Persatuan dan kesatuan merupakan modal utama dalam membangun bangsa yang kuat, sejahtera, dan bermartabat. Indonesia sebagai negara yang majemuk dengan keragaman suku, budaya, bahasa, dan agama membutuhkan fondasi kokoh agar tidak mudah terpecah belah. Dalam hal ini, umat Islam dapat mengambil teladan agung dari Rasulullah SAW, yang telah berhasil merajut ukhuwwah (persaudaraan) serta membangun peradaban Madinah yang damai, adil, dan sejahtera.
Landasan al-Qur’an dan Sunnah tentang Persaudaraan
Al-Qur’an menegaskan pentingnya persatuan umat:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai...” (QS. Āli ‘Imrān [3]: 103).
Ayat ini memberikan arahan bahwa persatuan umat hanya dapat terwujud jika berlandaskan pada ajaran Allah SWT. Islam tidak menghendaki perpecahan, adu domba, maupun permusuhan, melainkan mengajak umat untuk saling menguatkan dalam kebaikan.
Rasulullah SAW juga bersabda:
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya; ia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya (tersia-siakan)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan betapa ukhuwah Islamiyah bukan sekadar slogan, tetapi harus diwujudkan dalam sikap saling menolong, melindungi, dan menjaga kehormatan sesama.
Keteladanan Rasulullah SAW dalam Membangun Ukhuwwah
Ketika hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar dalam ikatan yang tulus. Mereka saling berbagi harta, tempat tinggal, bahkan membuka lapangan pekerjaan bagi saudara barunya. Model persaudaraan ini menjadi pondasi utama dalam membangun masyarakat Madinah yang damai meski dihuni oleh berbagai kabilah dengan latar belakang berbeda.
Rasulullah juga menjalin perjanjian dengan kelompok Yahudi Madinah melalui Piagam Madinah yang menegaskan hak dan kewajiban bersama dalam menjaga kota. Inilah bukti nyata bahwa Rasulullah tidak hanya menekankan ukhuwah Islamiyah, tetapi juga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).
Relevansi bagi Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia hari ini menghadapi tantangan besar berupa polarisasi politik, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan upaya adu domba yang berpotensi melemahkan persatuan. Dalam konteks ini, umat Islam harus meneladani Rasulullah SAW:
-
Menguatkan Ukhuwwah Islamiyah: Umat Islam perlu saling mendukung dan menghindari perpecahan hanya karena perbedaan pandangan.
-
Menjaga Ukhuwwah Wathaniyah: Islam mengajarkan cinta tanah air (hubbul wathan minal iman). Oleh karena itu, menjaga persatuan bangsa Indonesia adalah bagian dari pengamalan iman.
-
Membangun Ukhuwwah Insaniyah: Rasulullah SAW mengajarkan kasih sayang kepada seluruh manusia tanpa melihat latar belakang suku atau agama. Hal ini penting dalam konteks Indonesia yang plural.
-
Menghindari Fitnah dan Adu Domba: Al-Qur’an memperingatkan agar umat tidak terjebak dalam kebencian yang dapat menghancurkan persaudaraan (QS. al-Hujurat [49]: 10–12).
Penutup
Persatuan dan kesatuan bangsa adalah amanah sekaligus nikmat yang wajib dijaga. Rasulullah SAW telah memberi teladan bagaimana membangun masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera melalui ukhuwah. Dengan menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman, umat Islam di Indonesia dapat berkontribusi nyata dalam menjaga keutuhan NKRI.
Semoga kita semua dapat meneladani Rasulullah SAW dalam merajut ukhuwah dan merawat persatuan bangsa demi tercapainya Indonesia yang damai, adil, dan diridhai Allah SWT. UWaS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar