Jumat, 24 Oktober 2025

Menua yang Sukses: Hidup Bahagia di Ujung Usia Perspektif Islam dan Psikososial

 


🌿 Menua yang Sukses: Hidup Bahagia di Ujung Usia

Perspektif Islam dan Psikososial

Oleh: Wahyu Salim

Ketika rambut mulai memutih, langkah melambat, dan anak-anak sudah tumbuh menjadi orang dewasa mandiri, sebagian orang mulai merasa masa mudanya telah berlalu. Padahal, dalam pandangan Islam, usia tua bukan tanda akhir kehidupan, melainkan babak baru untuk memetik buah dari pohon amal.

Allah Swt. berfirman:

“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu kuat setelah lemah itu, kemudian Dia menjadikan kamu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
(QS. Ar-Rum: 54)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa proses menua adalah sunnatullah, hukum alam yang pasti akan dialami setiap manusia. Tidak ada yang bisa menolak tua, tapi setiap orang bisa memilih cara menjadi tua — apakah dengan keluh kesah atau dengan penuh syukur dan kebahagiaan.

🕌 Lansia dalam Pandangan Islam

Islam memuliakan orang tua. Dalam banyak ayat dan hadis, Allah dan Rasul-Nya menegaskan pentingnya menghormati dan menyayangi mereka. Bahkan, berbuat baik kepada orang tua ditempatkan sejajar dengan perintah menyembah Allah.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.”
(QS. Al-Isra’: 23)

Rasulullah saw. juga bersabda:

“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak menghormati yang tua.”
(HR. Tirmidzi)

Artinya, lanjut usia bukan beban masyarakat, tetapi sumber hikmah, doa, dan keberkahan. Dalam usia senja, ibadah menjadi lebih bermakna, doa lebih dalam, dan keikhlasan lebih murni.

💖 Kebahagiaan Lansia dari Sisi Psikososial

Dalam ilmu psikologi, khususnya teori Erik Erikson, masa lanjut usia digambarkan sebagai tahap “integritas versus keputusasaan.” Artinya, seseorang akan merasa damai dan bahagia bila mampu menerima masa lalunya dengan lapang hati dan merasa hidupnya bermakna. Namun, jika ia terus menyesali masa lalu, maka yang muncul adalah perasaan hampa dan putus asa.

Lansia yang bahagia adalah mereka yang:

  1. Menerima diri apa adanya, tidak menyesali masa lalu.

  2. Masih merasa berguna, baik di keluarga maupun lingkungan.

  3. Menjaga hubungan sosial, tetap bersilaturahmi dan aktif di kegiatan masyarakat.

  4. Memiliki makna spiritual, dekat dengan Allah dan ikhlas menjalani takdir-Nya.

Sementara lansia yang tidak bahagia biasanya menutup diri, merasa tak berharga, dan kehilangan semangat hidup. Padahal, dari sisi psikososial, dukungan sosial dan spiritual adalah dua vitamin utama untuk memperpanjang kebahagiaan di usia senja.

🌸 Kunci Menua yang Sukses

Menua yang sukses tidak sekadar soal umur panjang atau tubuh sehat, tetapi hidup dengan makna dan ketenangan hati.
Berikut beberapa kuncinya:

  1. Husnuzhan (berbaik sangka) kepada Allah.
    Percaya bahwa setiap tahap kehidupan adalah bentuk kasih sayang-Nya.

  2. Tetap aktif dan bermanfaat.
    Ikut majelis taklim, mengajar anak-anak mengaji, menanam pohon, atau berbagi pengalaman hidup.

  3. Menjaga kesehatan fisik dan mental.
    Olahraga ringan, tidur cukup, dan menjaga hati dari iri serta amarah.

  4. Menjaga silaturahmi.
    Temui sahabat lama, hadiri kegiatan masyarakat, karena interaksi sosial memperpanjang kebahagiaan.

  5. Menyiapkan diri untuk husnul khatimah.
    Menata hati agar kematian kelak disambut dengan senyum dan ketenangan.

Rasulullah saw. bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)

🌺 Tua Bukan Akhir, Tapi Puncak Kedewasaan Iman

Menjadi tua bukan berarti tidak berdaya. Justru, usia senja adalah waktu emas untuk mendekatkan diri kepada Allah. Saat kesibukan dunia mulai berkurang, hati punya lebih banyak ruang untuk berzikir dan bermuhasabah.

Lansia yang sukses bukan yang sekadar sehat dan panjang umur, tetapi yang meninggalkan jejak kebaikan — anak saleh, ilmu yang bermanfaat, dan amal jariyah yang terus mengalir.

Mereka menua dengan senyum, bukan keluhan. Mereka melihat keriput bukan sebagai tanda kelemahan, tapi lukisan perjalanan iman.

💬 Penutup

Menua adalah anugerah. Tidak semua diberi kesempatan untuk sampai ke usia tua. Maka, bersyukurlah. Gunakan sisa waktu dengan bijak, penuh cinta, dan pengabdian kepada Allah.

🌿 “Tua bukan berarti lemah, tapi matang dalam iman.”
🌿 “Menua dengan bahagia, menua dengan berkah.”

UWaS

Tidak ada komentar: