🌿 Keluarga Bahagia Lahir dari Hati yang Saling Mendahulukan
(QS. Al-Hasyr: 9)
🕌 1. Pendahuluan
Kebahagiaan keluarga bukan hanya diukur dari rumah megah atau harta melimpah, tetapi dari hati yang rela mendahulukan kepentingan pasangan dan keluarga di atas kepentingan diri sendiri.
Inilah kunci yang sering terlupakan dalam membangun rumah tangga Islami.
Allah ﷻ berfirman dalam QS. Al-Hasyr: 9:
“Dan mereka mengutamakan (orang lain) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.”
Ayat ini menggambarkan nilai luhur itsar (altruism) — mendahulukan orang lain demi kebaikan bersama — yang menjadi dasar keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga.
💞 2. Makna Mendahulukan dalam Keluarga
Rumah tangga yang sakinah dibangun atas semangat saling memberi, bukan saling menuntut.
Ketika suami mendahulukan kenyamanan istri, dan istri mengutamakan kebahagiaan suami, maka tumbuhlah cinta yang menenteramkan.
Mendahulukan bukan berarti mengalah terus, tetapi menjaga hati pasangan agar tidak terluka.
Ia adalah bentuk empati, kasih sayang, dan pengorbanan yang menumbuhkan rasa saling menghargai.
🌸 3. Teladan dari Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam hal mendahulukan pasangan.
Beliau membantu pekerjaan rumah, berbicara lembut kepada istri-istrinya, bahkan mendengarkan mereka dengan penuh perhatian.
Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan:
“Rasulullah membantu pekerjaan rumah tangga, dan bila tiba waktu shalat, beliau segera keluar untuk shalat.”
Keteladanan ini menunjukkan bahwa kemuliaan suami bukan diukur dari kekuasaan, tapi dari kasih dan tanggung jawab.
🌼 4. Dampak Positif Sikap Saling Mendahulukan
-
Menumbuhkan cinta sejati — karena cinta tumbuh dari empati dan pengorbanan.
-
Menghapus egoisme — sebab dalam keluarga tidak ada “aku”, yang ada “kita”.
-
Menumbuhkan rasa syukur — karena melihat pasangan sebagai karunia, bukan beban.
-
Menjadi teladan bagi anak-anak — mereka belajar menghargai dan berbagi dari orang tuanya.
Keluarga yang saling mendahulukan akan lebih mudah menghadapi ujian hidup dengan hati lapang dan saling menopang.
🌺 5. Refleksi Kehidupan Keluarga Kini
Fenomena yang marak hari ini adalah egoisme digital — masing-masing sibuk dengan dunianya sendiri; suami dengan gawai, istri dengan media sosial, anak dengan game.
Akibatnya, kehangatan keluarga perlahan memudar.
Padahal kebahagiaan rumah tangga lahir bukan dari banyaknya fasilitas, tapi dari hati yang saling memahami dan saling mendahulukan.
Keluarga modern membutuhkan kembali semangat itsar — saling memberi ruang, waktu, dan perhatian.
🌻 6. Pesan Dakwah
“Jika ingin rumah tangga bahagia, jangan hanya saling mencintai, tapi juga saling mendahulukan dalam kebaikan.”
Rumah tangga yang saling mendahulukan akan menjadi tempat bertumbuhnya cinta, sumber kedamaian, dan ladang pahala.
🤲 Doa Singkat
“Ya Allah, jadikanlah hati kami saling mendahulukan dalam kebaikan, saling memahami dalam perbedaan, dan saling menguatkan dalam setiap ujian. Aamiin.”
✍️ Oleh:
Wahyu Salim
Penyuluh Agama Islam

Tidak ada komentar:
Posting Komentar