Sabtu, 07 Desember 2024

AYAH MANDE IDOLA KAMI


 

Awal Cinta Ayah Mande;
Ayah berķisah tahun 1961 ayah sudah bekerja di Dinas Pendidikan Agama setelah tamat SMEP atas bimbingan Burhan Kamil seorang tokoh di Air Manggis.
Dengan latar belakang ekonomi, ayah dipercayakan menjadi bendahara.
Pada suatu hari, saat ayah membayar gaji guru agama sebutlah namanya Zubaidah, mata ayah tertuju pada seorang gadis yang menemani Zubaidah, Ia bernama Yulisma.
Cinta pandangan pertama, membuat ayah mencari tahu siapa sosok gadis itu. Datanglah ia kepada mamaknya bernama Mak Umar. Melalui istri mak umar ditemani adik iparnya  Suna, ayah mengetahui gadis itu baru saja pulang dari Jakarta, anak Si Saman di Muaro Manggung salah satu urang kayo & tokoh disegani saat itu
Dengan mahar yang disediakan Mak Umar, menikahlah ayah dengan Yulisma; Mande kami dari 10 anak kakak beradik ini.

Sejarah Hidup Ayah Kita, Rustam
Rustam lahir pada tahun 1944 di sebuah desa yang tenang dan damai. Beliau dikenal sebagai sosok pekerja keras, penuh kasih, dan selalu memprioritaskan keluarganya. Pada tanggal 19 Januari 1966, Rustam menikah dengan Yulisma, seorang wanita yang menjadi pendamping hidup setianya. Bersama-sama, mereka membangun rumah tangga yang harmonis dan penuh berkah.
Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai 10 orang anak, terdiri dari 6 laki-laki dan 4 perempuan. Berkat didikan Rustam dan Yulisma yang penuh disiplin dan kasih sayang, semua anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan sukses di bidangnya masing-masing.
Kini, di usia yang telah menginjak 80 tahun, Rustam dan Yulisma menikmati masa tua dengan penuh kebahagiaan. Mereka dikelilingi oleh cinta dari keluarga besar, termasuk 38 orang cucu yang selalu membawa keceriaan dalam hidup mereka.
Rustam dan Yulisma adalah simbol keteladanan dalam keluarga. Kehidupan mereka yang penuh perjuangan dan cinta menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk terus menjaga nilai-nilai keluarga, kerja keras, dan rasa syukur.

Mande Berkisah
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mande tak biarkan ayah seorang diri, walau masa gadisnya tergolong anak manja bahkan dimanjakan saudara2 laki-lakinya. Tahu punya anak banyak, 
Mande ikut bantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan jualan hasil kebun spt salak, ubi, kopi, rempah2 & sayuran. Suatu ketika sekembali mande pulang dari kebun sudah sore menjelang maghrib, betis mande bengkak cukup besar. Nenek Bani bilang: "Kau Lis kanai cotok ula", saat itu mande masih tinggal di Muaro Manggung.
Begitulah salah satu perjuangan Mande untuk anak2-nya.




Tidak ada komentar: