Padang Panjang, Di sebuah sudut kota yang ramai, terdapat sebuah pangkalan ojek yang menjadi tempat berkumpulnya para pejuang nafkah. Mereka adalah Buyung, Ujang, Sutan, dan beberapa rekan lainnya. Setiap hari, mereka menghadapi teriknya matahari dan guyuran hujan demi membawa pulang rezeki untuk keluarga. Suatu pagi, kedatangan tamu tak terduga mengubah suasana pangkalan itu.
Wahyu, Disman, Fadlan, Donald, dan Lili, tim penyuluh agama, tiba dengan senyuman hangat. Dengan membawa semangat dakwah, mereka ingin berbagi ilmu agama kepada para tukang ojek. Wahyu membuka dialog dengan gaya persuasif yang ramah. "Assalamu'alaikum, bapak-bapak. Kami dari tim penyuluhan ingin berbagi sedikit ilmu agama sambil menemani bapak-bapak menunggu penumpang. Semoga bisa menjadi tambahan bekal untuk keseharian kita."
Buyung, yang dikenal sebagai pemimpin tidak resmi di pangkalan itu, menyambut dengan ramah. "Wa'alaikumussalam, Pak. Silakan, kami senang ada yang mau berbagi ilmu di sini."
Disman kemudian mengambil alih, membuka dengan cerita singkat tentang pentingnya waktu dalam mencari rezeki yang halal. "Bapak-bapak, waktu kita ini ibarat pedang. Kalau kita gunakan dengan baik, insya Allah akan membawa keberkahan. Tapi kalau disia-siakan, malah bisa melukai diri sendiri."
Para tukang ojek mulai tertarik. Wahyu melanjutkan dengan meminta beberapa dari mereka membaca ayat-ayat al-Qur'an yang sederhana. "Pak Buyung, mungkin bisa mencoba membaca surat Al-Fatihah? Jangan khawatir salah, kami di sini belajar bersama," ujar Wahyu dengan lembut.
Buyung, meskipun agak gugup, mencoba membaca dengan suara lirih. Setelah selesai, Fadlan memuji usahanya. "Masya Allah, Pak Buyung. Bacaan yang bagus! Sedikit demi sedikit, kita bisa memperbaiki bacaan kita."
Giliran Ujang diminta membaca bacaan sholat. Ujang, yang awalnya malu-malu, akhirnya memberanikan diri. "Allahu Akbar..." suaranya terdengar gemetar, tetapi itu tidak mengurangi semangatnya. Tim penyuluh memberikan bimbingan dan masukan dengan penuh kesabaran.
Donald dan Lili kemudian berbicara tentang pentingnya keikhlasan dalam bekerja. "Setiap tetes keringat bapak-bapak adalah ibadah jika diniatkan untuk mencari nafkah yang halal," kata Donald. Lili menambahkan, "Yang penting bukan seberapa banyak yang kita dapat, tapi seberapa berkah hasilnya untuk keluarga." Ternyata ada juga tukang ojek wanita, Lili memberi motivasi & pujian atas perjuangan komunitas ojek wanita ini yang khusus melayani penumpang wanita, tak terkecuali ASN wanita Kemenag Padang Panjang sering memesan jasa mereka, untuk terus berjuang dengan penuh keikhlasan. " Kami lakukan ini agar-agar anak-anak bisa sekolah dan sukses, penghasilan suami cukup untuk kebutuhan harian saja", curhat Buk Evi kepada Lili, tampak terlihat air keluar di sudut matanya. "Yakin dan percayalah, Allah SWT melihat ketulusan perjuangan ibu-ibu, hasilnya nanti anak-anak akan sukses semuanya", ujar Lili meyakinkan.
Setelah sesi belajar, Wahyu membuka sebuah tas besar dan membagikan wakaf Qur'an serta buku Iqra kepada para tukang ojek. "Ini adalah hadiah dari kami untuk bapak-bapak. Semoga bisa digunakan untuk terus belajar dan mendekatkan diri kepada Allah, al-Qur'an ini kami salurkan dari para dermawan dan bantuan dari Baznas" ujar Wahyu dengan penuh harap, sambil menoleh ke Pak Syam pengurus Baznas yang turut hadir sebagai ungkapan terima kasih telah mendukung tugas penyuluh.
Para tukang ojek terlihat sangat terharu. Sutan, yang jarang berbicara, mengucapkan terima kasih dengan suara bergetar. "Terima kasih banyak, Pak. Kami merasa dihargai, meskipun pekerjaan kami sederhana."
Sebagai penutup, tim penyuluh memberikan beberapa nasihat praktis. "Jangan lupa membaca doa sebelum berangkat bekerja, dan jangan pernah merasa malu dengan pekerjaan halal. Semua pekerjaan yang dilakukan dengan niat baik pasti diberkahi," kata Fadlan.
Hari itu menjadi momen berharga bagi semua yang hadir. Tim penyuluh dan para tukang ojek merasa mendapat pelajaran baru, bahwa dakwah tidak harus dilakukan di tempat yang megah atau formal. Di bawah pohon rindang pangkalan ojek, semangat kebersamaan dan keimanan tumbuh subur. Para tukang ojek merasa lebih bersemangat, tidak hanya dalam mencari nafkah, tetapi juga dalam memperbaiki hubungan mereka dengan Sang Pencipta. Hormat kami pada para pejuang nafkah, komunitas ojek dimanapun berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar