya.

  3. Dalam Berdakwah
    Dakwah yang moderat dilakukan dengan hikmah dan kasih sayang, sebagaimana Allah SWT perintahkan:

    "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."
    (QS. An-Nahl: 125)

  4. Dalam Bermedia Sosial
    Di era digital, moderasi juga penting dalam cara kita menggunakan media sosial. Jangan sampai kita menyebarkan ujaran kebencian atau berita palsu. Rasulullah SAW bersabda:

    "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
    (HR. Bukhari dan Muslim)


Manfaat Moderasi dalam Kehidupan Sehari-Hari

  1. Menghindarkan Konflik
    Sikap moderat mencegah kita dari perselisihan yang tidak perlu, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa.
  2. Menciptakan Keharmonisan
    Dengan moderasi, hubungan antara individu dan kelompok menjadi lebih harmonis, karena semua pihak merasa dihargai.
  3. Meningkatkan Citra Islam
    Moderasi beragama membantu memperkuat citra Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'alamin).

Penutup

Hadirin yang dirahmati Allah,
Moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan kehidupan yang damai dan seimbang. Sebagai umat Islam, kita harus meneladani Rasulullah SAW dalam bersikap moderat dalam setiap aspek kehidupan.

Sebagai penutup, mari kita renungkan firman Allah SWT:

"Berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai."
(QS. Ali Imran: 103)

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk selalu bersikap moderat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat menjadi teladan bagi orang lain dan menciptakan masyarakat yang damai serta harmonis.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Referensi

  1. Al-Qur'an dan Tafsirnya.
  2. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.
  3. Buku Islam Rahmatan lil 'Alamin karya Quraish Shihab.
  4. Artikel Moderasi Beragama dalam Kehidupan Sehari-hari dari Jurnal Keislaman.
  5. Sirah Nabawiyah: Kehidupan Rasulullah SAW sebagai Teladan Moderasi.