Jumat, 19 September 2025

Da Jon Supir NPM: Jangan Lewati Waktu Subuh


Da Jon Supir NPM: Jangan Lewati Waktu Subuh

Namanya Jon, tapi para penumpang dan rekan sopir biasa memanggilnya Da Jon. Ia sudah puluhan tahun mengabdi sebagai supir bus NPM yang melayani rute antar kota antar provinsi di Sumatera. Ada satu prinsip hidup yang tidak pernah ia tinggalkan: jangan sekali-kali melewati waktu shalat Subuh di jalan.



Setiap kali azan Subuh tiba, di mana pun ia berada, Da Jon akan menepi dan mengarahkan busnya masuk ke halaman masjid atau mushalla terdekat. Para penumpang pun dipersilakan turun untuk menunaikan shalat. Sebagian awalnya heran, ada juga yang merasa perjalanan jadi sedikit tertunda. Namun lambat laun, para penumpang justru merasa tenteram. Mereka tahu, kalau naik bus yang dikemudikan Da Jon, insya Allah perjalanan terasa aman dan penuh keberkahan.


“Shalat Subuh itu bukan cuma kewajiban, tapi benteng dari bala. Saya sudah sering merasakannya,” kata Da Jon sambil tersenyum.

Kisah nyata pernah ia alami. Suatu malam, bus yang ia bawa terjebak dalam kondisi jalan yang rawan longsor. Di depan mereka, sebuah truk tergelincir dan menimpa mobil pribadi. Korban berjatuhan. Namun anehnya, bus yang ia kemudikan berhenti tepat beberapa meter sebelum titik longsor. Para penumpang gemetar menyaksikan kejadian itu.

“Saya yakin, itu semua karena kita tidak pernah meninggalkan Subuh di jalan,” ucapnya penuh keyakinan.

Ada pula kisah lain. Di sebuah perjalanan panjang, bus NPM yang ia kemudikan sempat mengalami rem blong di turunan. Para penumpang panik, sebagian berteriak histeris. Tapi entah bagaimana, bus bisa berhenti setelah menabrak pagar pembatas tanpa menimbulkan korban jiwa. Padahal, bagian depan bus hancur parah. Sejak itu, semakin banyak penumpang yang percaya: doa dan shalat Subuh di perjalanan telah menjadi penjaga keselamatan mereka. 

Begitu juga saat jalan licin, tidak hanya soal kemampuan mengemudi tapi saat Allah "turun tangan" menyelamatkan.

Para penumpang sering bercerita, naik bus Da Jon itu bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan batin. Ada rasa aman, ada ketenangan, ada keyakinan bahwa supir mereka mengemudi bukan hanya dengan keterampilan, tapi juga dengan keimanan.

Kini, setiap orang yang pernah menumpang bus bersama Da Jon akan bercerita pada kerabat dan teman:
“Kalau mau aman, naiklah bus NPM yang supirnya Da Jon. Dia pasti berhenti Subuh di masjid. Dan percayalah, itu membuat kita merasa dijaga Allah sepanjang perjalanan.” 

Apa yang diyakini Da Jon adalah sesuatu yang benar adanya dan seharusnya memang begitu, akan beda dengan sholat wajib lainnya seperti zhuhur dengan Ashar, Maghrib dengan Isya yang bisa dilakukan dengan cara jama'/qashar baik secara taqdim maupun ta'khir.

Bagi Da Jon, keselamatan bukan hanya soal kecepatan atau keterampilan mengemudi. Lebih dari itu, keselamatan adalah buah dari ketaatan kepada Allah. Ia meyakini, shalat Subuh yang tidak ditinggalkan akan menjadi tameng dari berbagai musibah. UWaS



Tidak ada komentar: