🌱 CATIN NAMPAK: Calon Pengantin Menanam dan Berdampak
Filosofi:
Program Catin Nampak lahir dari kesadaran bahwa pernikahan bukan hanya penyatuan dua insan, tetapi juga awal dari tanggung jawab baru terhadap kehidupan—baik kehidupan rumah tangga maupun kehidupan alam. Dengan menanam pohon, setiap calon pengantin diajak untuk menanam komitmen, merawat cinta, dan memberi dampak bagi bumi dan masyarakat.
🌿 Makna Simbolik Penanaman Pohon
-
Menanam sebagai tanda awal kehidupan baru
Seperti bibit yang ditanam di tanah, pernikahan pun dimulai dari niat yang tulus dan komitmen untuk tumbuh bersama. Pohon yang ditanam melambangkan awal dari kehidupan baru yang membutuhkan perawatan dan kesungguhan agar dapat bertumbuh kokoh. -
Akar melambangkan fondasi rumah tangga
Akar yang kuat menandakan dasar yang kokoh dalam keluarga—iman, kejujuran, dan kesetiaan. Tanpa akar yang kuat, pohon mudah tumbang; demikian pula rumah tangga tanpa fondasi nilai agama akan mudah goyah. -
Batang pohon melambangkan keteguhan dan tanggung jawab
Pohon yang tumbuh tegak menggambarkan keteguhan pasangan dalam menghadapi ujian hidup. Ia tumbuh menghadapi panas, hujan, dan badai, sebagaimana keluarga harus teguh dalam menghadapi tantangan kehidupan. -
Daun melambangkan kesejukan dan kasih sayang
Daun-daun yang rindang memberikan keteduhan dan kesejukan bagi sekitarnya. Demikian pula, keluarga yang penuh kasih dan empati akan menghadirkan suasana nyaman bagi anak-anak dan masyarakat. -
Buah melambangkan keberkahan dan hasil pengasuhan
Pohon yang dirawat dengan baik akan berbuah manis. Begitu pula keluarga yang dijaga dengan cinta, keimanan, dan tanggung jawab akan menghasilkan buah berupa anak-anak saleh, hubungan harmonis, dan keberkahan hidup.
🌸 Dimensi Ekoteologi: Menanam untuk Bumi, Iman, dan Keluarga
Program Catin Nampak mengandung pesan ekoteologis, yakni kesadaran bahwa manusia adalah khalifah di bumi yang bertugas menjaga kelestarian alam.
Dengan menanam pohon, calon pengantin:
-
Meneladani Rasulullah ﷺ yang bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, lalu sebagian hasilnya dimakan manusia, burung, atau binatang, kecuali itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim) -
Menunjukkan rasa syukur atas nikmat pernikahan dengan memberi manfaat nyata bagi lingkungan.
-
Mengukuhkan tekad bahwa keluarga yang dibangun bukan hanya memberi manfaat pada diri sendiri, tetapi juga berdampak bagi alam dan masyarakat.
💚 Makna Relasional: Merawat Pohon = Merawat Keluarga
Menanam saja tidak cukup. Pohon perlu disiram, dipupuk, dijaga dari hama, dan dirawat dengan telaten.
Demikian pula dengan rumah tangga:
-
Disiram dengan kasih dan komunikasi yang baik,
-
Dipupuk dengan iman dan doa,
-
Dilindungi dari racun perselisihan dan keegoisan,
-
Dirawat dengan kesabaran dan tanggung jawab.
Ketika suami-istri konsisten merawat cinta seperti merawat pohon, maka buah yang akan dipetik adalah keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
🌾 Penutup: Dari Pohon Tumbuh Harapan
Setiap pohon yang ditanam oleh calon pengantin adalah simbol harapan—bahwa pernikahan mereka akan memberi kehidupan bagi banyak makhluk, sebagaimana pohon memberi oksigen dan kesejukan.
Maka Catin Nampak bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan gerakan spiritual dan ekologis:
“Menanam cinta, menumbuhkan keluarga, dan memberi dampak bagi bumi.” UWaS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar