💖 Jangan Biarkan Ego Mengalahkan Cinta
(Inspirasi dari HR. Bukhari)
Dalam setiap rumah tangga, cinta adalah fondasi utama yang menyatukan dua hati yang berbeda.
Namun, seiring perjalanan waktu, cinta itu sering kali diuji — bukan oleh orang ketiga, bukan pula oleh harta, tapi oleh ego yang tumbuh diam-diam di dalam diri.
Ego adalah keinginan untuk selalu merasa benar, ingin didengar, dan enggan mengalah.
Jika dibiarkan, ego bisa menjadi tembok tinggi yang memisahkan dua hati yang sebenarnya saling mencintai.
🕌 1. Tuntunan Rasulullah ﷺ Tentang Kerendahan Hati
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”
(HR. Bukhari)
Hadis ini mengingatkan bahwa kesombongan dan ego yang tak terkendali bukan hanya merusak hubungan dengan sesama, tapi juga menodai hubungan kita dengan Allah.
Dalam konteks rumah tangga, kesombongan sering tampak dalam bentuk tidak mau meminta maaf, enggan mendengarkan, dan merasa paling benar.
Padahal, cinta sejati justru tumbuh dari kerendahan hati — kesediaan untuk mendengar, memahami, dan memaafkan.
💞 2. Ego: Musuh Dalam Selimut Rumah Tangga
Banyak pasangan yang sebenarnya masih saling mencintai, namun tak lagi saling menyapa,
karena gengsi untuk memulai percakapan.
Ada yang menyimpan luka lama, karena merasa selalu disalahkan.
Ada pula yang merasa lelah, karena cintanya tak lagi dihargai.
Semua itu berakar pada ego yang tidak dijinakkan.
Ego seperti api kecil — bila tidak dipadamkan, ia bisa membakar seluruh kebun cinta yang telah lama dirawat bersama.
🌿 3. Cinta yang Sejati Adalah Cinta yang Rendah Hati
Cinta sejati bukan sekadar romantis di awal pernikahan,
tapi tentang siapa yang lebih dulu menundukkan hati ketika konflik datang.
Cinta yang kuat bukan yang selalu menang dalam perdebatan,
tapi yang mau mengalah demi menjaga keutuhan dan kedamaian.
Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam hal ini.
Beliau lembut terhadap istrinya, tidak kasar dalam perkataan, dan tidak pernah marah karena urusan pribadi.
Beliau hanya marah ketika kehormatan agama dilanggar.
Ini menunjukkan bahwa mengalah dalam hal pribadi bukan kelemahan, tapi bukti kematangan iman dan kasih.
🌸 4. Mengelola Ego Dengan Bijak
Beberapa langkah sederhana untuk menundukkan ego dalam keluarga:
-
Berhenti untuk mendengarkan, bukan untuk membalas.
-
Bicara dengan hati, bukan dengan nada tinggi.
-
Berdoa sebelum berdebat, karena hati yang dekat dengan Allah lebih mudah dilunakkan.
-
Ucapkan maaf lebih dulu, karena pemenang sejati adalah yang bisa menenangkan, bukan yang memenangkan.
🌺 5. Refleksi: Cinta atau Ego yang Menang?
Saat konflik datang, tanyakan pada diri sendiri:
“Apakah aku ingin menang, atau ingin hubungan ini tetap tenang?”
Jika cinta kita lebih besar dari ego, maka setiap masalah akan berakhir dengan pelukan, bukan perpisahan.
Tetapi bila ego yang menang, cinta perlahan akan pudar, bahkan bisa hilang tanpa disadari.
🤲 6. Doa Penutup
“Ya Allah, lembutkan hati kami agar lebih memilih cinta daripada ego,
lebih memilih sabar daripada marah,
dan lebih memilih ridha-Mu daripada kemenangan diri.”
✍️ Wahyu Salim
Penyuluh Agama Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar